Categories
TALI INTEGRITAS

SAHABAT Pemberani, Pembelajaran Kelas Integritas

Akhirnya kick off Kelas Integritas telah dilakukan pada tanggal 15 Janari 2018. Banyak kejutan-kejutan yang terjadi. Dari jumlah siswa yang berminat ternyata melebihi dari yang kami targetkan sebelumnya. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Memang kebanyakan pelajar dan mahasiswa, yang merupakan target sasaran utama kami. Kejutannya justeru dengan adanya pegiat literasi, wirausahawan, PNS, Dosen dan Guru yang tertarik ikut bergabung. Sampai dengan jangkauan domisili siswa Kelas Integritas yang tidak hanya diikuti oleh siswa dari Sukabumi, melainkan juga dari Batam, Ciamis, Bandung dan Purwakarta. Ternyata tawaran pembelajaran kelas digital merupakan hal yang membuat banyak orang penasaran. Hal ini membuktikan juga bahwa dengan adanya jaringan internet membuat jarak dan wilayah semakin tidak relevan.

Hal ini makin menantang dan melecut semangat kami sehingga tidak sabar rasanya menanti feedback seperti apa yang akan tersaji dari materi pembelajaran yang disampaikan. Seperti yang kami rencanakan sebelumnya, jika kelas ini lebih menekankan pada kualitas. Maksudnya ialah para siswa yang mengikuti kelas ini diproyeksikan untuk menjadi penggerak dalam mengkampanyekan nilai-nilai anti korupsi dilingkungannya masing-masing. Kami memang bermaksud menjadikan siswa Kelas Integritas kali ini sebagai pionir terbentuknya Jaringan Integritas, selain dari mengajak entitas literasi yang sudah ada supaya turut serta mengimplementasikan program Tali Integritas.

Untuk Kelas Integritas kali ini, kami menekankankan penerapan metode pembelajaran mandiri. Kami ingin merangsang sikap proaktif para siswa dan meninjau sampai sejauh mana kepedulian mereka terhadap isu-isu antikorupsi yang disampaikan melalui aksi literasi. Terutama bagi siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas digital (lebih lanjut mengenai kelas digital, silahkan baca : Kelas Digital, seperti apa?).

Pada kegiatan kesatu ini, kami menyajikan film Sahabat Pemberani : Terdampar di Hutan Lindung sebagai materi pembelajarannya. Oleh karena para siswa bukan anak-anak, tentu saja kegiatan utamanya bukan menonton film tersebut, melainkan didorong untuk menggali mengenai pesan yang terkandung didalam film tersebut. Kegiatan menggali pesan yang terkandung dalam film Sahabat Pemberani dimaksudkan untuk dapat mengeksplorasi kecerdasan majemuk para siswa, terutama aspek linguistik, logika matematika, visual spasial, interpersonal dan intrapersonal. Eksplorasi tersebut bertujuan agar para siswa menjadi terampil untuk mengemukakan pendapat, berkomunikasi, berinteraksi dan memecahkan permasalahan.

Penggalian pesan yang terkandung dalam film Sahabat Pemberani mengunakan teknik analisa terhadap unsur-unsur cerita yang membangun film tersebut. Unsur cerita adalah bagian-bagian yang membangun suatu cerita sehingga pesan cerita tersebut dapat disampaikan kepada audiens. Maksud dari penerapan metode ini adalah supaya para siswa mampu menafsirkan secara lebih utuh dan kemudian menginterpretasikannya kembali pemahamannya tersebut.

Unsur-unsur yang membangun suatu cerita terdiri dari : (1) Karakter tokoh, pelaku dalam cerita; (2) Latar waktu dan tempat, masa dan lokasi cerita tersebut berlangsung; (3) Konflik yang terjadi, masalah dalam cerita / benturan berbagai keinginan yang saling bertentangan; (4) Plot atau alur cerita, berupa urutan kronologis semua kejadian dalam cerita; (5) Paparan atau eksposisi, berupa pembuka cerita dan pengenalan latar serta tokoh cerita; (6) Rising action, berupa pengenalan masalah; (7) Klimaks, puncak dari permasalahan dalam cerita; (8) Falling action, fase dimana masalah mulai terpecahkan; (9) Akhir cerita, penyelesaian dari masalah; dan (10) Tema, pesan yang ingin disampaikan dalam cerita.

Setidaknya ada 3 (tiga) momen menarik dalam film Sahabat Pemberani tersebut, yaitu : (1) ketika Krisna kehabisan jatah makanan sementara masih ada persediaan makanan milik teman-temannya; (2) ketika Panji dan Kirana tiba disuatu kebun pisang, Kirana merasa sangat lapar; (3) ketika pemilik kebun pisang itu memergoki Panji dan Kirana. Ketiga hal tersebut menjadi point yang menarik untuk didiskusikan dalam kerangka nilai-nilai integritas apa yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa tersebut.

