Penulis : Rumi Astuti*

TBM ini dikenal dengan nama Cakruk Pintar Jogja, beralamat di Nologaten Gg. Selada 106 A, RT 04 RW 01, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY. Lokasi dan bentuk yang unik, berdiri di tengah perkampungan, selalu dikunjungi orang setiap saat dan selalu silih berganti, diskusi berbagai hal, membuat para inisiator memberi nama Cakruk Pintar.

Tentang nama Cakruk adalah istilah ndeso yang memiliki makna gardu atau gubug, biasa dipakai tempat ronda atau nongkrong di desa, tempat sharing atau gosip apapun mengenai berbagai isu yang berkembang. Istilah Pintar, bermakna smart, fathanah, atau cerdas. Cakruk Pintar, adalah sebuah perpustakaan berbasis masyarakat (community library) atau juga sering disebut Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Bersifat terbuka, tempat mengakses berbagai sumber belajar masyarakat, pengembangan potensi, dan melakukan proses pembelajaran. Cakruk Pintar hadir, diharapkan mampu mendorong dan mempercepat terwujudnya masyarakat pembelajar (learning society), yaitu masyarakat yang gemar membaca, melek informasi, dan mampu meningkatkan daya saing di era kompetitif.

Lokasi Cakruk Pintar adalah bekas kandang babi yang dikosongkan pada tahun 1999 dan tempat pembuangan sampah yang tidak resmi. Saat itu ada kegelisahan warga terkait sampah liar, hilangnya bau babi memunculkan aroma baru, yaitu sampah yang tak dikelola. Gagasan mulai keluar dan mengalir, aktivitas bersih-bersih sampah mulai dilaksanakan. Bulan April 2003, ide besar dari diskusi warga muncul untuk mengelola kawasan penuh sampah tersebut. Rencananya kawasan ini akan disulap menjadi perpustakaan dan kawasan pemberdayaan masyarakat. Akhirnya tim Cakruk Pintar mulai bekerja membongkar sampah, memoles kandang babi menjadi kolam ikan, dan cakruk pun mulai dipikirkan untuk dibangun walau hanya sederhana. Berbagai konsep dan gagasan mulai bermunculan, jaringan dan networking mulai dibangun dan dikelola. Beberapa gagasan itu antara lain akan menyulap bekas TPS liar menjadi perpustakaan, akan membuat kawasan wisata air, pusat informasi, pusat gerakan budaya baca, dan gagasan-gagasan cemerlang lainnya. Bisa dikatakan tahun 2003 merupakan tahun perintisan Cakruk Pintar. Sampai pada perkembangan berikutnya, seiring berjalannya waktu dan berbagai kegiatan, Cakruk Pintar memiliki lokasi sendiri yang difungsikan sebagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Tahun 2007 atas berbagai pertimbangan, seperti banyaknya kegiatan yang dikelola oleh Cakruk Pintar serta dorongan masyarakat yang kuat maka kami berusaha untuk memperkuat kelembagaan. Salah satunya dengan mengurus akta notaris untuk mendirikan yayasan dengan nama Yasuka Indonesia. Ibarat ibu yang baru saja lahir setelah anak bisa jalan, posisi TBM Cakruk Pintar merupakan salah satu lembaga yang berdiri di bawah naungan Yayasan Yasuka Indonesia. Walaupun secara resmi yayasan ini berdiri empat tahun setelah peresmian Cakruk Pintar. Yayasan ini secara legal juga sudah berbadan hukum dengan orientasi utama di bidang training, riset, dan konsultasi.

Visi TBM Cakruk Pintar adalah mewujudkan masyarakat gemar membaca, terampil, kreatif, mandiri, dan unggul dalam prestasi. Sedangkan misinya adalah melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga masyarakat dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki, serta meningkatkan sumber daya manusia pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cakruk Pintar. Struktur organisasi TBM Cakruk Pintar sangat simpel, yaitu Ketua, Tim Kreatif, dan Anggota. Struktur ini lebih banyak memperkaya fungsi dan memperkuat pemberdayaan pengurus. Bentuk kepengurusan ini lebih dipilih daripada banyak pengurus tetapi miskin fungsi. Jika Cakruk Pintar banyak aktivitas dan melibatkan banyak orang, pada umumnya mereka adalah volunteer yang bersifat insidental.

Program utama Cakruk Pintar adalah tri-daya, tiga pemberdayaan utama, yaitu pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM), pemberdayaan lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi. Sementara aktivitas utama yang selama ini dilaksanakan adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM), konsultasi belajar anak dan remaja (bimbingan belajar), kelas menulis (bengkel menulis), majelis taklim, dan bantuan beasiswa (biaya pendidikan). Selain itu Cakruk Pintar juga berusaha memelihara seni dan permainan tradisional, misalnya hadrah, dakon, egrang bathok, berbagai permainan tradisional, dan lain sebagainya. Tentu hal ini sesuai dengan tujuan TBM Cakruk Pintar, yaitu mendorong dan meningkatkan minat baca masyarakat, menfasilitasi kebutuhan masyarakat umum dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan yang murah dan mudah, serta menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya belajar. Ditunjang dengan menjalankan perpustakaan masyarakat yang terpadu sehingga mampu menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat.

