Oleh. Virgina Veryastuti

Kampung Literasi Manggarai (KLM), berlokasi di area perkampungan padat Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Kampung Literasi Manggarai diresmikan pada 26 September 2021 oleh Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

Peresmian Kampung Literasi Manggarai dilakukan dua kali, di tempat berbeda. Yaitu di Pojok Baca Manggarai dan di Rumah Baca Zhaffa.

“Persepsi negatif dari masyarakat mengenai Manggarai sebagai daerah rawan tawuran, kumuh, narkoba dan tidak teratur menjadi latar belakang dari terbentuknya kampung literasi,” ujar Yudy Hartanto pengelola Kampung Literasi Manggarai saat diwawancarai melalui whatsapp pada Sabtu, 15 Januari 2022.

Sejarah berdirinya KLM tidak lepas dari adanya Rumah Baca Zhaffa (RBZ) yang digawangi Yudy Hatanto sebagai kordinator pelaksanaan dan pengelolaannya.

RBZ didirikan sejak 24 Agustus 2008 untuk menyediakan akses layanan informasi dan pengetahuan dengan penyediaan buku-buku bacaan yang dibutuhkan.

Banyaknya aktivitas literasi yang dilakukan, terutama dalam memberikan layanan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat sekitarnya secara gratis.

Antusiasme masyarakat yang besar dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di RBZ, mengakibatkan dirasakan perlu adanya duplikasi dan kesetaraan dalam melayani semua yang membutuhkan agar bisa lebih banyak dan lebih luas menjangkau mereka.

Berbagai macam kegiatan yang dilakukan di Kampung Literasi Manggarai adalah untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan masyarakat serta mewujudkan kemampuan 6 literasi dasar.

Kampung literasi menyelenggarakan kegiatan 6 literasi dasar, yaitu baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan. Yang sudah dilakukan saat ini adalah literasi baca tulis dan numerasi dengan menyelenggarakan pendidikan belajar gratis dari usia PAUD hingga SMP. Literasi digital melakukan pembelajaran praktek dasar komputer.

Dilakukan juga kegiatan literasi finansial bekerjasama dengan berbagai pihak seperti membuat kedai kuliner di gedung Karang Taruna Manggarai serta juga menjual bahan kebutuhan pokok seperti beras dan minyak.

“Untuk menambah keterampilan pemuda, diadakan pelatihan pengecatan untuk helm, sepeda ataupun motor. Melestarikan budaya melalui pelatihan dan pementasan tari ondel-ondel Betawi,”kata Yudy menambahkan.

Untuk dampak yang lebih besar, KLM juga mendirikan pojok-pojok baca diberbagai sudut lingkungan RW kelurahan Manggarai. KLM juga melakukan banyak kolaborasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan, seperti dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat (Forum TBM), Dinas Perpustakaan Arsip DKI Jakarta, Dinas Sosial DKI Jakarta, Pemerintah wilayah (Kecaamatan, kelurahan, RW, dan RT), Karang Taruna Jakarta Selatan dan Kelurahan Manggarai, Ruang Aksara, Festival Kerja Bakti (ruang baca dan tembokpedia, Lumina dan KX spray Paint) dan tentu dengan warga masyarakat sekitar.

Tantangan di Kampung Literasi

Tingkat literasi yang rendah di Indonesia juga bisa dirasakan di perkampungan Jakarta. Sehingga Yudy sebagai pengelola kampung literasi merasa banyak tantangan yang harus dihadapi. Selain itu, tantangan semakin bertambah di masa pandemi seperti tidak boleh berkumpul, kegiatan tatap muka yang harus dilakukan dengan pembatasan.

Keadaan status zonasi yang berubah-ubah membuat pelaksanaan kegiatan kampung literasi harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Peran masyarakat juga masih minim dalam ikut aktif menggerakkan literasi.

Relawan penggerak literasi yang masih terbatas juga menjadi salah satu kendala untuk menyelenggarakan kegiatan yang sesuai keinginan.

“Meningkatnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap masyarakat sehingga memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan merubah sebuah kawasan yang selama ini di cap negatif menjadi sebuah kawasan yang unggul dan bersaing dengan prestasi,” ujar Yudy mengenai harapannya terhadap Kampung Literasi Manggarai.

Berjalan menyusuri Kampung Literasi Manggarai kini terlihat cerah dengan mural-mural menarik di kiri dan kanan jalan. Anak-anak membaca dan melakukan aktivitas literasi dengan Bahagia.