Dengan melakukan analisa terhadap unsur-unsur cerita diatas, para siswa diharapkan dapat menginternalisasi pesan dalam fim Sahabat Pemberani secara utuh dan mendalam. Tentu saja disini dibuka ruang yang sangat luas untuk dapat menampung persfektif kritis para siswa. Bukan hanya menguji kedalaman pemahaman para siswa sebagai penerima pesan, juga merangsang kepekaan para siswa dalam posisi outside persfective mengenai pesan dalam film tersebut terhadap anak-anak sebagai sasaran utamanya.

Sebagai project dari pembelajaran ini, para siswa diberi tugas untuk membuat sinopsis film sahabat pemberani berdasarkan hasil analisa terhadap unsur-unsur ceritanya. Hal itu sebagai tahapan eksternalisasi dari pemahaman yang telah diperoleh para siswa dalam pembelajaran ini. Sehingga dengan demikian, nilai-nilai anti korupsi, terutama nilai disiplin, jujur dan tanggung jawab dapat menjadi pengetahuan, kesadaran, karakter dan integritas para siswa. Diadakan project dalam setiap akhir pembelajaran juga dimaksudkan sebagai sebagai indikator untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan pembelajaran dilaksanakan.

 

Aris Munandar. Pegiat di Komunitas Matahari Pagi.

Tulisan ini pertama kali dimuat di www.mataharipagi.tk.

Categories
TALI INTEGRITAS

KELAS Digital, Seperti Apa?

 

Seperti yang sudah diketahui bahwa dengan terpilihnya Komunitas Matahari Pagi sebagai penyelenggara utama proram Tali Integritas turut mentransformasikan kelas literasi yang selama ini telah berjalan dan kini diperkenalkan dengan nama kelas integritas (baca: Metamorfosa Kelas Matahari Pagi). Kelas literasi yang diselenggarakan oleh Komunitas Matahari Pagi bertujuan untuk membentuk individu transformatif atau pembelajar. Dalam fungsinya sebagai human capital creation tersebut, maka disana tempat pengetahuan dibagikan / ditransfer. Komunikasi memegang peranan penting dalam proses tersebut.

Jika sejenak merujuk kembali pada tema utama dari kelas ini yakni untuk menguatkan fondasi kebahasaan. Kebahasaan sebagai penemuan umat manusia yang paling paripurna dan selalu diperbaharui melalui perkembangan cara berbahasa/berkomunikasi. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut mempengaruhi cara manusia berkomunikasi, termasuk dalam proses transfer pengetahuan. Saat ini kita berada di era internet of things atau era digital, sehingga jika ingin tetap relevan maka sudah seharusnya kita berubah menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Tuntutan untuk segera menyesuaikan diri supaya tetap relevan, mendorong kelas literasi ini hadir dalam format digital. Kelas literasi yang asalnya masih dalam klasifikasi literasi tradisional, sedikit bergeser kearah literasi digital. Meskipun demikian, tetap mempertahankan penguatan fondasi kebahasaan sebagai tema utamanya.

Kami memiliki alasan kuat untuk mempertahankan tema utama tersebut, yakni supaya peserta lebih bisa mengeksplorasi potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Dengan memiliki fondasi kebahasaan yang kuat, maka peserta dapat mengartikulasikan pandangannya secara cermat, cerdas dan bermartabat. Jika kita mau lihat lebih spesifik lagi, misalnya dengan memiliki kemampuan berbicara yang baik maka akan membentuk pemikiran kita lebih terbuka terhadap setiap gagasan (open minded). Keterampilan berbicara dapat dilatih melalui sering melakukan diskusi dan atau brainstoming. Atau kemampuan membaca misalnya, dengan memiliki kemampuan ini kita akan memiliki daya analitis yang kuat sehingga bisa bersikap kritis terhadap teks, mencari latar belakang teks, membandingkan antar teks sehingga dapat melahirkan gagasan mandiri. Selanjutnya dengan kemampuan menyimak, kita akan terlatih untuk dapat lebih menerima, terbuka, empati dan penghargaan. Terakhir, dengan memiliki kemampuan menulis kita akan terbiasa berpikir secara terstruktur, sistematis, runtut/konsisten, koheren/logis, komprehensif dan bertanggungjawab.

Tema tersebut dimaksudkan untuk menyasar kalangan remaja, yang merupakan digital natives. Remaja saat ini dihadapkan pada perubahan dunia yang sangat dinamis disertai dengan segala tantangan dan ancamannya. Remaja perlu dibekali kekuatan untuk bisa menghadapi dunia (baca : Integritas, bekal remaja menghadapi dunia). Dengan dihadirkannya kelas digital, maka diharapkan remaja berkesempatan untuk tetap bisa memperkuat fondasi kebahasaannya ditengah kesibukan mereka.

