“Ka, ada buku baru tidak?”

Pertanyaan dari bocah-bocah wadas kelir yang akhir-akhir ini viral di telinga kami, para relawan. Tidak sedikit relawan yang merasa kebingungan untuk menjawab pertanyaan sederhana ini. Berbagai alasan pun kami lontarkan agar bocah ini tidak patah semangat untuk terus membaca dan berdatangan ke TBM Wadas Kelir.

Padahal baru saja kami mendapat hadiah beberapa buku dari KPK namun seketika itu pula, mata bocah-bocah wadas kelir menatap tajam pada setiap kata dalam bukunya. Alhasil, semua buku pun kembali habis dibaca.

Kami para relawan pun kembali khawatir jika irama minat baca bocah-bocah wadas kelir tak lagi terjaga. Sosial media pun pada akhirnya menjadi alat untuk berbagi informasi mendapatakan buku baru.

Beruntungnya kami. Ada tangan-tangan yang tak terlihat yang peduli dan mendonasikan bukunya. Ibu Siti Zulaekha namanya. Beliau kepala sekolah di SD Negeri Pasir Lor Karang Lewas – Purwokerto. Tiba-tiba beliau ingin bermain bersama murid-muridnya ke TBM Wadas Kelir untuk belajar menulis dan membawakan satu kardus buku penuh.

“Mas, katanya bocah-bocah disini kehausan buku yak?” Tanya Bu Zulaekha.

“Hehe” saya hanya tersenyum malu.

“Maaf ya mas ini buku-buku lama dan beberapa kayaknya ada yang sedikit robek” tambah Bu Zulaekha.

“Wah tidak apa-apa, Bu. Diberi buku saja kami sudah bahagia. Ini sangat bermanfaat untuk bocah-bocah disini. Terima kasih, Bu.”

Ya, diberi buku pun kami sudah bahagia. Kami tidak pernah menghiraukan kondisi buku seperti apa dan seberapa lama usianya. Sebab di dalam buku itu selalu ada pengetahuan yang tak terduga. Dari pengetahuan tak terduga inilah membuat perilaku dan sikap bocah-bocah wadas berubah. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang hebat dan literat.

Terima kasih untuk tangan-tangan yang tak terlihat yang membuat minat baca bocah-bocah wadas kelir kembali bersemangat dan terus meningkat.