‘‘Siapa yang menjadi guru?’’ tanya Ibu kepada anak.

‘‘Saya,  Aku’’, jawab Salwa dan Alya dengan acung jari ke atas. ‘‘iya bagus’’ .

‘‘Siapa yang menjadi polisi?’’

‘‘Akuu’’ sorak Aziz dengan muka semangat

‘‘ ternyata kalian semua hebat’’, kata Ibu sambil mengacungkan jempol.

Bertanyalah cita-cita mereka, maka dengan semangat mereka mengacungkan tangan semangat bahkan berteriak mengucapkan impian mereka. Walaupun cita-cita mereka pasti dokter, pilot, guru artis atau presiden.

Ini adalah sebuah kenyataan bahwa anak usia ini lebih percaya diri mengungkapkan impiannya dibanding anak kelas 12 SMA. Secara logika seharusnya semakin dewasa semakin mantap dalam mengambil langkah/arah hidup, namun kenyataan justru terbalik, semakin dewasa justru semakin bingung menentukan mau kuliah dimana, jurusan apa dan nanti bekerja dibidang apa?

Ada kemsempatan untuk mencoba mempelajari dan melakukan pengamatan, megapa impian yang sedemikian kuat ketika anak usia dini justru menguap ketika dewasa. Ada tiga tips yang dapat diterapkan para orangtua dalam membantu anak-anak untuk meraih impiannya.

Pertama, berikesempatan buah hati untuk beimajinasi dan memiliki impian sendiri,  banyak orangtua membebankan cita-cita pribadinya pada si anak, bahkan anak dijadikan sebagai penerus kariernya, atau bahkan menjadi tumbal penerus kegagalan cia-citanya yang tidak sampai. Terkadang  didukung dengan khursus mahal yang tidak pernah dinikmati buah hati. Alangkah baiknya amati secara pelan-pelan dengan mengenali bakat dan potensi buah hati. Dengan mengetahui buah bakat dan minat anak kita bisa mengukur potensi yang dimiliki dan merencanakan tujuan yang di realistis dan membuat anak bersemangat. Dengan mengembangkan potensi dan bakatnya , anak juga akan merasa percaya diri. Doronglah buah hati  untuk mencari tahu apa yang disukainya, dukunglah selama yang dilakukannya adalah positif.

Kedua, berikan responpositif. Berikan respon positif atau ide , gagasan dengan memberikan ruang apresiasi bagi pengembangan ide positifnya. Misal ketika buah hati berimajinasi dan bermimpi menjadi polosi atau guru, maka cobalah memberi respon positif dengan mengajaknya ke markas polisi atau ke sekolah, ajaklah dia berkeliling melihat langsung kondisi yang di inginkan. Respon positif inilah yang akan meningkatkan motivasi belajar buah hati dalam mewujudkan imajinasi dan impiannya.

Ketiga, dekatkan dengan magnet impian. Magnet impian adalah sesuatu yang mempu mendekatkan buah hati pada impiannya. Hal in bisa berupa benda atau manusia misal ketika buah hati minta benda belikan boneka yang diimpikan atau buatkan dengan bahan-bahan yang seadanya. Ini akan merangsang buah hati dalam kesempatan yang diperoleh dan secara langsung akan menyadari ketika nanti tumbuh dan berkembang kejenjang berikutnya.*