Seorang Nuradi Indrawijaya mampu membangkitkan semangat anak-anak dalam membaca buku. Lelaki yang akrab disapa Pak Adi ini adalah pengelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara yang berdomisili di Sleman, Yogyakarta.
Kegiatan membacakan buku kepada anak-anak sudah dilakukan sejak dulu, ketika pertama kali Mata Aksara didirikan. Akan tetapi, tidak tahu bahwa yang dilakukan oleh Pak Adi tersebut adalah read aloud. Tahunya hanya membacakan buku cerita kepada anak-anak.
Menumbuhkan atau membudayakan membaca tidak hanya melibatkan hanya satu unsur semata, melainkan melibatkan banyak anggota keluarga seperti anak, ibunya, kakaknya, juga ayahnya. Bahkan apabila kakek serta neneknya masih ada, Mata Aksara melibatkan mereka dalam menumbuhkan kebiasaan membaca. Sehingga membacakan buku ini menjadi sesuatu kegiatan bersama yang dilakukan dalam sebuah keluarga.
Buku-buku yang dibacakan dalam kegiatan read aloud di TBM Mata Aksara, tentu sesuai dengan sasaran. Apabila anak-anak, maka buku yang dibacakan adalah buku cerita anak yang menarik, seperti buku-buku cerita yang banyak terdapat gambar, tulisannya mudah dibaca serta dipahami oleh anak, sesuai dengan jenjang dari anak-anak tersebut.
Seperti terlihat sederhana dari buku yang dibacakan nyaring oleh pembaca buku serta didengarkan oleh anak-anak, namun dari kesederhanaan itu, terdapat dampak yang sangat luar biasa. Anak-anak yang awalnya tidak dapat membaca, menjadi bisa membaca. Selain itu, anak-anak dapat menerima pelajaran dengan baik di sekolahnya. Ini dampak yang didapat oleh TBM Mata Aksara dari orang tua anak-anak, yang mana anaknya sering bermain serta belajar di Mata Aksara, terutama ikut dalam kegiatan read aloud.
Selain read aloud, TBM Mata Aksara juga memiliki program yaitu kelas bercerita. Kegiatan ini juga sudah lama dilakukan, serta menjadi daya tarik dari masyarakat untuk kelas bercerita yang dilakukan di Mata Aksara ini.
Baik read aloud maupun kelas bercerita yang dilakukan oleh TBM Mata Aksara telah memberikan warna pada masyarakat di sekitar TBM Mata Aksara khususnya, umumnya di Yogyakarta, maupun Indonesia.
TBM Mata Aksara dan Psikologi Sosial
Nuradi sebagai pengelola TBM Mata Aksara tidak hanya semata-mata mengelola saja. Melainkan menjelma sebagai peneliti sosial yang meneliti serta menginvestigasi pemikiran, perasaan, serta perilaku individual dalam suatu masyarakat.
TBM Mata Aksara dekat dengan masyarakat, Pak Adi tentu lebih dekat dengan masyarakat. Sehingga mampu memahami prilaku masyarakat (anak-anak), menggali dan mengenali situasi lingkungan yang baik maupun yang tidak baik, memahami permasalahan, serta budaya yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, TBM memiliki peran yang sangat penting dalam mengenal situasi lingkungan masyarakat.
Menggali psikologi sosial yang muncul di tengah-tengah masyarakat memang bukan tugas dari pengelola maupun relawan TBM, namun sebenarnya secara tidak langsung baik disadari atau tidak disadari, pengelola maupun relawan tengah meneliti psikologi sosial.
Hasil dari penelitiannya tersebut dimunculkan melalui program-program yang tepat untuk dilaksanakan di TBM. Seperti yang Pak Adi lakukan ketika memilih buku yang cocok untuk anak-anak, orang tua, serta remaja. Selain itu, juga program yang dilakukan oleh TBM Mata Aksara dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, serta memberikan dampak positif.
Pengalaman Pak Adi yang bersentuhan dengan anak-anak serta masyarakat adalah pengalaman empirik yang tidak dapat disamakan dengan pengalaman satu dengan yang lainnya, karena realitas sosial yang berbeda. Oleh karena itu, Pak Adi maupun Mata Aksara menjadi laboratorium untuk siapa saja yang akan melakukan penelitian tentang kemasyarakatan, baik budaya maupun literasi yang berkembang di Yogyakarta.
Dalam hal ini TBM Mata Aksara penting peranannya, tidak dapat dipandang sebelah mata. Bergerak di akar rumput menyatu bersama masyarakat. Memunculkan nilai-nilai positif untuk masyarakat. Padahal program yang dilakukan oleh TBM Mata Aksara hanya membacakan buku dengan nyaring serta kelas bercerita.
Pak Adi sebagai intelektual di balik TBM Mata Aksara tentu sangat paham terkait sikap, persuasi, perilaku, pengaruh sosial, perilaku interpersonal, dan lain sebagainya yang terjadi pada masyarakat di sekitar TBM Mata Aksara. Apabila meminjam istilah dari Jean Piget, seorang ahli biologi serta psikologi dari Swis, teori perkembangan kognitif menjelaskan terkait asumsi mengenai perkembangan cara berpikir individu dalam kompleksitas perubahan melalui perkembangan neurologis serta pengalaman lingkungan, maka Pak Adi bersama TBM Mata Aksaranya telah melalukan itu semua melalui program serta pendekatan pada masyarakat.