Fasilitas  TBM Cakruk Pintar yang selama ini tersedia adalah ruang belajar, training center terbuka (alami), meja belajar dengan 30 kursi, area terkoneksi internet, televisi dan LCD, laptop, pengeras suara, tenda, peralatan outbond, dan lain-lain. Sistem layanan TBM Cakruk Pintar menerapkan satu model sistem, yaitu sistem layanan terbuka (open acces system).Sistem ini mempermudah masyarakat untuk dapat langsung hadir, menuju ke rak penyimpanan koleksi untuk mencari buku. Setelah menemukan buku, pemustaka langsung mencatat secara mandiri di buku peminjaman. Pencatatan berupa nama, tanggal peminjaman, lama peminjaman, dan catatan kapan buku akan dikembalikan. Hal ini bisa dilakukan oleh pemustaka setiap saat, tidak terikat oleh waktu, serta bisa melayani dirinya sendiri 24 jam secara bebas dan gratis.  

TBM Cakruk Pintar membuka pelayanan yang tidak terikat oleh waktu, artinya layanan dilakukan selama 24 jam. Meskipun tidak ada pengelola atau pengurus, pemustaka tetap masih bisa mengakses layanan, menggunakan koneksi internet, dan meminjam atau membaca koleksi yang ada di TBM Cakruk Pintar. Hal ini dikarenakan rak dan almari buku selalu terbuka bagi masyarakat yang memanfaatkan. Ada pola yang menarik terkait pengunjung yang datang ke TBM Cakruk Pintar. Pagi hari, ibu-ibu datang untuk sekedar membaca disertai dengan kegiatan mengasuh anak balitanya. Siang hari, anak-anak usia Sekolah Dasar pulang sekolah, bahkan kadang masih berseragam, mereka mampir untuk membaca. Sore hari, ada remaja dan anak-anak datang berkunjung. Ketika malam hari tiba, gantian beberapa remaja dan orang dewasa memanfaatkan fasilitas yang ada sampai larut.

Dalam kegiatan networking dan fundraising, TBM Cakruk Pintar memiliki model dan bentuk yang khas dalam rangka membangun jaringan untuk menghimpun dana atau simpatisan dari masyarakat. Metode ini pada dasarnya dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung. Pertama metode langsung (direct networking and fundraising), maksudnya menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi secara langsung. Bentuknya berupa proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon, bisa seketika (langsung) dilakukan. Contohnya TBM Cakruk Pintar mengadakan direct mail (surat menyurat), direct advertising, telefundraising (bisa telepon langsung, via grup Whatsapp ataupun Facebook), serta presentasi langsung. Kedua metode tidak langsung (indirect networking and fundraising), yaitu suatu metode yang menggunakan teknik-teknik yang tidak melibatkan partisipasi antara TBM Cakruk Pintar dan donatur secara langsung. Contohnya, TBM Cakruk Pintar ikut terlibat dalam advertorial, image compaign dan penyelenggaraan event, melalui perantara, menjalin relasi, melalui referensi, mediasi para tokoh, turut menerbitkan buku, dan lain-lain. Pada umumnya TBM Cakruk Pintar melakukan kedua metode ini, karena keduanya memiliki kelebihan dan tujuan sendiri-sendiri secara fleksibel. Mungkin orang berpikir dan bertanya kenapa Cakruk Pintar banyak dana dan banyak proyek. Tentu ini menarik karena kami memproduksi banyak kegiatan, sementara orang belum begitu memahami bahwa ini merupakan model kerjasama pemberdayaan kegiatan yang bersifat kolaborasi.

Banyak prestasi dan penghargaan yang telah diraih, meski hal ini bukan sebagai tujuan utama berdirinya TBM Cakruk Pintar. Beberapa kali pernah mendapat kepercayaan, penghargaan, atau bahkan anugerah. Sempat mendapat anugerah TBM Kreatif versi Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Budaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta (2008). Pernah mendapat kepercayaan untuk mengirimkan Tim Paduan Suara untuk Jambore 1000 PNF di Semarang (2008), serta mendapatkan kepercayaan untuk presentasi tentang kreativitas budaya baca di gerai masakan cepat saji McDonald’s Yogyakarta (2008). Tahun 2009 pernah pula mendapat anugerah kunjungan dari 33 provinsi peserta Jambore 1000 PTK-PNF, tahun 2010 mendapat anugerah kategori TBM Kreatif dan Rekreatif dari Menteri Pendidikan Nasional, tahun 2012 juara II Jambore PTK-PNF DIY, tahun 2016 juara I lomba Perpustakaan Komunitas Kabupaten Sleman, serta penghargaan dari Bupati Sleman.

*Rumi Astuti. Pegiat literasi DIY, pengelola TBM Cakruk Pintar (Sleman, DIY).