Categories
Opini

Pentingya Komunikasi Antara Anak dan Orang Tua

Kebanyakan orang tua setelah melakukan banyak aktivitas dari pagi sampai sore yang membuat mereka terlihat sibuk. Entah mereka itu bekerja, ataupun aktivitas lain yang seolah mereka lupa bahwa mereka mempunyai keluarga yang seharusnya banyak interaksi didalamnya.

Saat ini, banyak anak yang berperilaku menyimpang dari apa yang seharusnya anak seumurannya lakukan. Hal ini, kemungkinan besar adalah dampak dari kurangnya komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Padahal, ini hanya masalah sepele saja tetapi seringkali kebanyakan orang tua lalai dan mengabaikannya, namun nyatanya berdampak sangat besar bagi kelangsungan tumbuh kembang anak.

Banyak penyimpangan yang dilakukan oleh anak yang penyebabnya adalah kurangnya komunikasi antar anggota keluarga dan berdampak pada psikologis anak. Ini tentu sangat disayangkan, disamping kebersamaan dengan keluarga sebetulnya mempunyai banyak sekali manfaat, tidak hanya dapat membuat hubungan antar anggota keluarga itu akrab dan harmonis, namun juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak. Berikut beberapa manfaat berkumpul bersama keluarga dalam tumbuh kembang anak :

Pertama, menjaga keharmonisan antar anggota keluarga. Sering menyisihkan sedikit waktu untuk berinteraksi bersama keluarga setiap harinya dapat menjaga keharmonisan dan semakin kuat ikatannya. Anak – anak juga akan merasa dirinya diperhatikan oleh kedua orang tua mereka.

Kedua, meningkatkan komunikasi antar orang tua dan anak. Tidak menjadi sesuatu yang rahasia saat kita sudah merasa ikatan antara orang tua dan anak itu erat dan kuat. Setiap kejadian yang anak alami, entah itu kejadian baik maupun buruk bisa diceritakan ke semua orang tua. Ini akan mempermudah orang tua dalam mendampingi dan mengawasi tumbuh kembang anak, dan orang tua bisa memberi arahan terhadap apa yang si anak lakukan, baik buruknya.

Ketiga, menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Karena komunikasi yang baik antara anak dan orang tua, akan membuat anak  memiliki rasa percaya diri tinggi. Selain itu juga mencegah anak dari pergaulan yang tidak sehat bersama teman-temannya. Dengan berkumpul keluarga dan komunikasi secara bertatap muka atau face to face  bersama keluarga, orang tua akan lebih mudah mengontrol anak-anak.

Keempat, anak akan memberikan feedback positif kepada orang tua. Komunikasi yang baik dari anak akan memberikan feedback positif kepada orang tua.

Memang, menyeimbangkan antara kesibukan dan keluarga, terutama anak bukan perkara mudah. Namun, ketika bisa menyatukan keduanya akan membuat hidup lebih sempurna. Dengan  komunikasi yang baik, antara orang tua dan anak dapat membentuk karakteristik dan kepribadian anak yang berintegritas di masa mendatang.

Categories
Opini

Bereksplorasi dengan Permainan Sederhana yang Mengedukasi

Bermain merupakan istilah yang digunakan secara bebas, arti penting yang tepat adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan di dalamnya. Bermain itu menghasilkan kesenangan dalam melakukan segala sesuatunya.

Seperti siang ini, kami kedatangan tamu dari rombongan SD Danasri Purwokerto. Mereka tidak lain adalah ingin belajar disini, bermain, dan melihat secara langsung kegiatan apa saja yang ada di Rumah Kraetif Wadas Kelir. Mereka datang dengan wajah-wajah yang sumringah dan bersemangat. Dan kami, para relawan yang sudah bersinergi mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut mereka, yaa karena memang sebelumnya mereka sudah memberi kabar bahwa mereka akan berkunjung ke Rumah Kreatif Wadas Kelir ini.

