Cuaca yang cukup panas membuat tubuh ingin bermalas-malasan. Namun itu tak berlaku untuk diri saya saat ini. Memanfaatkan waktu secara sebaik-baiknya.  Duduk di TBM sambil membaca koran. Koran sudah pengganti televisi semenjak ada di kost.

Baru saja membuka lembar pertama koran terdengar suara anak sedang bertengkar. Kafka dan Bilqis. Sepertinya mereka saling marah besar. Kafka sampai memukul tiang dengan sebilah tangkai pohon dan melempar benda apapun di dekatnya. Walaupun tidak beradu fisik harus tetap diatasi.

“Kafka, ambilin buku sepeda dong?” saya mencoba merendamkan amarahnya.

“MBUH.” Jawabannya yang cukup cuek.

Sepertinya Kafka masih marah. Ditambah Bilqis juga masih cuek sama Kafka. Saya masih memperhatikan mereka berdua yang tetap buang muka satu sama lain.

“Kafka, mau dibaca buku TIWI?” saya mencoba mengajak kembali membaca buku.

“Sudah pernah, kak. Yang lain lha.” Jawab Kafka.

Kayaknya Kafka mulai respon. Terlihat dia mengitari gerobak baca untuk mencari dia inginkan. Bilqis yang dari tadi duduk diam mulai berdiri mendekati Kafka untuk membantu mencari buku.

“Ka Khotib, buku ini saja. Bagus. Ada gambar kue dan lilinnya.” Teriak Kafka setelah mendapatkan buku.

Kami pun duduk. Saya membacakan buku untuk mereka. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mereka. Tertawa pun tak pernah ketinggalan dari mereka sampai lupa bahwa mereka tadi telah bertengkar.

DARI SAYA MEMAHAMI BAHWASANYA MARAH ITU SIFAT MANUSIAWI SEORANG ANAK. NAMUN KITA SEBAGAI PENDIDIK BAGAIMANA HARUS MENYELESAIKAN MASALAH  SEORANG ANAK DENGAN PENDIDIKAN PULA.