Keterampilan itu penting bagi semua orang termasuk untuk anak sekolah. Beragam cara guru lakukan untuk mengenalkan sekaligus membekali anak didiknya dengan berbagai ketrampilan sebagai bekal masa depan anak didiknya. Dengan bekal ketrampilan tersebut, diharapkan anak semakin mandiri bahkan mampu untuk menginovasi sendiri sesuai bakat minat masing-masing. Inovasi tersebut tentunya di dapat dari pengalaman dan banyaknya wawasan mereka dari membaca. Mengajak membaca itu bukanlah suatu hal yang gampang, diperlukan kreativitas para tutor yang bisa dikemas dengan berbagai cara agar anak didik bisa tertarik untuk tetap terus membaca tanpa merasa dipaksakan.
Tempat saya mengabdi yaitu di Kampung Literasi Wadas Kelir, Kelurahan Karang Klesem, Kecamatan Purwokerto Selatan yang merupakan pusat belajar masyarakat mulai dari Anak Usia Dini sampai usia lanjut mengenalkan literasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah Paket B dan Paket C Kampung Literasi Wadas kelir SKB Purwokerto yang menerima masyarakat berbagai usia dari usia sekolah, bapak-bapak, ibu-ibu bahkan ada yang sudah memiliki cucu tetapi masih memiliki semangat belajar membaca yang sangat tinggi.
Semangat membaca yang tinggi itu muncul dari ide-ide kreatif dan kekompakan dari tim pengajar di Paket B dan Paket C untuk membuat kegiatan semenarik mungkin dengan biaya yang sangat minimal. Salah satu ide kreatif itu mengenalkan literasi yaitu melalui berbagai ketrampilan. Salah satu Ketrampilan yang dijadikan bidikan adalah ketrampilan memasak dan memanfaatkan benda bekas menjadi benda yang memiliki nilai jual. Pendidikan ketrampilan dikemas dengan kegiatan yang menarik untuk menambah semangat warga belajarnya. Permasalahan yang sering muncul yaitu banyaknya orang yang hanya senang belajar ketrampilannya saja, tanpa mau belajar membaca terkait literasi dari ketrampilan tersebut untuk memperluas wawasan.
Dua kegiatan ketrampilan yang diadakan bulan September oleh tim pengajar sekaligus merupakan media untuk mengenalkan literasi pada warga belajar. Kegiatan tersebut yaitu “ Pentas Seni dan Literasi” diisi dengan pementasan seni, membaca, memasak dan membuat handmade Bross dari kain perca. Antusias dan kemeriahan acara sungguh menakjubkan di luar dugaan, apalagi seluruh tim kepanitiaan dari warga belajar yang memberikan dampak makin kompak serta menambah semangat belajar.
Pertama, ketrampilan memasak untuk laki-laki yang biasanya enggan masuk ke dapur diberi amanah memasak dengan penuh semangat. Literasi cara memasak mendoan khas Banyumas serta manfaat kedelai untuk tubuh, mereka praktikan dengan berlomba-lomba membuat mendoan yang berbahan kedelai menjadi makanan hangat yang nikmat. Hasilnya, mendoan khas Banyumas tercipta dari tangan warga belajar laki-laki yang enak dan nikmat.
Kedua, ketrampilan dari barang bekas yaitu kain perca yang selama ini tercecer dan terbuang di tempat sampah warga dan juga kaos atau baju bekas biasanya buat lap atau kesed disulap menjadi bross, lap tangan, gantungan kunci dan tempat pensil yang sangat menarik. Dari kain perca yang diawali dengan literasi cara memanfaatkan barang bekas dan limbah rumah tangga, warga belajar perempuan mempraktikan literasi melalui ketrampilan yang diajarkan tutor dan hasilnya menakjubkan bahkan mereka sangat antusias membuatnya.
Tidak hanya ketrampilan memasak dan memanfaatkan benda bekas saja, literasi juga dilakukan untuk melatih warga belajar percaya diri menjadi Ketua Panitia, MC dan lain sebagainya. Literasi menjadi MC yang handal saat pelajaran Bahasa Indonesia misalnya membuat warga belajar semakin percaya diri ketika salah satu dari mereka ditunjuk menjadi MC.
Tujuan tim pengajar dalam mengenalkan literasi melaui ketrampilan yaitu mengemas gerakan gemar membaca dengan kegiatan menarik dan membekali warga belajar belajar dengan berbagai ketrampilan dan manfaatnya bagi kehidupan. Beberapa warga belajar baik laki-laki maupun perempuan merasakan dampak yang baik dari literasi melalui ketrampilan.
“Tiap bulan kami ingin diadakan kegiatan ketrampilan dan literasi lagi ya bu, sangat bermanfaat untuk bekal ke depan. Tidak hanya ketrampilannya yang diperoleh tetapi juga literasi yang memberikan wawasan pada kami,” kata Titin To’ati warga paket B. Tidak hanya Titin, ibu Urip Sukaesih warga paket B yang berusia lebih dari lima puluh tahun, sering mengajak serta anak dan cucunya meminjam buku di gerobak baca untuk mempraktikan buku masakan yang disukai atau buku kesehatan tentang manfaat dedaunan dan buah-buahan untuk wawasan dan praktek di rumah. Dari kegiatan tersebut, salah satu cara untuk mengenalkan literasi agar diterima dengan senang hati yaitu dengan mengemas suasana kegiatan literasi yang menyenangkan , menarik dan atraktif.**