“Keyla mau nulis”“Iya” kata Keyla kecil.Kebetulan saya membawa buku tulis. Kemudian saya membiarkan Keyla yang masih berusia 2 tahun ini mencoret-coret buku yang saya berikan.“Bulat..bulat..bulat” Keyla menyanyi dan mencoret-coret dengan senang. Saya pun turut bernyanyi mengiringi kata yang dilontarkan Keyla kecil ini.

Tidak lama, buku pun menjadi penuh dengan bulatan-bulatan yang di buat Keyla. Keyla memang anak yang suka menulis atau lebih tepatnya mencoret-coret. Apalagi mencoret sambil bernyanyi. Keyla makin senang mencoret-coret, barangkali Keyla memahaminya ia tengah menulis dan membuat susunan kata.

Lain halnya dengan Nera Kakaknya yang berusia 5 tahun. Saya melihatnya mengeja susunan huruf. Saat Nera ditunjukkan dengan film yang menggunakan subtitle. Nera segera menangkap dan mengeja. Kemudian mencoba mengulangi kata-kata yang didapatkannya.

Dalam aktivitas menulis, anak juga memiliki beberapa tahap harus yang dilalui. Seperti cerita Keyla tadi. Aktivitas awalnya didapatkan dari perhatian di sekelilingnya. Anak perlu melalui tahapan perkembangan sebelum mereka menulis kalimat dan belajar kata-kata. Menurut Brown (Susanto, 2014: 93) terdapat empat tahapan menulis.

Tahap pertama, pre communicative writing, pada tahap ini anak belajar bahwa huruf-huruf itu membentuk kata-kata untuk keperluan berkomunikasi. Anak akan memperhatikan orangtua dan sekelilingnya membaca dan menulis sekalipun anak belum menghubungkan huruf dan bunyi.

Tahap kedua, semphonic writing, tahap ini anak mulai memahami huruf, bunyi dengan konsonan dalam posisinya sebuah kata. Hal ini ditunjukkan Nera yang sudah dapat mendeteksi huruf dan mengucapkannya.

Tahap ketiga, phonic writing¸ tahap ini anak mulai mengeja bunyi menurut struktur kata. Tahap ini ditunjukkan oleh Nera. Ia sering mengeja dan mengulang kata yang didapatkan.

Tahap keempat, trantitional writing, tahap ini merupakan tahapan transisi di mana anak mulai mengikuti aturan untuk standar ejaan. Tahap ini, Orangtua bisa mendampingi anak untuk membuat tulisan. Saat anak sudah dapat mendeteksi huruf dan mengucapkannya. Anak perlu diberikan kebebasan menulis untuk memindahkan susunan huruf yang masih di dalam ingatannya ke dalam tulisan.

Muhamad Iqbal – Relawan Pustaka Wadas Kelir