Hal itu dimungkinkan karena kelas digital sangat fleksibel bagi peserta yang memiliki aktivitas yang cukup padat. Syaratnya, peserta memiliki kemudahan akses internet. Diharapkan kelas digital ini benar-benar dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. Pembelajaran dalam kelas digital ini memanfaatkan aplikasi edmodo disertai bantuan layanan pembelajaran TDW connect.

Edmodo adalah sebuah aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial. Edmodo dipilih karena selain mudah dan praktis, juga cukup komprehensif sebagai course management system. Aplikasi ini juga memberikan keleluasaan bagi seluruh yang terlibat dalam pembelajaran sehingga bisa dengan leluasa berinteraksi satu sama lain. Hal ini penting karena di kelas literasi ini mengembangkan pola belajar bersama sesuai dengan tagline Komunitas Matahari Pagi itu sendiri, yaitu “bersinar bersama dan menyinari kebersamaan”. Nantinya, peserta kelas literasi akan diberikan 6 digit kode grup supaya bisa mengakses 3 modul pembelajaran sesuai dengan minatnya. Namun demikian, dihimbau kepada seluruh peserta agar dapat mengikuti dan menyelesaikan 3 modul pembelajaran tersebut sehingga bisa mengikuti modul ke-4. Modul ke-4 dikhususkan untuk pembelajaran secara langsung bagaimana menerapkan prinsip-prinsip good governance.

Lalu, seperti apakah layanan bantuan pembelajaran TDW connect? Jangan membayangkan TDW connect sepertihalnya aplikasi-aplikasi yang dimiliki beberapa TV swasta. TDW connect hanyalah sebuah WA group sebagai sarana komunikasi interaktif. Karena dalam konteks belajar online, konektivitas merupakan faktor yang sangat penting. TDW connect dimaksudkan sebagai sarana diskusi diantara peserta kelas digital sehingga dapat berbagi pemahaman mengenai konsep, wawasan keilmuan dan membentuk kemandirian belajar.

Meskipun kelas digital ini masih berupa bentuk yang sederhana, namun pesan yang disampaikannya cukup jelas, yakni kita jangan melihat perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat sebagai sebuah ancaman. Sebaliknya, kemajuan teknologi informasi merupakan suatu peluang dan masa depan. Teknologi informasi merupakan bentuk mutakhir dari sarana berkomunikasi kita, sehingga kita jangan terlalu silau dan terlena dengan itu. Sebaliknya, dengan memiliki fondasi kebahasaan yang kuat, maka kita akan dapat dengan leluasa memanfaatkan secara maksimal sarana komunikasi apapun, dalam konteks ini adalah teknologi informasi.

Aris Munandar. Pegiat di Komunitas Matahari Pagi.

Tulisan ini pertama kali dimuat di www.mataharipagi.tk.

Categories
TALI INTEGRITAS

Untuk Apa Jejaring Integritas?

 

Jejaring Integritas merupakan salah satu implementasi Program Taman Literasi (Tali) Integritas yang dilakukan oleh Komunitas Matahari Pagi diperuntukan bagi entitas literasi yang peduli akan upaya pemberantasan korupsi melalui aksi literasi, selain dari Kelas Literasi yang diperuntukan bagi individu / perorangan, dengan tajuk yang sama : yaitu Cerdas Berintegritas. Tali Integritas itu sendiri merupakan program yang digagas oleh KPK melalui Pusat Edukasi Anti-korupsi bersama Forum TBM. KPK melalui Pusat Edukasi Anti-korupsi bersama Forum TBM telah memilih 40 TBM / lembaga literasi di seluruh Indonesia sebagai Panglima Integritas dan menjadi penyelenggara utama Program Tali Integritas, dimana Komunitas Matahari Pagi salah satu diantaranya.

Kita sudah sama-sama mengetahui jika korupsi sebagai salah satu kejahatan luar biasa dan sudah menjangkiti hampir seluruh sendi kehidupan, sehingga menjadi ancaman serius bagi masa depan bangsa Indonesia. Dilain pihak, entitas literasi merupakan motor utama dalam menghadirkan harapan akan masa depan yang lebih baik, untuk itu sangat berkepentingan dalam menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Untuk itu, Komunitas Matahari Pagi melalui Jejaring Integritas mengajak entitas literasi untuk bergerak bersama dalam memperkuat penanaman nilai-nilai anti korupsi dimasyarakat.

