Categories
Kabar TBM

Wadau di Rest Area Gada Membaca

Oleh. Naufalia Qisthi*

Alhamdulillah, pada hari Rabu, 24 Juli 2024, Warung Nasi Dawuan (Wadau) resmi dibuka. Hadir pada pembukaan Wadau; Drs. Yayan Heryana (mantan Camat Kawali), Mang Wahyu dari Pawon Lembah Ereng Kawali, Himpunan Wirausaha Surawisesa Kawali (HWSK), pegawai kecamatan Kawali dan anggota Gada Membaca serta masyarakat umum datang untuk icip-icip hidangan Wadau.

Wadau, berlokasi di Jl. Raya Ciamis-Cirebon, Dusun Margajaya RT 02 RW 03, Desa Winduraja, Kecamatan Kawali – Ciamis (rest area Komunitas Gada Membaca). Kami menawarkan menu andalan: Ikan Bakar yang siap memanjakan lidah.

Agus Munawar, owner Wadau yang juga pembina Komunitas Gada Membaca menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang hadir saat pembukaan dan masyarakat umum silahkan datang ke Gada Membaca untuk berkunjung sekaligus bisa menikmati kelezatan makanan khas yang kami sajikan dengan harga terjangkau, suasana nyaman, dan pelayanan ramah yang membuat Anda merasa seperti di rumah sendiri.

Wadau ini adalah salah satu pengembangan literasi finansial yang dikembangkan oleh TBM Gada Membaca, Ciamis. Dapat menghidupkan ekomoni sekitar dan juga membantu pengembangan TBM Gada Membaca.

*Relawan Komunitas Gada Membaca.

Categories
Kabar TBM

Taman Baca Masyarakat Hidup Punya Cerita: Membangun Budaya Literasi di Tengah Masyarakat

Oleh. Sahrul Mubarok*

Taman Baca Masyarakat Hidup Punya Cerita adalah sebuah sarana yang didirikan dengan tujuan untuk menumbuhkan budaya literasi di kalangan masyarakat umum. Sejak didirikan pada tanggal 10 November 2023, TBM ini telah menjadi pusat kegiatan literasi yang aktif melayani kebutuhan masyarakat dalam mencari dan mendalami ilmu pengetahuan.

Manfaat yang didapatkan dari keberadaan Taman Baca Masyarakat sangat beragam dan signifikan, diantaranya:

  1. Menumbuhkan Minat, Kecintaan, dan Kegemaran Membaca: Melalui koleksi buku yang beragam dan menarik, TBM Hidup Punya Cerita berhasil meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Berbagai program dan kegiatan yang diadakan secara rutin turut mendukung terciptanya kebiasaan membaca yang menyenangkan dan menginspirasi.
  2. Memperkaya Pengalaman Belajar bagi Warga: TBM tidak hanya menyediakan buku, tetapi juga menyelenggarakan berbagai aktivitas edukatif seperti diskusi buku, workshop, dan seminar. Kegiatan-kegiatan ini memperkaya pengalaman belajar masyarakat dan memberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan baru yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
  3. Menumbuhkan Kegiatan Belajar Mandiri: Salah satu tujuan utama TBM adalah mendorong masyarakat untuk belajar secara mandiri. Dengan akses mudah ke berbagai sumber bacaan, pengunjung TBM dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka, serta mengembangkan keterampilan baru sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
  4. Membantu Kecakapan Membaca: TBM Hidup Punya Cerita juga berperan penting dalam meningkatkan kecakapan membaca masyarakat. Program-program literasi yang dirancang khusus untuk berbagai kelompok usia membantu meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman, sehingga masyarakat dapat lebih efektif dalam memanfaatkan informasi yang tersedia.

Dalam perjalanannya, Taman Baca Masyarakat Hidup Punya Cerita telah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan budaya literasi. Dengan komitmen yang kuat untuk terus berinovasi dan menyediakan layanan yang terbaik, TBM ini berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi di Indonesia.

Taman Baca Masyarakat Hidup Punya Cerita adalah bukti nyata bahwa dengan semangat gotong royong dan komitmen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan berdaya saing. Mari bersama-sama mendukung dan memanfaatkan keberadaan TBM ini untuk masa depan yang lebih cerah.

