Categories
Kabar TBM

DONGENG INDAH DI KAMPUNG BACA TANJUNG SALEH

Oleh Ahmad Sofian

 

Sugai Kakap, sepanjang perjalanan kami disuguhkan keindahan alam yang luar biasa. Siang, kala air sedang surut, Muara Sugai Kakap terlihat lebih luas dan megah. Dan sore, kala kami pulang, kehadiran pelangi menambah kegembiraan kami. Kegembiraan kami tidak kalah seperti kegembiraan puluhan anak-anak yang hadir di Kampung Baca Tanjung Saleh (Tansal), untuk menyaksikan dongeng. Membutuhkan waktu sekitar 20 sampai 30 menit dari Dermaga Kakap untuk sampai ke lokasi, jika mengunakan sampan yang di tempel mesin air 2 PK.

Setelah disambut dan dibuka oleh Mas’udi, sebagai tuan rumah. Kata demi kata kemudian dari Ahmad Sofian, penulis, penggiat literasi di Kubu Raya. Ia berbagi cerita, berduet dengan Listiani, penggiat literasi di Kubu Raya yang berdomisili di Rasau Jaya, membawakan cerita rakyat berjudul Kalantika dari buku profesor Chairil Effendi. Pradono, seorang sastrawan dan aktor kawakan Kalbar juga tidak mau ketinggalan, dengan semangat yang tak kendor membawakan cerita rakyat Asal Usul Pantai Kijing.

Acara pada Minggu, 21 Maret 2021 itu kami laksanakan selepas dzuhur sampai selepas ashar. Lebih awal dan singkat memang, hal itu menjadi pertimbangan karena air pasang di sore hari akan menjadi kendala saat rombongan akan kembali pulang. Jika kemalamam dikhawatirkan terkena angin kencang yang dapat membuat ombak lebih besar dari biasanya.

Pelaksanaan rangkaian kegiatan memperingati Hari Dongeng sudah berlangsung sejak tanggal 12 Maret dan direncanakan hingga 28 Maret 2021.  Dimulai dengan diskusi, persiapan, pelatihan bagi para penggiat literasi. Hingga proses mendongeng, membacakan cerita di sejumlah TBM di Dusun Wonosari Tebang Kacang, Dusun Lingga Selatan, Tanjung Saleh, Rasau Jaya, Punggur Kecil serta beberapa lokasi lainnya di Kabupaten Kubu Raya. Penerapan protokol kesehatan menjadi hal penting dan tidak pernah absen dalam setiap kegiatan ini. Setelah di Tanjung Saleh, selanjutnya kami akan mendongeng di Desa Punggur Kecil, kecamatan Sungai Kakap.

Categories
Kabar TBM

DONGENG MEMBAHANA DI DESA LINGGA

Oleh Ahmad Sofian

Tempat seukuran 4×6 meter itu terasa lebih kecil dari biasanya. Anak-anak tumpah ruah. Beberapa orang tua, wali siswa malah tidak diperbolehkan masuk, sebab ruangan sudah tak muat lagi. Apalagi kami harus menjaga jarak, mematuhi protokol kesehatan.

 

Antusias, heboh, seru, tiga kata itu mungkin dapat mewakili sesi kedua, kegiatan mendongeng dari para penggiat literasi di Kubu Raya dalam memperingati hari Dongeng Sedunia, 20 Maret  2021. Anak-anak usia empat hingga belasan tahun berdatangan. Sebagian besar di damping oleh orangtua atau kerabatnya.

 

Raut sukacita tidak bisa disembunyikan dari wajah ustadz Satuki, guru mengaji anak-anak di Dusun Sekura. Ia sudah berpuluh-puluh tahun dengan sabar mengajar. Satuki sangat berterima kasih atas terselenggaranya acara ini. “Semoga menjadi kebaikan buat kita semua. Semoga anak-anak tambah senang,” katanya singkat. Di hari yang cerah itu, turut hadir juga pembimbing (guru) anak-anak; M Salim, Nur Hayati, Hamnah, dan Siti Solihatun Khasanah.

 

Acara peringatan Hari Dongeng Sedunia ini dilaksanakan di Parit Sakura, Dusun Lingga Selatan, Desa Lingga berada di kecamatan Ambawang. Mayoritas masyarakat dari suku Madura menempati kawasan ini. Waktu tempuh Dari ibu kota/kabupaten sekitar 2,5 jam. Melewati jalan transkalimantan lalu masuk ke kawasan desa, melewati jembatan kuning yang legendaris.

 

Pukul 09.00 kegiatan dimulai. Setelah memutar video dongeng anak  berjudul Bunga Mawar Yang Sombong, acara kemudian dilanjutkan dengan mendongeng langsung oleh para pendongeng. Diawali oleh Ahmad Sofian yang juga seorang penulis, penggiat literasi di Kubu Raya, yang membawakan cerita rakyat berjudul Anak Hantu. Cerita ini memiliki makna tentang nilai-nilai kehidupan dalam pembentukan karakter anak sejak dini.

 

Kemudian Dilanjutkan Pradono, seorang sastrawan dan aktor kawakan Kalimantan Barat dengan cerita rakyat Semangka Emas.  Kegiatan berlangsung sampai Pukul 11.30, dipenuhi dengan raut-raut wajah yang semringah, ceria, dan sukacita.

