Lentera Nagari merupakan sebercik cahaya yang diharapkan oleh sekelompok anak muda yang berasal dari salah satu desa yang terletak paling ujung Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu (Kabupaten Muko-muko) dan Provinsi Jambi (Kerinci). Kenapa Lentera Nagari ini lahir? Hal ini bermula dari kegelisahan yang dirasakan oleh beberapa pemuda Nagari Tapan (Nagari merupakan sebutan untuk desa di Povinsi Sumatera Barat) yang berada di wilayah Jabodetabek. Jiwa mereka terasa terpanggilkan untuk memberikan konntribusi terhadap nagari tempat asal mereka yaitu Nagari Tapan. Setelah melakukan diskusi maka lahirlah sebuah ide untuk membuat sebuah Taman Baca untuk masyarakat Tapan. Salah satu faktor pertimbangan kami mendirikan taman baca ini dikarenakan akses terhadap bacaan di Nagari Tapan ini sangat sulit sekali, jika membutuhkan buku-buku biasanya bisa diakses di Kota Padang yang jaraknya bisa mencapai lebih kurang 6-7 jam perjalanan. Sangat jauh sekali bukan? Hal ini lah salah satu faktor kenapa Lentera Nagari ini didirikan.

Lentera Nagari memiliki makna “Lentera” artinya “cahaya” yaitu diharapkan Lentera Nagari ini dapat memberikan cahaya bagi masyarakat nagari terutama Nagari Tapan. Karena buku merupakan gudang ilmu. Dengan buku orang-orang bisa menjelajahi belahan dunia lainnya walaupun mereka belum pernah secara langsung menginjak kaki mereka dinegara tersebut namun secara tidak langsung dengan membaca mereka bisa merasakan bagaimana kondisi negara tersebut lewat buku-buku yang dibaca. Lentera Nagari ini secara resmi Launching pada bulan Juni 2017. Pada awalnya merasa pesimis sekali Lentera Nagari ini bisa terbentuk dikarenakan semuanya memang bermulai dari nol dan hanya modal nekat dan takad saja. Berdasarkan diskusi awal yaitu pada bulan April 2017, tim pembentukan Lentera Nagari ini merencanakan Lentera Nagari sudah harus buka lapak sebelum hari raya idul fitri hal ini dikarenakan sekalian pulang kampung. Kami sudah membahas semua hal, termasuk bagaimana mendapatkan buku-buku, bagaimana teknis penjagaan taman baca Lentera Nagari ini, dan segala aspek terkait dengan Lentera Nagari ini sudah dibahas secara detail. Namun, didalam perjalanannya tetap saja terdapat berbagai kendala-kendala yang membuat kami hampir menyerah untuk melanjutkan pembentukan Lentera Nagari ini mengingat deadlinenya sudah semakin dekat sedangkan buku belum juga kami dapatkan. Namun kami tetap optimis apapun yang terjadi Lentera Nagari ini harus tetap launching walaupun dengan kondisi buku seadanya dulu.

Sebelum adanya program pengiriman buku-buku gratis yang digagas oleh  pemerintah ini, kami merasa cukup kesulitan dalam memperoleh donasi-donasi buku dari donator mengingat terlalu jauh jarak antara donator dengan alamat taman baca kami ini yang membuat ongkos pengirimannya sangat mahal sekali. Agar buku-buku dari donator tersebut tetap bisa kami peroleh, kami mencoba untuk memutar otak kembali salah satu caranya yaitu kami mendatangi secara langsung donator tersebut yang berada disekitaran Jakarta karena beberapa dari kami juga masih tinggal di jabodetabek dan buku-buku tersebut bisa dibawa ketika kami pulang nantinya. “Ketika kita menginginkan sesuatu dan kita bertekad untuk mewujudkannya, maka semesta akan mendukung untuk mewujudkan impian tersebut”. Kalimat ini bukan hanya sekedar kalimat saja, hal inilah yang telah kami rasakan, ketika detik-detik terakhir jadwal pulang kampung dan sekaligus jadwal pembukaan taman baca ini namun buku-buku masih belum kami peroleh satupun, namun kami tetap bertekad bahwa hal ini akan tetap kami usahakan sampai titik terakhir dan kami tidak boleh menyerah. Dan benar sekali, setelah kami merasa kami sudah berada dititik hampir menyerah namun semesta berkata lain, donator mulai berdatangan memberikan bantuan-bantuan baik berupa buku maupun berupa uang. Setelah kami kumpulkan dan untuuk tahap awal pembukaan taman baca bisa dikatakan cukup. Waktu itu buku berjumlah lebih kurang 100 buah buku yang terdiri cerita anak, ensiklopedia, pengetahuan umum, buku-buku pelajaran serta buku-buku tentang pertanian.

