Pemanfaatan internet oleh TBM juga dapat membantu interaksi dan komunikasi digital. Anstey & Bull; Kress & van Leeuwen (dalam Baguley, Pullen, & Short, 2010) telah mendeskripsikan internet yang mungkin akan menggambarkan suatu keadaan yang memanfaatkan teks tertulis, suara, gambar diam dan bergerak serta mendukung interaktivitas pengguna melalui pranala. Akibatnya, hal itu telah menggambarkan sebuah teks yang multimodal. Selanjutnya, Baguley, Pullen, & Short (2010) menyatakan bahwa sifat multimodal ini karena kemajuan teknologi yang telah mengalami peningkatan di abad ini. Dari mulai radio melalui televisi jaringan dan TV interaktif (misalnya TiVo) telah memungkinkan penyajian informasi, atau teks, dalam berbagai moda seperti audio, visual, video, teks dan spasial.
Tidak dapat dipungkiri, masa sekarang keberadaan internet sangat dibutuhkan oleh banyak pihak, termasuk Taman Bacaan Masyarakat. Pemanfaatan internet ini dapat menunjang program yang dilancarkan oleh TBM tersebut. Sebagai contoh, pemanfaatan internet dilakukan oleh TBM Ronaa di Metro, Lampung.
TBM Ronaa dengan ketua Amin Budi Santoso mengintegrasikan kegiatan-kegiatan yang ada di TBM Ronaa ke media digital. Website, youtube, instagram, serta media sosial lainnya dijalankan sebagai tempat untuk berkarya serta berkreasi.
Kita semua tahu, bahwa ketika berselancar di internet, maka banyak hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Salah satunya adalah memperkuat literasi digital. Selain itu, konten yang baik dan positif, karena akan dibagikan pada orang banyak.
Amin beserta relawannya mengelola website secara profesional. Mulai dari mengurasi naskah, hingga terbit di website itu sendiri.
Dialektika dalam Sidang Redaksi
Disadari atau tidak, dalam proses siding redaksi akan dihadapkan dengan dialektika pemikiran antar redaktur. Terjadi diskusi yang cukup alot dalam menentukan satu naskah untuk diterbitkan. Karena redaktur tahu, ketika di publikasikan, maka naskah sudah menjadi milik publik.
Proses yang cukup ketat dan membutuhkan pemikiran yang jernih ini dilakukan oleh teman-teman di TBM Ronaa. Ini sesuatu yang luar biasa, di mana teman-teman sudah bertindak profesional, dengan kapasitas yang telah mumpuni. Dan yang paling terpenting dilakukan secara konsisten, berjaan hingga sekarang.
Diskusi dalam sidang redaksi adalah proses yang sangat berharga, banyak informasi yang masuk tanpa harus menggurui. Proses belajar ini adalah proses belajar yang dapat dikatakan sederhana namun banyak sekali manfaat terutama asupan informasi untuk peserta diskusi itu sendiri.
Manfaat lain dari diskusi dapat dikatakan sebagai pendewasaan pemikiran atau tindakan atau sering disebut dengan mental. Anggota diskusi secara tidak langsung sedang diajari bagaima menjaga mental atau menumbuhkan mental yang baik. Tentu pembelajaran yang tidak kalah penting dalam sebuah pendiskusian adalah kedisiplinan serta tenggang rasa.
Relawan serta pengelola TBM Ronaa sudah melewati fese itu semua. Artinya secara pendidikan mental, disiplin, asupan informasi serta tenggang rasa sudah dimiliki oleh relawan serta pengurus TBM Ronaa.
Program Vokasi TBM Ronaa
TBM Ronaa berdomisili di Metro, Lampung. Metro kota yang dapat dikatakan unik, di mana hanya memiliki 5 kecamatan dengan 22 kelurahan. Kota ini tidak berisik, akan tetapi mobilitas di kota ini cukup tinggi.
Metro salah satu kota yang dapat dikatakan nyaman di Lampung. Lalu lintasnya lancar, jalanan bagus, serta masyarakatnya terbuka terhadap pendatang. Kalua diibatarkan, Kota Metro ini adalah Jogjanya, Lampung. Kota Metro berjarak 45 km dari Bandar Lampung.
Memanfaatkan situasi Kota Metro yang nyaman, TBM Ronaa membuat program pelatihan seni kriya dengan media bahan akrilik dan resin. Program pelatihan seni kriya ini banyak diminati oleh anggota TBM Ronaa. Hingga sekarang program ini masih terus berlanjut.
Semakin hari semakin banyak karya yang dihasilkan oleh TBM Ronaa, bahkan menjadi nilai komoditi dari TBM Ronaa. Dan ini dapat dikatakan salah satu keberhasilan dari konsistensi yang terus dijalankan oleh TBM Ronaa.
Program selanjutnya dalam mengembangkan kegiatan literasi di Metro, TBM Ronaa membuat kelompok binaan tanaman hidroponik. Tanaman hidroponik ini memang sedang digandrungi oleh kalangan masyarakat urban, di mana dengan lahan yang seadanya dapat menghasilkan tanaman yang produktif. Solusi yang baik adalah hidropinik.
Pembinaan terhadap masyarakat ini menjadi fokus utama dari TBM Ronaa. Mereka (TBM Ronaa) telah mengadopsi formulasi asli multiliterasi dari New London Group. Kalantzis dan Cope (2016) menggunakan dimensi utama pedagogi literasi yang diidentifikasi berikut ini: situasi praktik, instruksi terbuka, pembingkaian kritis, dan transformasi praktik. Penerapan ide-ide praktik kurikulum ini telah dirancang ulang dan diterjemahkan ke dalam ‘Proses Pengetahuan’ yang lebih mudah dikenali: mengalami, mengonseptualisasikan, menganalisis, dan menerapkan.
Tanpa diketahui oleh TBM Ronaa, bahwa praktik-praktik multiliterasi sebenarnya sudah dilakukan oleh TBM ini. Proses belajar bersama serta pendekatan partisipatori menjadi keseharian yang dilakukan oleh TBM Ronaa, baik oleh pengurus maupun oleh relawan serta anggota.
Ronaa dengan transformatif pendidikannya memberikan sumbangan yang sangat besar kepada masyarakat Metro, terutama dalam bidang literasi.
Selain memberikan ruang belajar, TBM Ronaa juga memfasilitasi pendampingan di lingkungan sekitar para anggotanya. Dengan demikian, gambaran tumbuh-kembang mereka juga dapat terpantau. Anak-anak memang dapat mendekatkan diri dengan bahan bacaan yang melimpah di TBM Ronaa. Dengan semangat yang tangguh, para pengelola TBM juga memiliki daya untuk mengasah, mengasih, dan mengasuh.