 

Rangkaian pelaksanaan kegiatan peringatan Hari Dongeng berlangsung sejak tanggal 12  hingga  28 Maret 2021. Dimulai dengan diskusi, persiapan, pelatihan bagi para penggiat literasi, hingga proses mendongeng, membacakan cerita di sejumlah taman baca di Dusun Wonosari Tebang Kacang, Dusun Lingga Selatan, Tanjung Saleh, Rasau Jaya, Punggur Kecil serta beberapa lokasi lainnya di Kabupaten Kubu Raya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara swadaya.  Penerapan protokel kesehatan menjadi hal penting dalam setiap kegiatan ini. Setelah di Desa Lingga ini, besok Minggu, 21 Maret acara peringatan Hari Dongeng akan dilangsungkan di Desa tanjung Saleh, kecamatan Sungai Kakap

Categories
Kabar TBM

MELAYARI IMAJINASI ANAK

Merayakan Hari Dongeng Sedunia 20 Maret 2021

 

Di selembar daun. Sang semut terseret arus sungai yang deras. Erat ia memegang tepian daun. Karena jika jatuh kedalam air. Entah apa yang akan terjadi.

Di atasnya, nampak burung nuri, sahabatnya mengikuti. ‘Bersiaplah’ ujarnya. ‘Ada ranting pohon di depan. Hinggaplah di sana engkau akan selamat naik ke daratan.

 

Penggalan kalimat dongeng tentang persahabatan semut dan burung nuri di atas masih terngiang di benak. Pun ketika saya menulis Melayari Imajinasi Anak, merayakan Hari Dongeng Sedunia.

Membacakan dongeng serta cerita-cerita lainnya menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Terlebih budaya bertutur sangat erat. Bermacam cerita disampaikan. Berbagai narasi didendangkan. Kecintaan orang tua kepada anaknya semenjak masih kecil mengalir dalam proses mendongeng.

Dongeng yang diberikan kepada anak-anak dengan cara yang baik dan menyenangkan (fun learning) dapat meningkatkan kecerdasan moral antara sebelum dan setelah mendengar dongeng. Bahkan, apabila diberikan dengan baik dan terus menerus, seorang anak akan memiliki tingkat kecerdasan moral yang lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat penyampaian nilai moral melalui dongeng.

Tanggal 20 Maret, diperingati sebagai Hari Dongeng Sedunia. Bermula dari Swedia, tahun 1991 merayakan “Alla Berättares Dag”  (All Storytellers Day / Hari Semua Pendongeng). Perayaan tersebut semakin berkembang dan meluas. Tahun 1997, pendongeng di Perth, Australia Barat menggelar Celebration of Story. Di Meksiko dan negara-negara Amerika Latin lainnya, tanggal 20 Maret telah diperingati sebagai Hari Pendongeng Nasional. Perayaaan kemudian meluas dari Swedia ke Norwegia, Denmark, Finlandia dan Estonia, kemudian  Menyebar ke Kanada, Perancis, dan Belanda. Tahun  2005, ketika Hari Dongeng Sedunia dilaksanakan serempak di 25 negara, 5 benua. Akhirnya tanggal 20 Maret ditetapkan sebagai Hari Dongeng Sedunia (World Storytelling Day).

Setiap tahun nya, perayaan  mendongeng dihubungkan oleh tema yang sama. Setelah tahun 2004 dengan tema  Burung, 2005 – Jembatan,  2006 – Bulan, 2007 – Pengembara,  2008 – Mimpi, 2009 – Tetangga, 2010 – Cahaya dan Bayangan, 2011 – Air,  2012 – Pohon,  2013 – Keberuntungan dan Nasib, 2014 – Monster dan Naga, 2015 – Keinginan, 2016 – Wanita Kuat,  2017 – Transformasi, 2018 – Orang Bijak dan pada tahun  2019  mengusung tema  Mitos, Legenda, dan Epik.  Di tahun ini disepakati dongeng dengan tema pelayaran.

 

Namun, tentunya bukan hanya pada tanggal itu (20 Maret) saja kita melakukan kegiatan mendongeng. Seyogyanya sesering mungkin bahkan jika memungkinkan setiap hari. Karena, yang terpenting dari peringatan hari dongeng 20 maret, selain untuk merayakan dongeng sebagai sebuah proses, metode dan seni, peringatan hari dongeng juga untuk selalu mengingatkan manfaat dari mendongeng. Sebagai  penyampaian pesan moral (transfer nilai) kepada para pendengarnya. Seperti membiasakan budaya membaca, mendapatkan nilai-nilai kehidupan dan budi pekerti, mengembangkan imaji serta kreativitas, meningkatkan kemampuan berbahasa, lebih mempererat hubungan emosional, mengenal dongeng secara global, serta upaya menjaga cerita-cerita tradisional daerah.

Sebagai bentuk sastra lama,  dongeng tentunya beredar di setiap daerah, dengan seting dan tokoh yang berbeda. Namun memiliki cerita yang sama mengenai asal-usul sebuah tempat, mitos, serta cerita-cerita lainnya yang berkaitan dengan kedaerahan. Oleh karena itu, dongeng dekat dengan tradisi budaya daerah.