Dengan penuh penantian, langsung kami sambut kedatangan mereka dengan ciri khas kami. Kami persilahkan mereka masuk kedalam sebuah ruangan alakadarnya, bangunan semi permanen yang sekaligus menjadi Pusat Belajar Masyarakat disini. Runtutan acara pun dibacakan oleh sang pembawa acara. Dari menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza, menyanyikan mars Wadas Kelir, sambutan – sambutan, dan lain- lain.

Sampailah pada acara yang ditunggu-tunggu, yaitu game atau permainan. Mereka kami arahkan untuk di bagi menjadi 4 kelompok. Dan kami dari para relawan pun demikian, kami dibagi untuk menjadi beberapa bagian, ada yang bertugas untuk mendampingi per kelompok, dan yang lain bertugas menjadi pengarah dan penanggung jawab pos. Mereka begitu penasaran dengan game apa yang akan mereka lakukan. Dan untuk menambah kemeriahan, kami memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk membuat yel-yel dan nantinya untuk di nyanyikan pada saat menuju pos game.

Ada dua pos yang kami sediakan. Pos 1 kita namakan pos kreatif, disini anak-anak diuji kekuatan kreatifnya untuk mencapai titik yang ditentukan. Mereka dilatih juga kekompakan dalam permainan kelompok ini. Pos 2, kita namakan pos produktif, kenapa dinamakan pos produktif? Karena disini, mereka kami arahkan unttuk menemukan kata yang ada disekitar dan kemudian mereka susun dan menghasilkan karya kreatif berupa puisi. Begitu semangat terlihat sekali dari kekompakan dan nyaringnya yel-yel dan jargon yang mereka nyanyikan.

Begitu menyenangkan dan sangat mengedukasi permainannya. Sampai-sampai tak terasa waktu habis untuk sesi permainan. Dengan berat hati mereka kami arahkan untuk masuk lagi kedalam ruangan, menikmati hidangan sederhana untuk mengganti energi yang telah mereka keluarkan untuk bermain game tadi. Untuk menambah semangat mereka kami memberi beberapa pertanyaan seputar Rumah Kreatif Wadas Kelir dan yang bisa menjawab akan mendapatkan sedikit hadiah yang telah disediakan. Mereka antusias sekali. Sampai waktu pun  tak terasa berakhir. Di tutup dengan pembagian hadiah dan berfoto bersama dengan relawan dan founder Rumah Kreatif Wadas Kelir.

Dari permainan tadi, banyak sekali manfaat yang mengedukasi. Bermain aktif dan hiburan memberi kesenangan bagi anak dan memenuhi kebutuhan mereka untuk bermain. Mereka belajar bekerjasama dan berfikir aktif serta bereksplorasi.[]

Categories
Artefak Literasi Puisi

Gelisah

Malam hadir membawa sunyi

Khayalan menerawang jauh di angkasa

Membukakan jendela – jendela harapan

Menyisihkan tirai kegundahan jiwa

Bias kegelapan memudarkan rasa

Memudarkan beribu warna sinar

Menghembus jauh dari penjuru arah angin

Memutar jiwa menguak makna ilusi

Rintik merrengek ikut meresah

Menggugah hati saat gelisah

Air hujan menetes tanpa jeda

Membasahi bumi seolah menduka

Gema kegalauan kian berlalu

Gemercik air terdengar mengalun

Hembusan angin membelai halus

Membangkit menggugah kalbu

Categories
Artefak Literasi Puisi

Senja

Senja

Kau tahu ?

Aku rindu

Rindu pada yang telah lalu

Rindu yang tak bisa terganti dengan apapun

Namun, daku tahu semua itu tak akan pernah kembali

Tak akan pernah terulang lagi

Dan hanya tersisa puing – puing kikisan kenangan

Senja

Kenapa selalu ada duka setelah tawa?

Tanyaku yang belum terjawabkan sampai kini?

Apakah memang seharusnya begini?

