Oleh. Munasyaroh*

Peringatan Hari Aksara Internasional bukan sekedar selebrasi biasa. Perayaan ini mengingatkan publik terhadap pentingnya literasi dan memiliki makna dalam peningkatan martabat serta hak asasi manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Kemdikbudristek bersama  Forum TBM mengadakan serangkaian kegiatan webinar dalam menyambut peringatan Hari Aksara Internasional.

Mulai bulan Juni hingga September akan ada 2 webinar yang diselenggarakan tiap bulan. Setiap webinar tentunya memiliki tema menarik dan menghadirkan narasumber-narasumber yang berkompeten di bidangnya. Puncaknya nanti akan diadakan pada acara HAI tanggal 6 sampai 8 September 2022.

Mengawali rangkaian acara peringatan HAI, Webinar episode #1 telah diselenggarakan pada Selasa, 21 Juni 2022, pukul 08.30 – 12.00 WIB melalui media Zoom. Linknya sudah disebar di media sosial Forum TBM dan juga WAG komunitas. Webinar Pengembangan Literasi Masyarakat di Era Digital kali pertama ini mengambil tema “Praktik Multiliterasi sebagai Upaya Penguatan Karakter Masyarakat”.

Ada 4 Narasumber yang hadir memberikan materi-materi berbobot. Mereka adalah Dr. Cecep Suryana, MM. (Koordinator Fungsi Keaksaraan dan Budaya Baca Kemdikbudristek), Wina Erwina, Ph.D. (Kepala Pusat Pengelolaan Pengetahuan, Unpad), Opik (Ketua Umum Forum TBM) dan dan Dra. Molly Prabawaty, M. AP. (Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas, Kemenko PMK). Selain itu, hadir pula Dr. Samto (Direktur PMPK), memberikan sambutan serta arahan dan sekaligus membuka seri webinar ini.

Pada paparannya, Koordinator Fungsi Keaksaraan dan Budaya Baca Kemdikbudristek, Dr. Cecep Suryana, MM. menekankan pada urgensi pengembangan literasi masyarakat di era digital. Literasi di Era digital menjadi salah satu upaya untuk tetap mendorong partisipasi dan peran masyarakat serta berbagai pemangku kepentingan dalam meningkatkan kapasitas dan memperdayakan berbagai potensi untuk mengembangkan literasi masyarakat.

Berdasarkan data BPS 2021, Angka buta huruf usia 15-59 tahun secara Nasional masih 1,56% atau sejumlah 2.761.189 jiwa. Angka buta huruf ini tersebar di 12 Provinsi dan yang tertinggi berada di Provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur. Ini merupakan permasalahan urgen bidang literasi di masyarakat.

Selain angka buta huruf, jumlah angka putus sekolah/tidak melanjutkan sekolah di Tahun 2021 juga cukup tinggi. Penyebabnya ada yang karena letak geografis daerahnya, ada yang karena kondisi ekonomi, kesadaran orang tua, pengaruh lingkungan dan juga profesi masyarakat sekitar. Jumlah peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak sebanding dengan perkembangan SLB dan Sekolah Inklusi juga menjadi masalah bidang literasi.

Menyikapi persoalan-persoalan tersebut peluang pengembangan yang bisa dijalankan diantaranya ada pada PKBM, SKB, TBM dan lembaga pendidikan non-formal lainnya. Untuk mereka yang berkebutuhan khusus ada SLB Satap, SLB Non Satap dan sekolah inklusif.

Menurut Pak Cecep, Pemda dan masyarakat banyak yang peduli terhadap pendidikan non formal dan pendidikan luar biasa. Tak ketinggalan banyak juga pegiat literasi yang siap menjadi relawan pendidikan bagi masyarakat. Dit PMPK juga telah mendukung dengan beragam program literasi. Program itu diantaranya adalah pengembangan kegiatan/layanan literasi, pemberdayaan TBM dan pegiat literasi, pengkaderan calon penggiat TBM dan juga pengembangan model kolaborasi pemberdayaan masyarakat melalui Rintisan Kampung Literasi.

Webinar Pengembangan Literasi Masyarakat di Era Digital episode #1 disampaikan oleh Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas, Kemenko PMK, Dra. Molly Prabawaty, M. AP. Pada materi yang berjudul Pengembangan Gerakan Literasi Nasional dalam Rancangan Peraturan Presiden tentang Pembudayaan Listerasi. Ibu Molly mencoba memberikan informasi-informasi baru yang perlu diketahui oleh publik khususnya peserta webinar.

