Tugas pengajar TPQ Wadas Kelir saat ini mulai berlangsung, saya dan ka riska sebagai petugas untuk siap berbagi ilmu. Dari berbagai tingkatan Anak Usia Dini, SD, SMP, SMA dan Orang Tua pun turut Belajar Agama di Mushala Baitul Hidayah Kampung Wadas Kelir. Acara yang di konsep yaitu membaca literasi kemudian anak menjawab dibalik kertas, pembukaan doa mulai dilantunkan serentak dengan semangat, anak memegang Iqro bagi anak yang masih dasar dan Al-Qur’an bagi anak yang lancar, hafalan juz’ama yang saya tarjetkan satu hari 2 surat, dan materi yang saya golkan adalah ilmu tajwid dan ilmu fiqih, serta penutup doa. Saat ini jumlah yang saya ajar ada 15 santri dan 5 orang tua, saya ini tidak kuat menangani sendiri, ada relawan yang selalu setia siap berbagi walaupun pagi siang dan sore selalu exsis menyelesaikan beban yang dimiliki.
KESEMANGATAN ANAK SANGAT KUAT HINGGA KAMI TAK BISA MENAHAN UNTUK SELESAI.
‘‘Sekarang baca literasi 5 menit dan kaka akan tanya jika sudah selesai semua?’’ perintah saya dengan menyebarkan selembar literasi ke santri TPQ wadas kelir .
‘‘lah baca lagi- baca lagi, emang ga ada kegiatan lagi apa?’’ ucap Anam dengan ngeyel.
‘‘eeet jangan mengeluh, jangan menyepelekan selembar kertas ini jika anak-anak yakin membaca dengan cermat dan dilakukan setiap hari nanti ada wujudnya looh’’.
‘‘coba ka apa dari wujudnya?’’ sorak anak santri dengan keras..
‘‘pertama, kalian akan tahu tentang pengetahuan dari sini [literasi], kedua, kecerdasan otak akan meningkat 50%, ketiga, mengerjakan masalah dengan santai, keempat banyak di cari-cari orang dan nantinya juga dapat hadiah juga hehee, itu dan masih banyak lagi.’’ Penjelas saya dengan tegas.
‘‘oke ka, mulai saat ini saya dan teman-teman akan berusaha merubah sikap yang dimana dulu alergi dengan membaca sekarang akan kami coba, siapa tahu nanti kami meraih cita-cita dan bisa membanggakan orang tua’’. Jawab anam dan temannya menundukan kepala.
‘‘amiin’’
Ya, dari situ saya terinspirasi anak-anak TPQ Wadas kelir yang banyak sekali masalah dan saat ini ada perkembangan yang saya rasakan.
SERANGLAH SEBELUM DISERANG DAN GENGGAMLAH ‘‘REVORMASI’’. INI SEBUAH SEMANGAT DARI ANAK-ANAK TPQ WADAS KELIR.
Saya sendiri sebagai warga disini bangga dengan adanya semangat dari anak-anaknya, orangtuanya serta relawannya. Mimpi saya adalah menciptakan anak-anak yang kreatif dan religius baik di bidang formal maupun non formal dan warga merasakan indahnya kampung ini serta banyak dari luar yang ingin berkunjung di kampung wadas kelir, sungguh luar biasa. TAK BISA MEMBALAS APA-APA SUNGGUH, INI SEBUAH ANUGRAH ALLOH SWT.*