Belum lagi jika kita mendefinisikan korupsi sebagai sebuah persekongkolan, baik itu oknum maupun sistem. Maka untuk menghadapinya diperlukan lebih dari sekedar jejaring, tetapi sudah membutuhkan kekuatan bersama, suatu gerakan yang masif. Namun demikian, dalam kaitan gerakan literasi merupakan suatu gerakan budaya, sehingga hal ini perlu dipandang sebagai sesuatu yang strategis, suatu usaha jangka panjang, usaha yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Semestinya, jika gerakan literasi ini berhasil melahirkan generasi yang literat, maka korupsi dan kejahatan-kejahatan luar biasa lainnya akan teratasi dengan sendirinya. Anggap saja Jejaring Integritas ini sebagai suatu usaha rintisan menuju kearah sana, sebagai suatu ikhtiar menjadikan literasi sebagai gerakan fungsional yaitu yang mengajak kita untuk yang rasional, kritis terhadap gelombang informasi, memiliki kepekaan sosial dan memiliki integritas yang tinggi.

Jejaring Integritas dirancang sebagai sarana interaksi entitas literasi dalam membentuk persepsi yang sama mengenai nilai-nilai anti korupsi untuk kemudian dapat dikembangkan menjadi berbagai kegiatan sesuai dengan ciri khas / karakteristik, sasaran maupun kondisi masing-masing entitas tersebut. Secara sederhana, misalnya persepsi mengenai 9 (sembilan) sifat integritas yaitu : kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, keberanian, keadilan, kerja keras, tanggung jawab dan kesederhanaan. Nantinya dari kesembilan sifat tersebut, masing-masing entitas dapat memaknainya menjadi nilai-nilai yang aktual dalam kehidupan sehari-hari.

Dari hasil memaknai 9 (sembilan) sifat integritas tersebut, setiap entitas dapat menggali lebih dalam pesan yang terkandung dalam bahan pustaka yang telah disediakan oleh KPK. Dengan pemahaman yang lebih dalam (deep understanding) kita bukan saja sekedar memanfaatkan bahan pustaka KPK, yang lebih penting dari itu, kita menularkan semangat anti korupsi kepada audiens di entitas literasi kita.

Jejaring Integritas sebagai wadah untuk mempersamakan persepsi mengenai nilai-nilai anti korupsi akan suguhkan dalam bentuk kelas interaktif. Kelas tersebut tersedia dalam format kelas reguler dan kelas digital. Kelas reguler merupakan format interaksi secara langsung / tatap muka yang bertempat di sekretariat Komunitas Matahari Pagi. Kelas digital merupakan format online yang memanfaatkan aplikasi Edmodo. Peserta dapat mengikuti kelas secara fleksibel, baik waktu maupun tempat.

Jejaring Integritas akan mulai dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2018 dan akan menjadi agenda utama Komunitas Matahari Pagi sepanjang tahun 2018. Komunitas Matahari Pagi telah menyiapkan 4 (empat) modul sebagai panduan dalam memahami Integritas dalam konteks pemberantasan korupsi. Pertama, modul pengenalan mengnai “Program Tali Integritas” yang terdiri dari 4 (empat) sub modul yaitu : mengenal Program Tali Integritas, mengenal bahan pustaka Tali Integritas, contoh kegiatan Tali Intgeritas dan rencana aksi Program Tali Integritas. Kedua, modul “Siap Beraksi” terdiri dari 5 (lima) sub modul yakni : Aku Ingin Indonesia Tanpa Korupsi, Dampak Masif dan Biaya Korupsi, Pengertian, Bentuk-Bentuk, Contoh Kasus dan Rencana Aksi Berantas Korupsi, Strategi Pemberantasan dan Rencana Aksi Berantas Korupsi, Mimpi Indonesia Tanpa Korupsi. Ketiga, modul “Cermin Integritas” yang terdiri dari 3 (tiga) sub modul yaitu : Aksi Integritas untuk Berantas Korupsi, Contoh Tokoh Berintegritas, Refleksi Integritas Diri. Keempat, pada akhir tahun diharapkan bisa terselanggara Festival Integritas yang menampilkan kegiatan-kegiatan dari masing-masing peserta Jejaring Integritas.

Aris Munandar. Pegiat di Komuitas Matahari Pagi

*)   Tulisan ini pertama kali dimuat di www.mataharipagi.tk.

Categories
Resensi

Biarlah Malaikat yang Menjaga Kita

 

Judul tulisan ini tentu saja diambil dari judul buku Novel Baswedan : “Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya”. Buku biografi Novel, salah seorang penyidik senior KPK, ditulis oleh Zaenuddin HM atau ZHM dan diterbitkan oleh Mizan. Dengan mengganti kata “saya” menjadi “kita” dimaksudkan untuk menghadirkan sosok Novel sepertihalnya kita, namun memiliki integritas yang kokoh meskipun dihujani berbagai teror. Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya mengikuti pelatihan Tali Integritas, pengalaman menghadiri bedah buku dan pengalaman membaca bukunya itu sendiri.

