Sebuah cerita kronologis kembali diputar di matamu, tiga babak pendek susul menyusul : bertemu, bersama, lantas saling tukar cinderamata.
Telah kutitipkan sebagian kenangan di sela genggaman jemari tanganmu, tanamlah, sirami, dan biarkan ia tumbuh menjadi sebuah masa lalu.
Senyum ketabahan itu masih kusimpan dalam laci hati di sebalik dadaku. Rapi dan tak berdebu.
“Aku ingin pulang, kasih….karena kembang cengkih dan pematang adalah kerinduanku ”
Ini menjelang lebaran. Tiga hijriyah sudah tertinggal di belakang kala jabat erat pahatkan di gapura pintu perbatasan.
Tak ada airmata kesedihan,
Karena tetes embun di dadaku, adalah kesejukan di musim kemarau
#bilik kata-kata, Purwokerto 14 Oktober 2017