Pada Hari Jumat (19/7/2024), terdapat kegiatan rutinan yang disebut Jama’ah Rotib Ngremboko. Jama’ah Rotib ngremboko merupakan perkumpulan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Mayangan, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Kegiatan rutinan Jama’ah Rotib ngremboko sudah berjalan Satu tahun lebih. Acara rutinan Jama’ah Rotib Ngremboko yang diadakan di TBM Hidup Punya Cerita diikuti oleh sekitar 25 orang. Kegiatan di mulai setelah melaksanakan sholat isya atau sekitaran jam 20.00 – selesai . Ada 3 rangkaian kegiatan dalam acara rutinan jama’ah rotib ngremboko : Pembacaan Maulid Simtuduror, Pembacaan Rotibul Kubro , Dan Mauidhoh hasanah atau kajian kitab.

Kegiatan ini di awali dengan pembukaan membaca tawassul yang kebetulan di bawakan oleh Ustad Ahmad Qudus selaku ketua, dan dilanjutkan dengan membaca kitab maulid simtudduror, maulid Simtudduror merupakan amalan Shalawat yang menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW. Maulid ini juga sama seperti maulid Diba’ dan Barzanji. Kemudian dilanjut, Pembacaan Rotibul Kubro. Rotibul Kubro merupakan amalan yang berisi doa dan dzikir.

Kegiatan yang terakhir, Mauidhoh hasanah atau kajian kitab yang mebahas Tauhid disampaikan oleh ustd Sugianto Membahas tentang Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah serta sifat jaiz e Allah, Sifat wajib dan Mustahil rosul serta jaiz e Rasul. Atau yang biasa dikenal dengan ” Aqoid Seket “.

Ustd. Sugiyanto Menjelaskan bahwa ” Aqidah 50 dalam lingkungan Ahlussunnah wal Jama’ah terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama berkaitan dengan sifat-sifat Allah, meliputi sifat wajib bagi Allah 20 sifat, sifat mustahil 20 sifat, dan sifat jaiz 1 satu sifat. Bagian kedua berkaitan dengan sifat-sifat para rasul Allah, meliputi sifat wajib bagi rasul 4 sifat, sifat mustahil 4 sifat, dan sifat jaiz 1 sifat.”

” Allah itu ada (wujud). Allah Swt. memang gaib, tidak bisa dilihat zat-Nya. SIfat wujud bermakna kehadiran Allah SWT bukan karena diciptakan oleh siapapun. Allah itu berdiri sendiri dan berbeda dengan Makhluk ” Imbuhnya Ustd Sugiyanto
Acara ini diakhiri dengan pembacaan doa dan juga di adakannya makan makan bersama.

*Ketua TBM Hidup Punya Cerita

Categories
Kabar TBM

Bahasa Kita, Warisan Kita

Release Kegiatan Forum TBM Kerinci

Bahasa adalah cerminan budaya dan identitas suatu komunitas. Melestarikan bahasa lokal tidak hanya berarti menjaga cara komunikasi, tetapi juga menghargai warisan leluhur yang kaya akan nilai-nilai budaya. Di era globalisasi ini, banyak bahasa daerah yang terancam punah karena kurangnya dokumentasi dan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari.

Yayasan Lentera Muda Kerinci kini hadir kembali mengadakan berbagai program kebahasaan dan kesastraan melalui bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra periode Juni 2024 berdasarkan Keputusan Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Sebelum itu, Yayasan Lentera Muda Kerinci pada tahun 2023 juga sudah mendapatkan bantuan yang serupa dari Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan.

Pada kegiatan yang diberikan nama Festival Bahasa dan Sastra memiliki banyak rangkain kegiatan didalamnya. Salah satunya adalah kegiatan pembuatan kamus bergambar kosakata bahasa daerah Kerinci dan Sungai Penuh. Kegiatan pembuatan kamus bergambar kosakata bahasa daerah ini dilandasi dengan data dan fakta bahwa bahasa daerah di Kabupaten Kerinci dan Sungai Penuh termasuk kedalam bahasa daerah yang terancam punah. Tentu masalah ini menjadi kekhawatiran yang timbul dalam diri kita dan tentunya enggan kita melihat bahasa kita mengalami kepunahaan.

