Oleh. David Perdana Kusuma

 

IDENTITAS BUKU

JUDUL : GURU HONORER, PENGABDIAN UNTUK NEGERI

BUKU ANTOLOGI KISAH INSPIRATIF DAN CERPEN

PENULIS: MAHIANG , DKK

PNERBIT: LITTLE SOLEIL SOLEIL DU MONDE, TAHUN 2022.

Buku ini bercerita tentang keluh kesah, pengalaman, dan pengabdian guru baik itu yang berstatus honorer dan sudah ASN.begitu membaca buku ini terus terang sayang terenyuh dan terkesima.kok bisa ya, ada profesi di dunia ini yang kontribusinya besar,berpengaruh pada nasib suatu bangsa, tapi payroll nya kecil?.benar-benar anomali. Begitu banyak pengalaman luar biasa yang di paparkan dengan detail, menggelitik, nyinyir dan nyindir. Guru pahlawan tanpa tanda jasa. Jargon yang dilekatkan pada guru sejak jaman penjajahan dulu.sepertinya masih melekat pada diri seroang guru sampai saat ini. Ada cerita seorang guru yang ditempatkan di pedalaman, kemudian cerita tentang perjuangan menjadi seorang PNS, bahkan cerita tentang bagaimana seorang guru menyambung hidup dengan gaji yang pas-pasan. Klise namun bermakna. Kedengaran seperti fantasi dan berlebihan, namun memang nyata adanya. Tentu banyak yang bertanya-tanya kenapa kok bisa seperti ini?. Kenapa guru yang tugasnya sebenarnya sangat berat itu, malah sengsara hidupnya. Tidak jelas nasibnya bagaimana kedepannya. Tentunya kondisi yang diceritakan di buku ini, oleh para guru yang mulia ini, berbanding terbalik dengan apa yang dialami guru-guru di negara yang maju. Kok bisa ya ada guru yang digajih dibawah UMR? Waduh. Ngeri deh kalau membacanya. Belum lagi kesenjangan yang terjadi antara guru yang di pedalaman dan kota. Kesempatan untuk sertifikasi dan PPG ternyata tidak semua bisa mengikuti.

Dalam buku ini juga disinggung tentang penghapusan tenaga honorer serta isu kesejahteraan guru. Puluhan tahun pengabdian seperti nya tidak diperdulikan oleh Negara. Hal it terus menerus digaungkan dalam setiap kata dan kalimat yang diceritakan di dalam setiap karya penulis di buku ini.

Entah kenapa, saya susah sekali menangkap kegembiraan di buku ini. Yang ada hanya keluh kesah dan kesedihan yang merongrong nasib tidak jelas yang dialami guru honorer. Tentang P3K juga disinggung disini. Betapa kesempatan untuk menjadi P3K itu juga masih dianggap belum komprehensif dalam menjamin kesejahteraan para guru.

Susah sekali ya jadi guru di Negara ini. Itu yang saya tangkap dari tulisan para guru yang mulia ini .Pengorbanan para guru sepertinya tidak dianggap dan dikesampingkan. Isu penghapusan tenaga honor, penghapusan sertifikasi, peniadaan tunjangan, sepertinya semakin menguatkan, kalau profesi guru dianggap secondary, tidak penting,padahal seperti yang ditulis dalam buku ini, guru adalah pahlawan masyarakat. Tanpa ada guru bagaimana suatu generasi bisa menjadi penerus pembangunan. Menjadi agen perubahan di masa depan.

Saya senang membaca buku ini, pendidik adalah tugas yang mulia, kata salah seorang penulis. Pekerjaan akan terasa indah jika kita tidak mengukurnya dengan bilangan matematika. Begitu luar biasa semangat para guru ini. Walaupaun keadaan mencengkeram erat begitu rupa,mereka tetap bersemangat. Meski sudah mengajar harus tetap belajar, guru harus belajar sepanjang hayat. Wow.

Kata-kata ini begitu mengena bagi saya. Para guru dalam buku ini tidak berhenti meningkatkan potensi mereka. Kesenjangan dan pengalaman hidup mereka yang berat. Tetpa membuat mereka tersenyum dalam menghadapi hari-hari.

Saya bersyukur bisa meresensi dan membeli buku ini. Rekaman perjalanan yang terekam dengan apik dengan cerita unik dan menarik ini, mengobati lapar dan haus saya akan buku-buku berkualitas. Seperti yang disampaikan dalam kata pengantar buku ini, buku ini akan menjerembabkan kita dalam lautan cerita yang begitu dalam,penuh intrik dan kecintaan. Buku ini mencoba menyampaikan bahwa di luar sana ada soso-sosok luar biasa yang perannya sama sekali tidak tergantikan dalam memajukan suatu bangsa.