Menumbuhkan dan menjaga irama minat baca masyarakat tidaklah semudah yang kita bayangkan, akan tetapi juga tidak sulit untuk dilakukan.  TBM Wadas Kelir sebagai salah satu unit dalam komunitas Rumah Kreatif Wadas Kelir yang berada di daerah Puwokerto Kabupaten Bunyumas – Jawa Tengah ini telah membawa angin segar dalam menumbuhkan dan menjaga irama minat baca masyaraat melalui cara-cara yang kreatif dan inovatif.

Setidaknya ada empat cara kreatif dan inovatif yang dilakukan oleh TBM Wadas Kelir dalam menumbuhkan sekaligus menjaga irama membaca masyarakat.

Pertama, penyediaan kartu poin baca. Masing-masing anak, remaja hingga orang tua memiliki kartu poin baca yang setiap kali masyarakat meminjam buku maka akan mendapatkan satu poin. Semakin banyak buku yang dipinjam maka semakin besar poin yang didapatkan. Dan, semakin besar poin yang terkumpulkan maka semakin besar pula untuk mendapatkan hadiah menarik yang terpajang rapi di dalam almari. Dengan penyedian kartu baca ini, anak-anak, remaja, hinga orang tua berlomba-lomba untuk meminjam buku setiap hari. Dari sini, anak-anak usia dini aktif membaca buku, bahkan mendengar cerita dari orang tua seorag anak terkadang anak itu tidak mau tidur sebelum orang tua membacakan buku cerita kepadanya.

Kedua, kegiatan bercerita (read aloud). Kegiatan bercerita ini dilakukan oleh petugas TBM Wadas Kelir setiap hari. Tidak hanya itu, petugas juga diwajibkan untuk mempromosikan buku pada masyarakat sehingga anak tertarik untuk membaca buku yang ditawarkan. Dengan stimulasi seperti ini, masyarakat selalu termotivasi untuk meminjam buku dan irama membaca pun terjaga.

Ketiga, penyediaan fasilitas pojok baca bagi orang tua di PAUD. Fasilitas ini sediakan khusus untuk orang tua untuk menghilangkan rasa bosan saat menunggu anak sampai pulang sekolah. Selain itu, dalam pojok baca ini juga dijadikan sebagai klinik baca-tulis bagi anak usia dini. Anak-anak diajari dasar-dasar membaca dan menulis. Bagi orang tua di sini juga diwajibkan meminjam minimal satu buku untuk dibacakan pada anaknya saat di rumah.

Keempat, pentas seni dan literasi. Adalah kegiatan yang dilaksanakan setiap dua bulan sekali untuk mengeksplorasikan hasil pengalaman membaca masyarakat dalam bentuk kegiatan seni seperti penampilan tari, pantomim, dance, menyanyi, maupun beatbox. Kegiatan ini juga dijadikan sebagai ajang apresiasi bagi masyarakat yang rajin membaca buku dan mendapatkan poin paling tinggi. Dalam ajang apresiasi ini masyarakat mendapatkan banyak kejutan dan hadiah menarik. Dari sinilah anak-anak hingga orang tua menjadi selalu tergugah untuk membaca, membaca, dan terus membaca.

Dengan keempat cara kreatif ini mampu memberikan keajaiban pada masyarakat. Mulai dari tumbuhnya keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi, berkembangnya keterampilan berkomunikasi, hingga tingginya minat baca yang dalam kurun waktu sehari masyarakat bisa membaca tiga hingga lima buku. Semoga cara kreatif dan inovatif ini bisa menginspirasi pegiat literasi di seluruh nusantara dalam menumbuhkan dan menjaga irama membaca masyarakat.[]