Melalui kegiatan ini kami percaya bahwa untuk mencapai hal besar harus dimulai dari hal kecil. Desa yang menjadi target dalam pembuatan Kamus Bergambar Bahasa Daerah kerinci dan Sungai Penuh adalah Desa Sungai Tutung dan Simpang Tiga Rawang. Desa Sungai Tutung dan Desa Simpang Tiga Rawang adalah dua desa yang memiliki kekayaan budaya dan bahasa yang unik. Dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan kekayaan bahasa ini, diadakanlah pelatihan pembuatan Kamus Bergambar Kosakata Bahasa Daearah.

Kegiatan ini diawali dengan pelatihan selama 2 hari yakni di tanggal 11 – 12 Juli 2024 dan di tanggal 13 – 15 Juli 2024 dilanjutkan pengumpulan data kosakata ke setiap desa yang sudah ditentukan. Pada kegiatan pelatihan kami melibatkan pakar linguistik dari universitas, penggiat budaya dan praktisi lapangan berpengalaman sebagai narasumber dalam kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan di narasumberi oleh Dr. Adi Budiwiyanto, M.Hum. selaku Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi, Ernanda, S.Pd., M.A., Ph.D. Dosen Bahasa dan Sastra Universitas Jambi dan Nazarudin, S.Hum., M.A. selaku Dosen Sastra Indonesia Universitas Indonesia.

Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan tim peneliti dalam melakukan pengumpulan data bahasa daerah di lapangan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan tim dalam metode pengumpulan data, dokumentasi, dan penyusunan kamus bahasa daerah. Dengan adanya kamus bahasa daerah, diharapkan kekayaan bahasa ini dapat tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Dalam pengambilan kosakata bahasa daerah dialek Desa Sungai Tutung dan Desa Simpang Tiga Rawang kami melibatkan Lembaga Adat sebagai informan untuk digali kosakata yang ada di daerah tersebut. Setelah pengambilan data kosakata bahasa daerah, kami melakukan kegiatan lokakarya di setiap daerah dengan mengundang Lembaga Adat, Perangkat Desa, Cerdik Pandai, dan Karang Taruna sebagai peserta dalam kegiatan lokakarya. Tujuan kegiatan lokakarya ini adalah untuk mempersentasikan hasil data kosa kata yang diperoleh dan dikaji bersama dengan peserta lokakarya untuk mendapatkan validasi yang valid dan dapat mengumpulkan ide, pengetahuan, dan kontribusi dari berbagai pihak yang peduli terhadap pelestarian bahasa daerah Kerinci dan Sungai Penuh, sehingga kosakata yang di ambil bisa untuk dibukukan sebagai kamus bergambar bahasa daerah.

Categories
Artikel Opini

FITRAH

Sugiman, S.Pd., M.Pd.*

Pada mula kehadiran manusia semuanya suci, bukan hanya pada para Nabi, sahabat Nabi, Ulama dll, tetapi kita semua adalah mahluk yang suci. Namun berselang waktu kehadiran manusia di muka bumi ini, sudah mulai merasa bahwa dirinya diciptakan dengan penuh kesalahan yang berlimpah dosa atas sikapnya tertutu oleh cahaya terang dalam dirinya.

Manusia itu mahluk yang paling sempurnah di antara ciptaan Allah yang lainnya, suci dari segala noda di saat ia dilahirkan semuala, meski tak mampu berbuat apa-apa selain menangis.Tidak mampu berbuat apa-apa bukan berarti manusia dilahirkan mulanya bodoh dan akan hidup diatas aturan mahluk yang tidak berakal, mengikut dengan aturan bagi para pembuat aturan tidak sesuai dengan landasan sesungguhnya. Dr. Zakir Naik mengatakan setelah diberikan kehendak bebas dan patuh kamu lebih baik diripada malaikat setelah diberikan kehendak bebas dan kamu tidak patuh kamu menjadi seperti setan.

Kesucian manusia itu ada pada hatinya yang sudah berkomitmen akan sebuah bentuk keikhlasan kepada sang pemilik segala-galanya, dari segala apapun yang dilakukan baik itu perintah tubuh maupun kewajiban roh akan senantiasa kita melapangkan dada untuk menerimanya.

Segala tindakan pribadi yang bersifat perintah sudah kita jadikan sebagai pusat perjanjian dalam diri dan merupakan jalan menuju nilai fitrah manusia.

Fitrah berarti perasaan yang tulus (Al-Ikhlas). Manusia lahir dengan membawa sifat baik. Di antara sifat itu adalah ketulusan dan kemurnian dalam melakukan aktivitas.

