Deli Serdang – Dalam rangka meningkatan kapasitas warga belajar, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Padepokan Iqro menyelenggarakan pelatihan menulis bersama Rudi Rustiadi, pengurus pusat Forum TBM. Pada kesempatan itu Rudi membagikan tips dan trik menulis esai juga cerita pendek di Padepokan Iqro, Desa Kolam, Deli Serdang pada Rabu 23 Desember 2020.

Dalam kegiatan ini Rudi mengatakan bahwa menulis merupakan soft skill yang mesti dikuasai oleh para pegiat literasi. Kemampuan menulis bisa menjadi sarana bagi para pegiat literasi untuk menuangkan gagasan-gagasan dalam dunia literasi, agar kemudian dunia literasi bisa terus berkembang. “Kita bisa menuangkan ide-ide dalam kepala kita ke dalam sebuah esai. Minimal setidaknya kemampuan menulis bisa diaplikasikan untuk membuat caption yang baik di media sosial saat melakukan kegiatan, yaitu disertai dengan 5W+1H. Jadi, tidak hanya sekadar memposting foto-foto saja,” jelasnya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua jam itu dihadiri oleh pegiat literasi, pengelola TBM serta pengurus wilayah Forum TBM Sumatera Utara. Para peserta sangat antusias dengan beberapa kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar menulis. Ismail, ketua Forum TBM Sumatera Utara menjelaskan pelatihan menulis ini terbuka bagi seluruh pegiat literasi di Sumatera Utara. “Kita memaksimalkan kehadiran pengurus pusat Forum TBM ke Sumatra Utrara, setelah sebelumnya melakukan monitoring di SKB Lubuk Pakam,” ujarnya.

Ismail berharap pelatihan menulis ini dapat menambah pengetahuan para pegiat literasi dalam dunia tulis-menulis. Selain itu juga menstimulus para peserta yang hadir untuk terus menghasilkan karya. “Meski di masa pandemi covid-19 ini bukan berari kita berhenti berkegiatan, justru kita mesti lebih produktif lagi,” pungkasnya.

Hal tersebut diamini oleh Mawardah, pegiat literasi, pelatihan menulis ini memberi semangat baru serta pengetahuan baru dalam menuis. “Pemateri memberikan pandangan tentang perbedaan cara menulis judul esai dan cerpen. Serta cara untuk mengatasi writers block. Selain itu ada banyak informasi yang diberikan tentang proses menulis, sehingga kami sebagai penulis baru dapat mengetahui, bahwa menulis bukan sekadar imajinasi melainkan harus juga disertai dengan riset,” tuturnya. (red)