Ibu Molly ini bernaung di bawah Kemenko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) yang memiliki tugas menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Tugas tersebut dilaksanakan untuk memberikan dukungan, pelaksanaan inisiatif, dan pengendalian kebijakan berdasarkan agenda pembangunan nasional dan penugasan Presiden.

Pada tubuh Kemenko PMK sendiri ada KSP Bidang Literasi, Inovasi dan Kreativitas yang telah menjalankan praktik literasi melalui peningkatan budaya literasi. Selain itu, Kemenko PMK juga bersinergi dengan pemangku kepentingan dalam peningkatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas.

Beberapa contoh praktek baik pembudayaan literasi pada perpustakaan dan TBM ditampilkan oleh Ibu Molly dalam akhir materinya. Harapannya kedepan akan ada banyak perpustakaan dan TBM yang melakukan praktek baik dan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat sekitar TBM.

Menyambung materi dari Ibu Molly, Wina Erwina, Ph.D. Kepala Pusat Pengelolaan Pengetahuan, Unpad pada kesempatan selanjutnya menitik beratkan pada peran Universitas dalam gerakan literasi di Indonesia.

Menurutnya, ada 6 Literasi dasar dari Gerakan Literasi Nasional yang harus dimiliki dan digerakkan untuk memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu dalam kehidupan sehari-hari. 6 literasi dasar tersebut adalah : Literasi Bahasa, Literasi Sains, Literasi Numerisasi Literasi Digital, Literasi Finansial serta Literasi Budaya dan Kewargaan.

Dari kalimat Multiliterasi yang ada pada tema webinar, Wina Erwina mencoba memisahkan berdasarkan kata bakunya, yakni Multi Literasi. Ada 4 aspek utama yang terkandung didalamnya. Yakni : situated practice atau kemampuan belajar dalam kondisi praktis tertentu, critical framing (mendukung individu dalam menekan pemikiran kritis), overt instruction (proses pemenuhan kebutuhan informasi dan pengetahuan), serta transformed practice yang berupa hasil dari seluruh pemikiran individu.

Universitas Padjajaran sebagai tempat bernaung Wina Erwina selama ini telah memiliki banyak peran dalam membangun kecakapan multiliterasi. Langkah yang telah dijalankan secara berurutan adalah dengan pengajaran multi literasi, penelitian, uji coba standar dari multi literasi hingga kemudian diseminasi informasi dan pendidikan masyarakat.

Ada juga program hibah buku, pelatihan dan penyebaran kemanfaatan bagi masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Universitas Padjajaran dalam pengembangan literasi. Layanan produknya juga tidak bisa lepas dari dunia literasi.

Setelah paparan dari Wina Erwina, Pada kesempatan berikutnya ada Opik ketua Forum TBM Pusat yang memberikan banyak pemahaman terkait praktik multiliterasi di TBM.

Di awal Slide, Opik menunjukkan data anggota Forum TBM di berdasarkan pendataan internal di Bulan Juli 2021 di seluruh Provinsi di Indonesia. Dari data tersebut ternyata Jawa Tengah memiliki TBM terbanyak, yakni mencapai 238 TBM. Disusul dengan Jawa Barat dan Banten yang masing-masing sebanyak 273 dan 128 TBM. Provinsi yang paling sedikit mendaftarkan TBM adalah Provinsi Bangka Belitung yang hanya 1 TBM saja yang terdata.

Dari jumlah TBM terdata tersebut, ternyata bukan hanya koleksi buku biasa saja yang dipunyai TBM, namun ada juga koleksi buku elektronik, majalah atau tabloid, pustaka auditorial, dokumen digital, pustaka audiovisual, permainan tradisional dan juga permainan serta alat peraga edukatif. Beragam bentuk serta kegiatan TBM tak ketinggalan disampaikan oleh Opik dalam materinya.

TBM saat ini telah menghasilkan banyak produk atau karya. Mulai alat peraga edukatif hingga produk Ekonomika yang dapat dijual dan menghasilkan uang. Disinilah Multiliterasi memiliki peran penting dalam literasi. Karena Multiliterasi disebut sebagai literasi baru dengan menggabungkan keterampilan yang lebih luas mencakup melek aksara, melek budaya, melek digital, melek sains dan sebagainya.

Contoh kongrit yang telah dilakukan pada acara Forum TBM, Multiliterasi memiliki peran penting sebagai multimodal, pendokumentasian dan juga sebagai media penyiaran. Di akhir materi, Opik memberikan penjelasan detail mengenai model pengelolaan Project Let’s Read yang telah di jalankan sekarang ini oleh Forum TBM pusat.

 

*Pengelola TBM Bintang Brilliant