Sifat baik manusia hanya ada pada ketundukan hati terhadap Tuhan-nya yang memiliki kebaikan abadi, bahkan dari segala aktivitas yang diputuskan akal akan dikelola oleh hati sampai ia menemukan puncak ketenangan dalam dirinya, posisi hati selain memilih juga mempertimbangkan.

Kebanyakan manusia berbuat baik karena ingin dikenal oleh para sesama bukan dari kata hatinya, ingin mendapat penilaian yang lebih dari pada yang lainnya, mengambil kesempatan buruk dalam kondisi yang tidak memungkingkan, ingin di kenal baik padahal kenyataan-nya penilaian hanya sampai pada pujian, tidak sampai pada puncak sebuah nilai pujian yang dapat berubah menjadi karakter kepribadian, membangga tanpa menghasilkan kebanggaan. Padahal sesungguhnya orang yang paling baik disaat saling mengenal adalah orang yang saling mengenal karena sikapnya yang tunduk kepada Tuhan dan tidak merugikan sesama manusia yang lain tanpa mengenal dia laki-laki maupun perempaun.

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-banagsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal, sesu-ngguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”.(QS. Al-Hujurat: 13).

Kebaikan hakiki manusia tidak lahir dari sikap adanya sebab karena ingin mendapat Keuntungan, sanjungan, penghargaan dari yang lainnya tetapi kebaikan manusia itu dinilai dari yang baik akan kedekatannya kepada Allah Swt. Sikap dasar manusia ada pada kesucian hatinya, segala tindakan yang ia lakukan semata-mata karena Allah. Tidak butuh berapa orang yang mengakui akan kebaikannya, karena Tuhan lebih tahu yang mana keba-ikan sejati dan yang pura-pura.

Sudah banyak orang yang menyala gunakan kata dari “Segala aktivitas manusia harus dengan atas nama Allah.” Tidak lagi takut mereka diluar sana dengan mengucapkan kalimat BASMALAH sebagi awal melakukan kemaksiatan dan kalimat hamdalah sebagai bentuk kesyukuran atas terwujudnya tindakan yang tidak senono.Mereka terlalu mudah memanfaatkan kalimat sucinya Allah dalam sebuah kemunafikan. Mereka lakukan itu karena pengetahuan tentang fitrah dirinya masih sangat terbatas sehingga tidak mampu ia amalkan dalam perjalanan kehidupannya.

Pada mulanya manusia bukan dicipta untuk menikmati kemewahan dunia tanpa izin Allah, bukan pula untuk mengejar iming-iming kebahagiaan ak-hirat dengan janji Surganya Allah, tetapi kehadiran semata-mata untuk bertakwa kepadanya, manusia tidak berbuat akan banyaknya kemewahan yang menjadi pusat perhatian oleh yang lainnya tetapi manusia hanya untuk kembali menghadap sang maha agung dengan cara sewajarnya. Tanpa harus melihat derajat, kualitas yang kita miliki bahkan sikap yang dimiliki sebagai perempuan dan laki-laki tidak memandang buluh untuk selalu bersyukur akan kehadirat Allah Swt, sebagai bentuk ketakwaan kita kepadanya.

Memiliki kesucian manusia bukan pada kulit yang sering di poles bedak racikan sebagai pengombar syahwat bagi manusia yang lainnya, laki-laki menabung rasa sama perempuan, sementara perem-puan sesama perempuan mendatangkan kecem-buruan, begitupun sebaliknya, tetapi kesucian manusia ada pada hatinya yang selalu kita asa dengan zikir, menilai dan berbuat kebaikan dunia untik akhiratnya tanpa menjadikannya sebagai motivasi hidup melainkan kesadaran dalam diri pribadi masing-masing sebagai hamba Allah.

Fitrah dalam diri manusia terletak pada titipan Allah Swt, yakni apa yang dimiliki manusia semenjak ia dilahirkan di muka bumi ini. Manusia memiliki indra yang mesti dipergunakan sebaik-baik mungkin sebagai bentuk kesyukuran atas banyaknya kejadian yang kita alami baik yang besar maupun yang sedang karena itu merupakan bentuk kesadaran manusia Insani. Mata untuk melihat kebaikan, memandang fenomena alam yang silih berganti terkadang baik dan buruk, akan banyaknya ciptaan manusia ingin menandingi ciptaan sang pemilik segalanya, yang terkadang lebih cenderung merusak dari pada memperbaiki.