Senja…

Tak bisakah aku memutar sedikit saja labirin waktu

Agar aku bisa merasa bahagia yang lalu kembali seperti kala itu

Bisakah?

Atau itu hanya ilusiku saja?

Senja….

Categories
Opini

Pentingnya Mengenalkan Jilbab pada Anak Sedini Mungkin

            Kita tentu telah mengetahui tentang hukum berjilbab bagi seorang muslimah. Bahwa hukumnya ialah wajib. Dan hukum ini berlaku ketika  anak perempuan telah mencapai masa balighnya. Oleh karena itu, orang tua wajib mengajarkan anak untuk berjilbab. Namun, seringkali cara yang orang tua terapkan dalam mengajarkan anaknya untuk berjilbab kurang tepat. Banyak dari mereka yang mengajarkan berjilbab kepada anaknya ketika mereka sudah tumbuh menjadi dewasa. Apakah hal ini salah? Tentu tidak, namun belum tepat.

Para orang tua harus mengetahui cara mengajarkan anak berjilbab sejak dini sehingga mereka dapat menerapkannya. Tidak hanya itu, sang anak juga akan mengetahui sedari dini bahwa jilbab adalah salah satu identitas diri sebagai seorang muslimah yang harus mereka jaga. Dan orang tua juga harus memliki kemampuan untuk melatih anaknya berjilbab dalam kesehariannya, agar mereka terbiasa nantinya. Berikut adalah cara mengajarkan anak berjilbab sejak dini.

Pertama, kenalkan anak pada pakaian muslimah, orang tua bisa mengenalkan jilbab sejak mereka masih kecil dengan membiasakan mereka untuk berpakaian muslimah secara bertahap, seperti memakaikan jilbab atau kerudung, dan baju panjang. Tidak harus setiap saat, saat bepergian dan saat keluar rumah saja misalnya.

Kedua, berikan motivasi dan pujian pada anak. Orang tua dapat memberikan penjelasan kepada sang anak yang disesuaikan dengan usia si anak tersebut. Mungkin mereka belum mengerti apa manfaat dari dia berjilbab. Untuk itu, orang tua wajib memberikan motivasi dan pujian untuk membangun rasa percaya dirinya, seperti misalnya “Kamu sangat cantik dan anggun Nak menggunakan jilbab ini, sekarang pakai jilbab terus ya? Biar tambah disayang sama Allah”. Dengan demikian anak akan merasa senang dan termotivasi ketika ia berjilbab.

Ketiga, Berikan pemahaman tentang berjilbab kepada anak. Karena mengenakan jilbab adalah wajib bagi setiap muslimah yang telah baligh. Untuk itu, berilah pemahaman kepada anak bahwa berjilbab adalah peintah Allah yang harus di jalankan. Sampaikan kepada mereka secara bertahap dan sabar bahwa Allah akan terus melihat dan mengawasi wanita yang berjilbab. Dan untuk menambah rasa percaya diri berjilbab, orang tua bisa memberikan cerita  motivasi tentang kisah islami keutamaan berjilbab. Seperti menceritakan kisah wanita shalehah pada zaman nabi sampai sekarang. Supaya si anak dapat menemui sosok teladan baginya dalam berjilbab.

Keempat, Sesekali berikan hadiah pada anak. Memberikan hadiah kepada anak karena telah rajin dan semangat mengenakan jilbab ini sangat mempengaruhi emosional si anak, karena dia merasa apa yang telah dia lakukan itu adalah sebuah prestasi. Namun, orang tua juga perlu mengarahkan pada si anak bahwa sejatinya hadiah yang paling mulia untuk wanita yang berjilbab adalah hadiah dari Allah, yaitu surga.