Menurut ZHM bahwa teror yang dihadapi oleh Novel dimulai jauh sebelum menjadi penyidik KPK dan ZHM menjanjikan dalam buku yang ditulisnya ini akan banyak mengungkap hal mengenai Novel yang belum diketahui publik. Dalam prolognya, Haris yang menegaskan bahwa buku ini bukan sekedar mengupas sosok Novel yang pantas dijadikan sebagai role model, melainkan juga perlawanan terhadap korupsi sebagai kejahatan luar biasa harus menjadi perjuangan setiap orang.

Buku ini dimulai dengan gambaran yang dramatis mengenai penggeledahan yang dilakukan oleh KPK terhadap Direktur Korlantas Polri. Dimana peristiwa itu ditengarai sebagai asal muasal adanya teror terhadap Novel dan merupakan pemicu kasus Cicak vs Buaya jilid 2. Hal tersebut, senada dengan uraian dari Haris.

Saya punya penemuan lain ketika membaca buku ini. Mungkin iya, penggeledahan yang dilakukan oleh KPK (didalamnya ada Novel yang memimpin penyidikan kasus simulator SIM) terhadap Direktur Korlantas Polri. Sehingga dengan itu, Novel dianggap “berkhianat” terhadap “korps” oleh sebagian koleganya (halaman 35). Perlu diketahui jika Novel merupakan penyidik KPK yang berasal dari unsur Polri. Tetapi, temuan lain saya itu, adalah adanya teror yang diterima oleh Novel merupakan risiko dari integritas yang dimilikinya. Dari mana integritas tersebut berasal? Dijawab dengan flashback pada masa ketika Novel dilahirkan.

Integritas yang dimiliki oleh Novel merupakan buah dari pendidikan keluarga. Novel bukan saja salah seorang keturunan pahlawan nasional, AR Baswedan, tapi standar pendidikan di keluarga Baswedan banyak melahirkan sosok-sosok yang berintegritas. Pendidikan keluarga yang seperti apa sehingga dapat melahirkan sosok berintegritas? Pendidikan yang berpijak pada kesederhanaan, empati dan religius. Hal tergambar dari mulai masa kecil Novel, masa sekolah, Akpol, menjadi polisi, hingga memutuskan memilih sebagai pegawai tetap di KPK (Bab 2-5). Yang ingin saya katakan adalah integritas bisa dimiliki siapa saja, dari institusi mana saja, bahkan oleh orang biasa seperti kita sekalipun.

Kenapa saya berani menyimpulkan demikian? Karena jauh sebelum menjadi penyidik KPK pun Novel telah sering diteror. Sebut saja ketika Novel memberantas perjudian dan illegal logging, keduanya di Bengkulu. Dikisahkan dalam buku ini, setelah Novel di KPK, teror itu semakin menjadi-jadi karena banyak kasus besar yang berhasil diungkap oleh Novel, seperti kasus suap pemilihan Deputi Gubernur BI, kasus Hambalang, kasus simulator SIM, dan yang paling hangat adalah korupsi e-KTP (Bab 6 & 8). Apa rahasia keberhasilan Novel dalam mengungkap kasus-kasus besar tersebut?

Bambang Widjojanto – mantan komisioner KPK mengungkapkan rahasia keberhasilan Novel dan juga penyidik-penyidik KPK lainnya dalam mengungkap kasus. Yaitu : teamwork; proses dilakukan secara cermat, terperinci utuh, matang dan prudent. Hal tersebut ditunjang oleh komitmen yang tinggi terhadap upaya pemberantasan korupsi, independen, pengetahuan dan kompetensi yang memadai (Bab 7).

Dalam wawancaranya dengan ZHM, Novel mengungkapkan bahwa dia menemukan adanya oknum pengusaha besar yang mengendalikan negara, mengendalikan pejabat-pejabat utama di eksekutif, legislatif dan yudikatif (Bab 16). Bahkan, dalam epilognya, Prof Mochtar menyampaikan secara tajam bahwa ketidakseriusan penanganan kasus Novel bisa dilihat sebagai sebuah persekongkolan jahat.

Sedikit mengutip materi presentasi Firman Hadiansah – Ketua Forum TBM yang berjudul “Membangun Generasi “L” melalui Pendidikan Antikorupsi” bahwa salah satu karakteristik TBM adalah gerakan budaya. Yang dimaksud disini bukan sekedar kekuatan untuk unjuk rasa, bahkan lebih dahsyat dari itu. TBM-TBM dapat melahirkan generasi baru yang juga sanggup menghantam “kelainan” integritas generasi alay, sekaligus akan menggerus persekongkolan jahat tindakan korupsi. Karena kelemahan integritas generasi muda sama berbahayanya dengan kejahatan luar biasa seperti korupsi dan atau narkoba, yaitu sama-sama mengancam masa depan bangsa.