Telinga untuk mendengar segala kebaikan malah dipakai untuk mendengarkan keburukan orang sebagai bahan cerita dasar dari perpecahan persaudaran, gosip di mana-mana tidak menyadari sikap priabadi seperti apa. Hidung untuk mencium kebaikan malah dipakai untuk mencium keburukan orang lain yang belum tentu asalnya. Lidah yang seharusnya dipakai untuk mengecap malah dipakai untuk berdusta. Kulit yang seharusnya dipakai merasakan akan keindahan alam mala dipakai untuk merasakan ujian kesalahan.

Panca indra bukan sesuatu yang final untuk menentukan langkah seseorang di muka bumi ini karena ada akal dan hati sebagai penyempurnah atas kesucian manusia.Akal dan hatilah yang menyimpuilkan akan segala sesuatu yang baik terjadi pada diri manusia.

Sebaik apapun sesuatu di hadapanmu bila memang tidak masuk akal dan tidak diyakini oleh hati maka akan tetap dinilai salah.

Kepercayaan diri manusia atas akal dan hati akan mempertemukan Allah sang pemilik segalanya, karena kedua inilah yang menjadi pusat pertim-bangan atas segala keputusan.Bukan hanya di akhi-ratnya tetapi juga di bumi yang tercinta ini akan kita rasakan, berbagai macam kenikmatan yang dimilikinya, baik dari ketenangan Lahirnya maupun kenikmatan batinnya. Atas keyakinan yang dimiliki manusia akan menambah semangat, kekuatan pribadi dengan dasar hidup berdampingan dengan Allah Swt.

Kekuatan fitrah yang dimiliki manusia tidak kalah dahsyatnya kenikmatan dunia atas jaminan akal dan hati yang diperoleh setiap saat melakukan usaha, semewah apapun hidup tidak akan mampu terkalahkan oleh kenikmatan fitrah. Fitrah manusia lahir dari keikhlasan hati yang abadi, fitrah adalah ciptaan Tuhan yang wajib kita jaga, karena dia yang akan menjadi pelindung selama hidup kita di dunia. Tidak akan berubah sedikitpun.Anda mungkin sering kali merasakan disetiap memutuskan sesuatu ada bisikan yng bedah dengan keinginan akal. Adapun kesalahan yang sering kita lakukan dalam bertindak pasti sebelumnya ada bisikan yang mengarah pada kebaikan.

Di sinilah letak kehadiran para pemimpin dalam menyikapi setiap problem yang ada, selain memberi peringatan, mengingatkan, juga harus menjadi pelaku utama sebagai contoh dalam mengarungi seperti apa kehidupan ke depan.

*Ketua TBM Motivation Tour Majene, Sulbar

Categories
Kabar TBM

Forum TBM Way Kanan Ajak Pelajar Lebih Kreatif Melalui Kelas Menulis

Oleh. Eko Prasetyo*

Dorong kemampuan menulis bagi pelajar, Forum TBM Kabupaten Way Kanan menggelar pelatihan Kelas Menulis Kreatif bagi pelajar dan pemula jenjang SMA. Kelas menulis tersebut diasuh oleh Eko Prasetyo yang juga merupakan Ketua Forum TBM Way Kanan. Lokasi kegiatan dilaksanakan di ruang TBM gedung UPT SKB Way Kanan.

Eko Prasetyo mengatakan bahwa Kelas Menulis tersebut dilaksnakan secara periodik seminggu sekali dengan peserta dari tingkatan pelajar SMA.
“Setidaknya terdapat empat sekolah jenjang SMA yang akan menjadi peserta dalam kegiatan Kelas Menulis ini. Setiap sekolah terdiri dua puluh siswa dengan intensitas pertemuan selama tiga kali. Sehingga hasil dari kegiatan kelas menulis ini bisa aplikasikan dan juga dievaluasi atas kemampuan menulis setiap siswanya. Maka total delapan puluh pelajar SMA yang akan kami berikan materi tentang kepenulisan selama tiga bulan kedepan” paparnya. Selasa (23/07).

Eko Prasetyo juga menambahkan bahwa terkait materi kepenulisan, terdiri materi dasar menulis, penggunaan tanda baca, mengulas teks cerpen serta praktik menulis.

