Siapa yang mau dengar cerita tentang rusa?”

“Sayaaa…” jawab adik-adik  yang  sedang asyik berkerumun di sekitaran TBM Wadas Kelir.
Mereka, yang tadinya sedang asyik main pasir, ayunan, juga makan jajan, segera mengerumun di depan gerobak baca untuk mendengarkan cerita. Cerita tentang cita-cita seekor rusa!
Di sela-sela cerita, bahkan sebelum sempat saya bertanya, adik-adik ini berebut menyebut cita-citanya masing-masing.
Seperti umumnya anak-anak seusia mereka, profesi yang dicita-citakannya adalah dokter, guru, pilot dan astronot. Tidak apa-apa. Itu keren. Saya senang mendengar mereka berucap-mantap tentang cita-citanya.

Disadari maupun tidak, keterbatasan pengetahuan anak tentang jenis-jenis profesi yang ada di dunia ini akan membatasi imajinasi mereka tentang masa depan. Hal yang bisa kita lakukan adalah dengan mengedukasinya tentang cita-cita. Bisa dengan cara menghadirkan buku bacaan, menceritakannya dengan lisan, maupun mengisahkannya dari buku-buku dongeng.
Seperti yang saya lakukan sore itu, saya bercerita tentang macam-macam profesi yang ada di dunia ini. Profesi yang masih jarang mereka cita-citakan, seperti: wartawan, chef, apoteker, peneliti, penulis, illustrator, nakhoda, sampai arsitek.
Sepertinya mereka benar terpesona pada bermacam profesi itu. Dan benar saja, setelah cerita selesai dibacakan, beberapa anak meralat cita-citanya. Yang tadinya ingin jadi guru, karena sudah ada teman yang juga menyebut profesi guru, dia minta ralat menjadi chef. Katanya, karena ibunya pintar masak. Nah, itulah pentingnya membacakan buku untuk mereka.
Demi menciptakan debar yang syahdu, pertemuan itu kami akhiri dengan belajar melipat kertas menjadi bentuk pesawat. Pada sisi kanan-kirinya ditulisi nama dan cita-cita masing-masing. Lalu kami terbangkan pesawat cita-cita itu bersama-sama.  Diiringi doa, semoga cita-cita kami mengetuk pintu-pintu berkahMu!
Bercita-citalah setinggi langit, Dik! Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang

–epigon Ir. Soekarno

Melukis Mimpi*

–pada bocah-bocah Wadas Kelir
kami bocah kecil gemar melukis dunia

sejauh jangkau mata

dan bertemu buku-buku

dari negeri segapaian angan
melukis mimpi indah sekali

melemparnya ke langit

menggantung tinggi di sana

didoakan semesta
pagi sampai malam jadi cahaya, mentari juga bulan,

bergantian jadi bangun pagi dan pelukan dalam buaian
kami bocahbocah kecil berangan besar, ber-ingin tinggi

menjaga mimpi, jejakkan kaki, jelajahi negeri-negeri!
Satuatap, 2016

*dimuat Harian Satelit Pos awal Agustus 2017

Endah Kusumaningrum (Relawan Pustaka Kampung Literasi Wadas Kelir, Purwokerto)