Generasi baru tersebut adalah generasi literat atau Gen L. Yaitu generasi yang rasional, kritis terhadap gelombang informasi, memiliki kepekaan sosial dan memiliki INTEGRITAS yang tinggi. Tinggal masalahnya bagaimana kita bisa bersinergi dalam menghadapi minat baca yang masih rendah dan kemampuan menulis yang apa adanya, sedangkan tantangan zaman sudah menuntut kita beraksi dengan literasi fungsional. Seperti jawaban Prof Mochtar atas pertanyaan saya, kita harus terus menempa diri dengan ilmu pengetahuan hingga menemukan kesalehan sosial. Itulah semangat yang bisa melintasi generasi, yaitu nyala abadi semangat anti korupsi.

Aris Munandar. Pegiat di Komuitas Matahari Pagi

*)   Tulisan ini pertama kali dimuat di www.mataharipagi.tk.

Categories
TALI INTEGRITAS

Integritas : Bekal Remaja Hadapi Dunia

 

“Hadiah terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan” – Carol Dweck, The New Psichology of Success.

Tantangan seperti apa yang dihadiahkan oleh orangtua untuk dihadapi oleh anak-anaknya (selanjutnya disebut remaja) dewasa ini? Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengelompokan, setidaknya ada, 6 tantangan yang dihadapi remaja saat ini, salah satunya adalah harmonisasi pengembangan potensi remaja yang belum optimal, baik itu pengembangan potensi olah hati (etik), olah pikir (literasi) maupun olah raga (kinestetik).

Remaja sebagai fase ambiguitas, apabila tidak dibekali / dipersiapkan untuk menghadapi tantangan tersebut diatas maka akan mengalami kebingungan-kebingungan yang akan berlanjut kepada ketidakstabilan emosi dan stimulasi-stimulasi sosial negatif lainnya, seperti: social disorganization (berkurangnya pranata-pranata masyarakat), strain (tekanan besar dalam masyarakat), differential association (salah pergaulan), labelling, dan male phenomenon.

Kebingungan-kebingungan pada remaja banyak disebabkan karena kurangnya bekal yang mereka miliki dalam menghadapi dunia baru mereka. Dunia peralihan dari fase anak-anak menuju fase dewasa. Pendidikan yang didapatkan pada umumnya tidak berkesinambungan dengan realita yang mereka hadapi. Belum lagi mereka dijadikan sebagai target utama oleh para pemilik kapital dengan menawarkan modernitas dalam bentuk identitas anak gaul dan kekinian.

Tantangan tersebut tidak hanya hadir dalam dunia nyata, justeru sebaliknya, dunia maya menghadirkan tantangan yang jauh lebih besar bagi remaja. Celakanya, generasi yang lebih dulu atau sering disebut digital immigrants, seringkali gagal memahami fenomena ini. Sehingga remaja sebagai digital natives, semakin rentan terjebak pada kebingungan-kebingungannya dalam era internet of things dewasa ini. Sungguh suatu tantangan yang sangat berat dan tak terhindarkan.

Menurut The Future Jobs Report terdapat 3 keterampilan utama yang harus dimiliki dalam menghadapi revolusi industri keempat sebagai masa depan bagi remaja saat ini, yaitu : complex problem solving, berpikir kritis dan kreatifitas. Remaja wajib memiliki ketiga keterampilan tersebut sebagai bekal menghadapi tantangannya. Lebih dari itu, dalam menghadapi masa depan yang sangat dinamis, remaja tidak cukup dengan dibekali kompetensi tadi. Dalam memaknai eksistensinya, remaja juga harus memiliki nilai-nilai religius, nasionalis, mandiri serta gotong-royong dan nilai-nilai tersebut harus dijadikan sebagai konsep diri yang ajeg. Tidak kalah penting juga, sebagai jangkar agar tidak terombang-ambing gelombang di tengah samudera globalisasi, remaja harus memiliki kualitas diri berupa integritas.

Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkaan kewibawaan; kejujuran (Badudu & Zain, 1996). Didalam integritas sudah termaktub karakter dan kecerdasan, karena merupakan suatu keutuhan antara pikiran, wacana dan perilaku. Dengan memiliki integritas, dipastikan seseorang telah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap. Singkatnya, integritas akan mengharmonisasikan perkembangan remaja, baik itu potensi olah hati (etik), olah pikir (literasi) maupun olah raga (kinestetik).

