Jadwal kegiatan yang cukup padat tiba-tiba saja dijadikan alasan pembenaran bahwa ‘kelupaan’ pada jadwal mengajar itu sah. Lupa memang manusiawi, tetapi hal itu bisa saja tidak terjadi, apabila saya mampu menata waktu sedemikian rupa dan sedemikian baik.
Sore itu contohnya, keriuhan di grup whatsapp relawan mengganggu tidur siang saya yang nyaman. Ternyata, pusaran masalah adalah saya. Sore itu seharusnya jadwal saya adalah mengajar SEKOLAH LITERASI (kelas PAUD dan SD), bukan tidur siang. Saya tidak ingat sama sekali, sehingga saya tidak mempersiapkan amunisi apa-apa ketika datang kepada mereka, kepada anak-anak yang siap belajar.
Terciptalah suasana yang kaku, antara saya dan anak-anak yang tadinya asyik main pasir, kelereng, sampai ayunan. Saya sudah terlanjur menghentikan permainan asyik mereka untuk belajar. Maka saya harus bertanggung jawab.
Hal pertama yang saya lakukan adalah membacakan buku cerita dengan nyaring (atau read aloud) untuk mereka yang tujuannya memunculkan ketertarikan belajar. Hebatnya, beberapa anak sudah fasih melafalkan diksi ‘read aloud’ ini. Contohnya Malfa (kelas 3 SD) yang suatu hari ketika melihat saya nganggur langsung menyodorkan buku lalu bilang “Kak, ‘read aloud’ in buku ini dong,”.
Dan jurus ‘read aloud’ memang ampuh. Sepuluh dari dua belas anak yang tadinya terkesan ogah-ogahan, menjadi tertarik untuk mendekat, menyimak, dan berinteraksi.
Apakah urusan selesai? Belum! Ketika cerita saya akhiri, anak-anak nyaris bubar kembali. Rencana saya untuk belajar dalam porsi yang cukup serius bersama mereka sepertinya memamg harus disimpan dulu. Yang mereka inginkan adalah permainan yang aktif dan seru.
Tiba-tiba saya teringat obrolan siang hari dengan seorang teman relawan yang berkata bahwa dirinya merasa kagum melihat Watiek Ideo (penulis dongeng nasional) yang mampu menghidupkan dolanan bocah di lingkungannya. Mengapa Wadas Kelir tidak?
Akhirnya, langkah kedua yang saya lakukan adalah mengajak anak main sunda-manda. Tetapi, ada syaratnya. Setiap anak yang mendapat giliran main harus menjawab pertanyaan singkatan dari saya (awalnya pertanyaan berasal dari saya, lama anak-anak berebut memberikan pertanyan untuk teman-temannya, dan menjadikan permainan makin seru).
Oleh karena itu, kami menamai permainan tersebut dengan SMSan (Sunda Manda dan Singkatan). Cara mainnya sangat sederhana, contohnya saya menyebutkan tiga huruf ‘OHS’, anak-anak menjawab kepanjangan tiga abjad itu semampunya, seperti: Orang Harimau Salak. Odol Hiasan Senang. Obat Hantu Sakit. Ombak Hanyut Sungai. Macam-macam sekali. Terserah!
Untuk membantu mereka, saya menyediakan banyak buku sebagai bahan referensi mencari kosakata. Akhirnya kalau sudah kepepet kehabisan kosakata, mau tidak mau, mereka membuka buku dan menelusuri kata per kata. Hasilnya kosakata anak semakin banyak dan beragam.
Yang tadinya hanya seputar nama buah dan hewan, lama-lama menyentuh kosakata seperti ‘amfibi’, ‘pledoi’, ‘signifikan’, ‘daring’, ‘narahubung’, dan lain-lain.
Lebih senang lagi ketika mereka tidak mengerti makna kata yang diucapkannya, mereka tidak segan bertanya atau minta penjelasan. Saya sampai harus membuka fitur KBBI. Anda semua mau coba serunya?Silahkan cari kepanjangan dari OTR, YEW, CFK, HSM, PUZ.
Tetapi, berhadapan dengan anak-anak tanpa persiapan itu sesuatu yang mengerikan(untuk saya). Hari ini saya hanya sedang beruntung. Lain waktu, saya akan membuat konsep permainan yang lebih menyenangkan, lebih edukatif, dan lebih kreatif untuk semakin mendekatkan anak pada buku dan membuat mereka jatuh cinta pada ilmu.
Tabik.[]