Lentera Nagari pada saat ini telah melakukan berbagai kegiatan seperti Kelas Inspirasi, lomba mewarnai tingkat anak-anak, road show beberapa tempat yaitu dari desa satu ke desa lainnya secara berkala yaitu 2 kali dalam satu bulan, serta acara 17-an dengan membuat berbagai perlombaan untuk adik-adik. Lentera Nagari memiliki program seperti kelas mendongeng, membaca ceria, dan menceritakan ulang dari buku-buku yang telah dibacakan. Harapan kedepannya Lentera Nagari ini bukan hanya sebagai tempat baca saja melainkan juga tempat belajar bagi masyarakat. Dengan adanya buku-buku ini masyarakat tidak hanya sekedar membaca saja melainkan memahami isi dari bacaan tersebut dan diharapkan nantinya bisa membantu masyarakat dalam memecahkan berbagai persoalan yang sedang dihadapi seperti misalnya para petani yang  mengalami kendala hama penyakit di tanaman. Hal ini bisa dicari tahu penyebabnya dari buku-buku yang telah Lentera Nagari sediakan secara gratis kepada masyarakat sehingga petani tersebut bisa mendiskusikan permasalahan yang diirasakannya dengan petani lain berdasarkan rujukan buku yang telah dibaca oleh petani tersebut. Semoga dengan adanya Lentera Nagari ini memang bisa memberikan sebercik cahaya tersebut untuk kemajuan masyarakat desa kedepannya.

Sekedar sedikit cerita, saya mencoba mengingat kembali kenangan beberapa tahun yang lalu. Waktu saya masih kecil, saya sudah suka sekali membaca buku. Namun hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan buku-buku tersebut. Biasanya untuk mendapatkan buku-buku bacaan seperti majalah bobo, saya hanya bisa membaca buku-bukunya hanya yang bekas-bekas saja yang bisa dibeli loak. Hampir setiap minggu saya menyisihkan uang jajan yang telah diberikan hanya untuk membeli buku saja. Kebiasaan ini masih tetap terbawa sampai detik ini. Pernah mama saya menanyakan kepada saya waktu itu mengingat saya lebih sering membeli buku ketimbang membeli baju, pertanyaannya yaitu jika dikasih dua pilihan antara membeli buku dan baju, apa yang akan saya beli. Dan saya menjawabnya dengan jawaban “saya akan memilih membeli buku dibandingkan dengan membeli baju”. Kenapa saya memilih buku? Karena menurut saya buku adalah investasi yang terbaik, buku-buku tidak hanya saya saja yang bisa membacanya, namun juga bisa dibaca oleh anak-anak bahkan oleh cucu-cucu saya nantinya. Menurut saya dengan banyak membaca seseorang akan semakin bijak dalam menilai berbagai persoalan yang terjadi. Untuk itulah saya dan teman-teman mendirikan Lentera Nagari ini, dengan harapan Lentera Nagari kedepannya memang mampu menerangi desa. Siapa lagi yang akan membangun desa jika bukan pemuda desa itu sendiri. Dan untuk saat ini Lentera Nagari telah memiliki lebih kurang 10 volunteer.

#TBMStory2017 #SahabatLiterasi #relawanliterasi #forumtbm #gerakanliterasinasional #gerakanliterasilokal

Penulis : Syofia Agustini merupakan ketua dan co-founder Lentera Nagari. Saat ini syofia sedang menyelesaikan Program Magister di Institut Pertanian Bogor. Asal TBM yaitu Lentera