Literasi merupakan karpet merah bagi seseorang untuk memantapkan integritasnya. Literasi sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah menggunakan berbagai keterampilan dan pengetahuan dalam kehidupan. Dalam arti, dengan literasi seseorang bukan saja hanya akan memperoleh pengetahuan, melainkan juga mengetahui bagaimana pengetahuan yang telah diperolehnya tersebut harus digunakan. Melalui literasi, pengetahuan tidak lagi berada dimenara gading, tapi sudah menjejak pada persoalan dan realita yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh permasalahan yang ada dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah korupsi. Korupsi merupakan permasalahan serius yang mengancam kelangsungan kehidupan bangsa kita. Untuk itu, Program Taman Literasi (Tali) Integritas yang digagas oleh KPK melalui Pusat Edukasi Anti-korupsi bersama Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) merupakan sebuah terobosan yang sangat patut diapresiasi. Selain menyajikan persoalan yang riil dihadapi dalam keseharian, yaitu perlunya penyembaran dan penguatan nilai-nilai anti-korupsi, juga menggunakan literasi sebagai sarana penyajiannya.

Menangkap pesan ini, Komunitas Matahari Pagi sebagai salah satu Panglima Integritas dan penyelenggara utama Program Tali Integritas, merepresentasikannya dalam  Kelas Literasi : Cerdas Berintegritas. Salah satu terobosannya, kelas tersebut disajikan dalam format kelas digital, selain kelas reguler seperti yang sudah dilaksanakan selama ini. Kelas digital ini merupakan pembelajaran secara online dengan memanfaatkan platform pembelajaran digital Edmodo. Tujuannya, selain menyebarkan nilai-nilai anti-korupsi agar dapat dijangkau lebih luas, juga mengenalkan konsep literasi digital. Literasi digital merupakan kemampuan berkomunikasi dan menggunakan konten positif melalui dunia digital secara bijak. Sehingga kemajuan teknologi informasi jangan lagi dijadikan sebagai suatu ancaman bagi remaja. Diharapkan, remaja lebih leluasa merentangkan cakrawala masa depannya. Cakrawala yang dapat mengembalikan mimpi dan harapan seluruh bangsa Indonesia yang sekarang seolah terenggut akibat korupsi. Dengan demikian, remaja harus ambil bagian sejak dini dalam mewujudkan Indonesia bebas korupsi.

Aris Munandar. Pegiat di Komunitas Matahari Pagi.

Tulisan ini pertama kali dimuat di www.mataharipagi.tk.

Categories
TALI INTEGRITAS

Cerdas Berintegritas

 

Komunitas Matahari Pagi merupakan salah satu dari 40 TBM / lembaga literasi yang terpilih sebagai Panglima Integritas dalam program Taman Literasi (Tali) Integritas yang digagas oleh KPK melalui Pusat Edukasi Anti Korupsi bersama Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM). Tugas utamanya adalah mengimplementasikan Program Tali Integritas, yaitu menebarkan nilai-nilai anti korupsi melalui literasi. Program Tali Integritas yang akan diimplementasikan oleh Komunitas Matahari Pagi, kami beri nama CERDAS BERINTEGRITAS. Penamaan tersebut sesuai dengan gagasan pokok Rancangan Program Terpadu, yaitu kombinasi antara TDW Program kami dengan Materi Pustaka Integritas yang dimiliki oleh Pusat Edukasi Anti Korupsi KPK.

Istilah kombinasi merujuk pada The Concept of Ba yang dikemukakan oleh Ikujiro Nonaka mengenai proses interaksi terciptanya pengetahuan. Menurut Nonaka bahwa pengetahuan tercipta dari pengetahuan tacit dan eksplisit yang berinteraksi dalam suatu proses yang berbentuk spiral (proses spiral). Proses tersebut terdiri dari sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Proses kombinasi itu sendiri digambarkan sebagai proses konversi pengetahuan eksplisit kedalam pengetahuan eksplisit yang lebih kompleks. Proses konversi bertujuan untuk menemukan dan menjadikan pengetahuan tersebut berguna. Sehingga maksudnya disini, TDW Program sebagai pengetahuan eksplisit dengan Materi Pustaka Integritas yang merupakan pengetahuan eksplisit juga, dikombinasikan dan dikonversikan menjadi pengetahuan eksplisit yang lebih kompleks, yaitu Rencana Implementasi Kegiatan Tali Integritas yang diberi judul CERDAS BERINTEGRITAS.

Cerdas Berintegritas setidaknya mengandung 3 (tiga) kata kunci, yaitu kecerdasan, karakter dan integritas. Ketiga sifat dan sikap tersebut merupakan hal yang harus dimiliki oleh kita dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Hal itu dikarenakan tidak mungkin bangsa Indonesia mencapai keemasan jika korupsi masih merupakan kejahatan luar biasa. Untuk itu, upaya menumbuhkembangkan kesadaran akan nilai-nilai integritas dalam kehidupan masyarakat, sepertihalnya tujuan diadakannya program ini, harus kita tindaklanjuti dengan serius.