Kelima, Ciptakan lingkungan yang baik pada anak. Ketika orang tua hendak membiasakan sang anak untuk berjilbab, maka pilihkanlah lingkungan yang juga disekitarnya kebanyakan mengenakan jilbab. Ini akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman si anak. Lalu, orang tua juga perlu memilihkan lingkungan yang dapat memberikan motivasi untuk anak dalam berjilbab, seperti memasukannya dalam majelis pengajian anak-anak dan sekolah islami.

Setelah itu, ajarkanlah mereka berjilbab secara bertahap dan baik. Berikan selalu motivasi agar mereka selalu bersemangat. Mengenalkan jilbab pada anak usia dini ini adalah penting, karena dapat membentengi pergaulan anak dan membingkai pergaulan islami pada anak. Sehingga anak-anak diharapkan menjadi anak yang shalehah, berakhlak baik, dan berbudi luhur.[]

Categories
Opini

Kendalikan Kenakalan pada Anak dengan Membacakan Cerita

Tak ada anak – anak di dunia ini yang seketika tumbuh langsung menjadi baik. Masa kanak – kanak adalah masa “Peniru”, mereka memperhatikan sekeliling, menilai, dan kemudian mereka mengambil kesimpulan serta menerapkannya. Keluarga, lingkungan sekitar akan membentuk diri mereka. Sangat  mengkhawatirkan ketika proses “meniru” itu keliru. Teladan yang keliru.

Panutan yang salah. Dan dengan alur yang salah pula.Apakah dengan cerita dan panutan itu maka kelakuan anak – anak bisa kita kendalikan? Belum tentu demikian. Tidak bisa ketika kita kemudian memberikan penjelasan dan pengertian kepada mereka, itu akan sulit. Namun, bisa kita cermati hampir seluruh anak kecil demikian. Hanya saja seberapa tinggi kadar kenakalan mereka secara kasat mata, yang bisa kita perhatikan dan kita nilai sendiri di masing – masing lingkungan sekitar kita. Pemberontakan dalam masa kanak – kanak seperti ini memang khas ulah anak kecil, mereka selalu ingin menjadi “Pusat perhatian”  maka, tak heran jika di masa kanak – kanak ini mereka melakukan banyak tingkah polah mereka masing – masing. Nah, untuk itu kemudian muncul pertanyaan, Bagaimanakah caranya untuk mengarahkan mereka, membawa mereka untuk bisa menjadikan masa kanak – kanak itu baik, masa yang paling berkesan dan masa yang akan mereka selalu ingat ketika nanti mereka tumbuh dewasa, dengan keberagaman sifat dan perilaku mereka ? Karena masa kanak – kanak identik dengan masa “Peniru”, maka benar saja bahwa anak – anak selalu menirukan tentang apa saja yang mereka lihat, yang mereka dengar, yang mereka rasakan dari orang – orang sekitar mereka kemudian meng – implementasikannya. Dan lingkup yang paling signifikan dalam proses peniruan ini adalah lingkungan keluarga.

Sejatinya memang, keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan utama pada anak – anak. Untuk itu butuh pengarahan bagaimana caranya si anak ini dapat tumbuh dengan baik sesuai porsi mereka sebagai anak seusianya.Salah satu cara mengatasi kekhawatiran para orang tua kepada anaknya yang tumbuh di dunia serba gadget ini serta mengatasi frekuensi kenakalan khas anak yang sulit di kendalikan, yaitu dengan cara membacakannya  sebuah cerita.Dengan membacakan cerita kepada mereka, anak akan memberikan respon yang luar biasa. Membuat imajinasi mereka ‘Terbang’, dan tanpa mereka sadari, di dalamnya ada pemahaman arti selalu bersyukur, berbuat baik, tolong menolong, berbagi, menghargai, yang dapat di selipkan pada saat kita membacakan cerita. Saat cerita – cerita yang mereka dengar, keteladanan yang mereka dapat dari lingkungan sekitar serta berbagai kejadian yang mereka alami itu berhasil memberi sekali saja pengertian, maka mereka akan berubah tanpa kita susah payah ‘mengomel’ berusaha memberikan nasihat.[]