Setiap harinya, saya dan Relawan Pustaka¨ Gerobak Baca Wadas Kelir menunggu. Tentu tidak sekadar menunggu. Kami menunggu anak-anak sekolah dasar pulang. Kami menunggu mereka datang ke Gerobak Baca Wadas Kelir. Maka, saat waktu menunjukan pukul 12.00 WIB, kami segera bersiap-siap menyambut tamu-tamu istimewa kami: anak-anak sekolah dasar yang akan menyerbu kami, eh, buku-buku di Gerobak Baca.
Nyata sudah, di ujung gang itu, kami melihat Anin, Luna, dan teman-temannya, siswa kelas satu sekolah dasar yang memeluk buku dan berjalan menuju Gerobak Baca. Saat hampir mendekati Gerobak Baca, Anin dan Luna berlari, keduanya diikuti teman-teman lainnya, mereka berteriak penuh suka cita, “Pak Guru! Pak Guru!” Saya bahagia melihat pemandangan ini. Sangat indah.
Tentu saja, saya dengan Relawan Wadas Kelir menyambut dengan suka cita. Saya lontarkan pertanyaan, “Apa buku ini sudah dibaca?” Anak-anak menjawab dengan anggukan kepala senang. “Apakah ada buku yang baru, Pak Guru?” tanya anak-anak. Saya mengganggukkan kepala seraya melirik ke arah Gerobak Baca Wadas Kelir yang berdiri anggun.
Anak-anak langsung menuju Gerobak Baca dengan antusias. Disusul kemudian anak-anak lain yang sudah pada pulang sekolah berdatangan. Saya senang melihat anak-anak ramai mengembalikan buku, kemudian menyerbu Gerobak Baca untuk meminjam buku lagi. Ini menjadi pemandangan yang menyenangkan buat saya.
Read Aloud Dimulai
Setelah anak-anak memegang buku, seperti biasa, mereka akan menghampiri saya dan relawan pustaka yang berjaga. Mereka sudah pasti akan berteriak, “Pak Guru, read aloud!”
Saya dan teman-teman Relawan Pustaka menyambut anak-anak dengan senang hati. Anak-anak dibagi dua. Kami pun duduk melingkar. Kami siap membacakan buku ke anak-anak. Kami membacakan judul buku, dan membacakan isi buku pelan-pelan dengan suara lantang, dan anak-anak senang mendengarkannya.
Inilah kegiatan Read Aloud yang selalu menyenangkan anak-anak. Anak-anak sekolah dasar kelas rendah, selalu menyukainya. Bukti kesukaannya ditandai dengan kenyataan yang menakjubkan bahwa anak-anak sehari bisa dua sampai lima buku dibacakan. Terus, mereka mulai dengan senang hati saling Read Aloud. Artinya, anak-anak mempraktikan apa yang kami lakukan. Diam-diam, awalnya tanpa sepengetahuan saya, anak-anak saling Read Aloud, saat saya tahu, anak-anak berteriak malu pada Pak Guru.
Saya tertawa senang. Saya meyakini bahwa jika anak melakukan atau mempraktikan atas apa yang saya ajarkan, maka sungguh anak itu sangat berkesan. Pengalaman itu menakjubkan. Inilah nanti yang akan membentuk pribadi anak-anak. Pengalaman tidak akan terlupakan anak-anak. Akan anak akan selalu ingat dengan kegiatan membaca.
Saya pun menghampiri mereka, “Kenapa harus malu. Kalau kalian saling Read Aloud itu sangat bagus. Ayuk, diteruskan. Pak Guru tidak akan melihat.” Anak-anak tersenyum senang. Saya meninggalkan mereka yang sedang saling Read Aloud. Sayup-sayup saya mendengarkan suara anak-anak membacakan buku yang sangat indah. Dari Read Aloud inilah anak-anak mencintai buku, dan membaca buku kemudian menjadi kegidatan yang menyenangkan di Gerobak Baca Wadas Kelir seusai pulang sekolah.
¨ Relawan Pustaka adalah relawan remaja-remaja masyarakat sekitar yang ikut melayani anak-anak membaca di Gerobak Baca Wadas Kelir.