Kata kunci pertama, kecerdasan. Kecerdasan atau cerdas adalah pandai sekali, pintar, dapat menggunakan akal secara sempurna dalam berpikir (Badudu & Zain, 1996). Yang dimaksud dengan kecerdasan ini merujuk pada konsep kecerdasan majemuk. Kecerdasan majemuk merupakan teori kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yang dibagi kedalam 8 jenis kecerdasan, yaitu : kecerdasan kinestetik. Kecerdasan interpesonal, kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan naturalis, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal.

Kami berencana menjadikan kecerdasan lingustik merupakan gerbang untuk dapat mengeksplorasi jenis kecerdasan lainnya. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif. Pandai berbicara, gemar bercerita dan dengan tekun mendengarkan cerita atau membaca merupakan tanda seseorang memiliki kecerdasan linguistik yang menonjol. Komponen inti dari kecerdasan linguistik adalah kepekaan kepada bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa. Kemampun seseorang yang memiliki kecerdasan linguistik adalah membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat.

Hal tersebut dikarenakan kecerdasan linguistik sebagai elemen utama pembentuk kemampuan literasi. Kemampuan literasi sangat berguna bagi seseorang untuk mendapatkan deep understanding, yakni kemampuan seseorang dalam menagkap hubungan-hubungan kompleks dalam sebuah konsep, sehingga orang tersebut dapat berpikir kritis, logis, fleksibel dan kreatif. Deep understanding sendiri harus dilatih dengan mempraktekan ilmu pengetahuan. Selain itu, mengembangkan kecerdasan linguistik dapat dilakukan melalui penguatan keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan ini kami meletakannya sebagai kegiatan utama dalam pembelajaran.

Keterampilan berbicara dituangkan dalam kegiatan diskusi dan brainstroming, dimaksudkan untuk membentuk pemikiran yang terbuka terhadap setiap gagasan (open minded). Keterampilan dan kegiatan membaca merupakan penguatan daya analitis sehingga dapat kritis terhadap teks, menggali lebih dalam mengenai latar belakang teks, membandingkan antar teks sehingga dapat melahirkan gagasan mandiri. Menyimak merupakan kegiatan untuk membentuk sikap penerimaan, empati dan penghargaan. Sedangkan menulis merupakan pembisaan berpikir secara terstruktur sistematis, runtut/konsisten, koheren/logis, komprehensif dan bertanggungjawab. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berbahasa dapat menjadikan seseorang dapat mengartikulasikan pendapat dengan cermat, cerdas dan bermartabat. Singkatnya, kecerdasan sebagai mindset dapat membentuk karakter seseorang.

Kata kunci kedua, karakter. Karakter adalah tabiat, perangai, sifat-sifat seseorang (Badudu & Zain, 1996). Ki Hajar Dewantara telah meletakan filosofi pendidikan karakter, yang meliputi : oleh pikir (literasi), olah hati (etika), olah raga (kinestetik), olah karsa (estetika). Terlihat jika kecerdasan dan literasi memegang peranan penting dalam pembentukan karakter. Karakter akan sangat mempengaruhi integritas seseorang.

Kata kunci ketiga, integritas. Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkaan kewibawaan; kejujuran (Badudu & Zain, 1996). Keutuhan yang termaktub dalam integritas seseorang, meliputi bagaimana dia berpikir, berbicara dan berperilaku. Ada sembilan sifat integritas yang harus terpancar dalam seseorang berpikir, berbicara dan berperilaku, yaitu : kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, keberanian, keadilan, kerja keras, tanggung jawab dan kesederhanaan.

Tentu saja, integritas dalam menjunjung nilai-nilai anti korupsi tidak berhenti sampai dimiliki oleh orang per orang atau individu saja, tetapi sama pentingnya juga harus dimiliki oleh suatu organisasi. Sepertihalnya salah satu cara yang dilakukan oleh KPK dalam memberantas korupsi, yaitu perbaikan sistem. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh KPK, meliputi : upaya refresif, perbaikan sistem dan edukasi.

Dalam memperbaiki suatu sistem, kita setidaknya harus mengetahui prinsip-prinsip dasar suatu sistem. Sistem sebagai alur proses suatu organisasi memiliki minimal 3 fase, yaitu input, proses dan output. Supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik, maka digerakan oleh suatu manajemen. Manajemen yang baik, secara garis besar memiliki 4 unsur, yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan). Dari itu, jika suatu organisasi ingin memiliki integritas maka integritas tersebut harus tercermin dalam keempat unsur tersebut.

Komunitas Matahari Pagi berkomitmen menyelenggarakan kegiatan untuk menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai integritas dalam kehidupan melalui penyelenggaraan Kelas dan Jejaring Integritas pada tahun 2018. Kegiatan tersebut merupakan implementasi dari program Tali Integritas.

*) Tulisan pernah dipublikasikan di laman www.mataharipagi.tk.