‘‘Ayo kita bermain’’, perintah Kak dengan melihat anak-anak sedang bermain di ayunan.
‘‘Tiga ditambah lima berapa?’’, tanya Kak.
‘‘Delapan’’ Alya dan teman dengan suara keras dan menjawab serentak.
Iya betul, sekarang sebutkan benda yang ada di sekitar kita dimulai dari Alya?’’ pertanyaan selanjutnya.
‘‘kursi’’ jawab Alya.
‘‘Meja’’, sorak Iza.
‘‘Pensil’’, Rofi.
‘‘Penghapus’’ jawab Salwa dengan malu.
‘‘Iya betul semua’’ , dengan senag hati saya merespon.
Artinya kita bisa hidup tanpa kaki atau tangan, namun kita tidak akan bisa hidup tanpa otak. Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling komplek yang pernah dikenal di alam ini. Para ilmuan mempelajari otak dengan kemampuan otak mereka. Otak mampu melihat dirinya sendiri, bahkan bisa mempelajari dirinya sendiri. Perlu, di telaah bahwa saat lahir seorang bayi telah memiliki 1 triliun sel otak. Sebuah bilangan yang dilambingkan dengan 12 nol. Banyangkan sebuah benda sejumlah 1.000.000.000.000 menunggu kita asuh dengan asah penuh asih.otak tersebut bagaikan lahan subur yang akan mampu menumbuhkan apapun yang kita lempar di atasnya. Satu triliun sel otak yang akan menumbuhkan sumber perubahan nak kita. Oleh karena itu kita harus mengambil langkah penting demi berkembangnya 1 triliun sel otak tersebut sebelum dikembangkan ileh orang lain yang tidak bertangung jawab. Jika anak di dibentak maka sel syaraf otak 70000 akan hilang lalu akan mengalami dampak pada anak.
Seorang profesor Mark Rosenzweing dan kawannya telah menemukan fenomena baru bahwa jika otak dirangsang pada usia kapan pun, maka otak tersebut akan membentuk lebih banyak tonjolan ( protuberan) pada setiap tangan (tentakel) sel-sel dan akan mempengaruhi kemampuan berpikir pada si Kecil. Semakin besar rangsangan yang di beri maka semakin banyak tonjolan dan tentakel yang terbentuk. Miris sekali jika anak kita memiliki jutaan sel yang teraktivasi, tentu banyaknya kemungkinan pola tingkah laku anak-anak kita karena sel berjumlah triliunan. Dari para ahli Humboldt University Berlin dan Erasmus Medical Center di Reterdam. Yang mengutip bahwa dengan menstimulasi satu sel syaraf sudah cukup untuk membuat kita mampu bertindak lain dan satu sel syaraf dapat berdampak besar perilakunya. Sehingga si Kecil mampu memilih diantara satutriliun sel untuk mencari kemungkinan satu atau lebih sel syaraf yang dapat menangani sebuah aksi khusus.
Ternyata bukan jumlah sel otak yang mementukan kecerdasan seseorang tetapi tonjolan-tonjolan tentakel pada sel-sel otaklah yang telah berperan menentukan kecerdasan seseorang. Orang tua adalah salah satu ujung pertama yang akan merangsang sel otak sehingga si Kecil ini akan bertumbuh kembang secara optimal. Jangan perlakukan anak seperti kambing yang setiap hari di kasi makan dan minum saja. Namun berilah stimulus dan respon serta kebutuhan tumbuh kembang anak yaitu asih, asah dan asuh harus di penuhi ini akan memperoleh kekuatan anak untuk siap belajar dan bermain. Nur Hafidz mahasiswa IAIN Purwokerto program studi PIAUD [Pendidikan Islam Anak Usia Dini] relawan Pustaka, Rumah Kreatif Wadas Kelir.