Doa merupakan hal yang penting dalam beribadah, karena doa merupakan harapan baik yang membuat sesorang semakin yakin dan mantap dalam bertindak. Doa juga merupakan ungkapan rasa syukur terhadap nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Orang tua harus menyadari pentingnya berdoa. Oleh karena itu, doa merupakan hal penting yang harus diajarkan dan ditanamkan sejak dini.
Dengan mengajarkan doa kepada anak, kita sebagai orang tua berarti sudah menanamkan nilai spiritual terhadap anak. Dengan nilai spiritual yang ditanamkan sejak dini, anak akan terbiasa melakukan segala sesuatu diawali dengan berdoa terlebih dahulu bahkan ketika anak memiliki sebuah keinginan atau harapan, dia akan berdoa dengan sungguh-sungguh. Bahayanya jika anak tidak diajarkan doa sejak dini yaitu anak akan terbiasa acuh tak acuh dan tumbuh dengan sikap kurang empati dan kurang bersyukur terhadap apa yang dia peroleh. Orang tua yang sibuk bekerja tetap bisa mengajarkan doa terhadap anak yaitu dengan memanfaatkan waktu luang bersama anak untuk mengajarkan doa.
Di bawah ini ada beberapa kiat mengajarkan doa pada anak:
Pertama, orang tua melafalkan dan anak mengikuti. Orang tua senantiasa memberikan contoh terhadap anak tentang doa dengan melafalkannya terlebih dahulu kemudian anak mengikuti. Jika anak masih salah melafalkannya, sebaiknya anak jangan dimarahi tetapi biarkanlah anak merangakai doa itu sambil pelan-pelan orang tua selalu memberikan contoh terhadap anak. Dengan melihat contoh dari orang tua, anak akan semakin percaya diri. Pandulah dan bimbinglah anak sedikit demi sedikit agar anak merasa senang dan tidak terbebani.
Misalkan dimulai sebelum tidur, setelah ibu mendongeng dan anak terlihat mulai mengantuk, ibu melafalkan doa sebelum tidur kemudian anak mengikuti. Dengan mengikuti doa orang tua, lama kelamaan anak akan hafal dan terbiasa berdoa sebelum tidur.
Kedua, pendampingan pembiasaan doa dan mengontrol anak saat berdoa. Dalam setiap hal, orang tua sebaiknya senantiasa mendampingi dan membiasakan berdoa terlebih dahulu. Pendampingan dilakukan dengan menyisipkan makna dalam tiap doa yang diajarkan. Ajaklah anak untuk mendengarkan manfaat dari doa yang telah dipelajari, sembari mengulang kembali doanya. Dengan pengulangan doa, membuat informasi atau doa yang diterima tersimpan lama dan menjadi terbiasa.
Ketiga, dengan media buku doa bergambar. Ajaklah anak untuk membaca dan melihat buku doa-doa yang sekarang banyak disertai dengan media gambar. Anak akan lebih senang dan tertarik melihat gambar.
Misalkan orang tua ingin mengajarkan etika dalam berdoa ketika makan, dengan melihat buku yang bergambar, orang tua sembari mengajarkan doa. Ini bisa juga dilakukan dengan bercerita memakai gambar yang ada di buku doa, sosok tokoh yang disukai anak yang selalu berdoa dalam melakukan sesuatu. Anak pasti akan terlihat senang dan bersemangat membaca buku doa dan mengikuti doa yang diajarkan.
Keempat, memberikan doa-doa tambahan. Setelah anak-anak mampu menguasai doa tertentu, berilah doa-doa tambahan. Tetepi sebelum menambahkan doa usahakan orang tua memberikan pujian atau reward kepada anak agar anak semakin bersemangat dalam belajar berdoa.
Kelima, sikap sabar orang tua pada anak. Sikap sabar orang tua dalam mengajarkan doa terhadap anak, akan memeberikan dampak yang baik untuk anak. Dimana anak tidak akan merasa terbebani dan dipaksa dalam berdoa ketika orang tua sabar memilih momen yang tepat untuk mengajari. (Nasikhotun Nadiroh, Relawan Pustaka kampung Literasi Wadas Kelir)