Kegiatan tersebut didukung oleh UPT SKB Way Kanan dengan menyediakan ruangan, sarana dan prasarana yang sangat memadai untuk proses belajar kelas menulis tersebut. Kepala UPT SKB Way Kanan Netty Sefriyanti mengungkapkan, pihaknya memang sangat mendukung apabila ada aktifitas belajar masyarakat yang membutuhkan sarana mupun prasarana.
“SKB Way Kanan memang menginginkan bahwa ada aktifitas belajar masyarakat yang dilakukan di sini, karena kami ingin SKB untuk menjadi pusat segala kegiatan belajar. Ya salah satunya Kelas Menulis di TBM ini. Kebeulan juga kan sekretariat Forum TBM berada di SKB, jadi ya sudah pas lah ya” ujarnya.

Netty juga berharap agar Forum TBM Way Kanan tidak hanya menyasar pelajar SMA dalam kegiatan Kelas Menulis, tetapi juga pelajar SMP bahkan SD agar kemampuan menulis sebagai komponen literasi itu dapat lebih meningkat di Kabupaten Way Kanan ini.

*Ketua Forum TBM Way Kanan

Categories
Kabar TBM

MEMBACA ITU PENTING, MENULIS JUGA TAK KALAH PENTING

Pekalongan – Taman Baca Masyarakat (TBM) Hidup Punya Cerita menggelar kegiatan Diskusi NGOPI (Ngobrol Perkara Literasi) yang mengusung tema “Membaca itu penting, menulis juga tak kalah penting”. Acara ini diselenggarakan pada hari Ahad (21/7/2024) pukul 16.00 WIB – selesai melalui jaringan online google meet dan diikuti 30 peserta.

Kegiatan yang dimoderatori mahasiswa UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan Mochamad Risqi Yulizar mengundang dua narasumber yakni Nia Nur Pratiwi, S.Pd. yang aktif sebagai Manajer Penerbit Yayasan Masyarakat Indonesia Sehat dan Penulis Buku Narasi Perempuan, serta narasumber kedua yaitu Khairul Anwar, M.E penulis buku Manusia dan Kesadaran Ekologis.

Khairul Anwar menyampaikan syarat utama untuk memulai aktivitas menulis adalah dengan adanya kemauan. Selain itu, dibarengi pula dengan proses pembelajaran yang berkelanjutan. “Yang terpenting itu istiqomah. Kita harus belajar terus menerus. Proses menulis tidak mungkin satu dua kali langsung bagus, tapi harus terus diasah dan digali,” tuturnya.

Disampaikan, orang-orang hebat seperti Ir Soekarno, Moh. Hatta, Pramoedya Ananta Toer, serta ulama seperti Gus Dur dan ulama-ulama lainnya juga menulis. Dengan menulis, meski mereka sudah tiada, nama mereka tetap abadi dan karyanya dikenang hingga kini.

Jadi, siapapun bisa jadi penulis asalkan dia mau. Entah mahasiswa, pelajar, guru, atau bahkan tukang becak sekalipun bisa menjadi penulis asal ada kemauan dan mau terus belajar,” imbuhnya.

Narasumber kedua Nia Nur Pratiwi menyampaikan hubungan antara membaca dan menulis. Menurutnya, membaca memiliki banyak manfaat yang luar biasa. Pertama, membaca meningkatkan pengetahuan dan wawasan kita. Melalui membaca, kita bisa mempelajari hal-hal baru, memahami berbagai sudut pandang, dan mendapatkan informasi yang berguna.

Kedua, membaca mengembangkan keterampilan berpikir kritis kita. Ketika kita membaca, kita diajak untuk merenung, menganalisis, dan mengevaluasi informasi. Terakhir, membaca juga memperluas kosa kata dan pemahaman bahasa kita, yang sangat berguna dalam komunikasi sehari-hari,” ujarnya.

Selain membaca lanjutnya, menulis juga memiliki peran yang tak kalah penting. Menulis mengasah kemampuan berpikir kita dan membantu kita merumuskan ide-ide dengan lebih jelas. “Melalui menulis, kita bisa mengekspresikan diri dan menyalurkan kreativitas kita,” tutupnya.

Kegiatan pertama Diskusi NGOPI (Ngobrol Perkara Literasi) yang pertama akan dilanjutkan dengan kegiatan serupa di minggu-minggu berikutnya, dan diharapkan gerakan literasi di Kabupaten Pekalongan semakin kuat dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

Pengirim Berita:
Sahrul Mubarok