Categories
Kabar TBM

Forum TBM Kabupaten Bogor Gelar Sarasehan Literasi #1

Oleh. Syarif Yunus*

Sebagai upaya menggiatkan gerakan literasi dan konsolidasi organisasi, Forum TBM Kabupaten Bogor menggelar Halal Bihalal dan Sarasehan Literasi #1, (5/6/2021) di TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor.

 

Kegiatan dihadiri 14 orang, berasal dari 9 TBM dan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kab. Bogor diantaranya, TBM Lentera Pustaka, Perpustakaan KAIT Plus, TBM Samilu Haur Geulis, TBM Bale Baca Cijayanti, TBM Ar Rasyid, TBM Al Safara, TBM Saung Baca Urang, dan TBM Lentera. Pada kegiatan tersebut salah satu isinya adalah menegaskan komitmen bersama untuk terus mensosialisasikan pentingnya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat, di samping konsolidasi internal anggota Forum TBM Kab. Bogor. Ikut hadir Sitta sebagai Ketua Forum TBM Kab. Bogor dan pengurus harian, Syarifudin Yunus Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, dan Winda Dinas Arsip dan Perpustakaan  Kab. Bogor.

 

Beberapa pembahasan sarasehan literasi yang akan ditindaklanjuti ke depan, antara lain:

  1. Melakukan konfirmasi keaktifan TBM sebagai dasar Forum TBM Kab. Bogor untuk melakukan audiensi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor atau Bupati Bogor untuk menjalin kemitraan yang lebih berdaya guna.
  2. Mengupayakan penerbitan izin serentak TBM aktif di Kab. Bogor yang akan disampaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
  3. Bersinergi lebih konkret dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan (DAP) Kab. Bogor melalui program distribusi donasi buku dan pelatihan klasifikasi buku taman bacaan oleh pustakawan DAP Kab. Bogor.
  4. Menjalin kemitraan dengan SKB Kab. Bogor sekaligus menjajaki Sekretariat Forum TBM Kab. Bogor.
  5. Berbagi informasi dan pengalaman tentang praktik baik taman bacaan sebagai penguatan eksistensi dan kebertahanan TBM di masing-masing wilayahnya.
  6. Melanjutkan Sarasehan Literasi Forum TBM Kab. Bogor secara berkelanjutan (6-12 bulanan) secara bergilir ke TBM-TBM yang beranung di bawah Forum TBM Kab. Bogor sebagai ajang silaturahmi dan konsolidasi organisasi.

 

“Sarasehan Literasi #1 Forum TBM Kabupaten Bogor ini menjadi momentum untuk membangun sinergi dan semangat bersama untuk terus menggiatkan aktivitas taman bacaan dan literasi di daerah masing-masing TBM. Sambil berkoordinasi dengan para mitra agar tercipta kolaborasi yang produktif untuk eksistensi TBM” ujar Syarifudin Yunus dalam kata penutupnya.

 

Diakhiri dengan diskusi dan ramah tamah, Forum TBM Kab. Bogor bersepakat untuk terus mengoptimalkan koordinasi internal dan membangun relasi eksternal. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Karena itu, Forum TBM Kab. Bogor berkomitmen untuk memperkuat akses bacaan, di samping menciptakan pemerataan kegiatan dan layanan membaca buku sebagai sarana pendidikan nonformal.

 

Perlu diketahui, saat ini di Kab. Bogor ada 23 TBM yang terdaftar di Dinas Pendidikan Kab.Bogor untuk terus mengembangkan layanan TBM dan melakukan inovasi gerakan literasi.

 

*Penasihat Forum TBM Kab. Bogor

Categories
Kabar TBM

TBM Lentera Pustaka Gagas Zona Baca Hijau 1.000 Tanaman Polybag

Dalam upaya memperluas akses bacaan anak-anak, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka mewujudkan program “zona baca hijau 1.000 tanaman polybag” yang ditempatkan di jalan desa sepanjang 300 meter. Melalui program ini, 50 anak pembaca aktif usia sekolah di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Bogor harus menanam pohon buah/bunga di 20 polybag. Anak-anak bertanggung jawab terhadap tanamannya, mulai dari mengisi tanah di polybag, menyemai bibit hingga memelihara tanaman hingga tumbuh dan siap ditaruh di pinggir jalan zona baca hijau.

Program 1.000 tanaman polybag diselenggarakan TBM Lentera Pustaka sebagai pembelajaran anak-anak untuk menumbuhkan rasa cinta kepada alam dan tanaman. Nantinya, di zona baca hijau, setiap anak dapat membaca di bangku-bangku bambu di pinggir jalan sambil menikmati pemandangan tanaman hijau.

“Zona baca hijau 1.000 tanaman polybag kami wujudkan agar anak-anak makin gemar membaca di manapun. Ini program sederhana untuk melatih anak-anak agar bisa menjaga alam. Sehingga alam pun mau menjaga mereka” ujar Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka.

Realisasi “zona baca hijau 1.000 tanaman polybag” TBM Lentera Pustaka ini pun sejalan dengan konsep kampung ramah lingkungan (KRL) Jabon yang sedang berjalan di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu. KRL Jabon yang memgemban program pelestarian lingkungan masyarakat melalui 1) penanganan sampah melalui sistem bank sampah, 2) sistem sanitasi melalui pembuatan biopori, dan 3) konservasi atau penghijauan di setiap rumah penduduk hingga fasilitas umum.

Zona baca hijau 1.000 tanaman polybag diperkiraka akan dapat dilihat hasilnya dalam 6 bulan ke depan. Tentu berkat bantuan RT/RW dan tokoh masyarakat Kp. Warung Loa. Setelah program ini, TBM Lentera Pustaka pun tengah merancang pembuatan “Wisata 3 Dimensi Tematik di Jalanan”, di samping mempelopori berdirinya “Wisata Literasi Lentera Pustaka”; sebuah wisata perjalanan di alam sambil membaca buku. Tujuannya, untuk mengakrabkan anak-anak dengan “kebiasaan membaca” yang menyenangkan, membaca di sungai, di kebun, di alam terbuka sambil menikmati spot-spot foto yang instagramable.

Saat ini, TBM Lentera Pustaka dikenal sebagai taman bacaan masyarakat yang kreatif dan inovatif sebagai sarana untuk meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah, dari SD-SMP-SMA. Kreatif karena selalu melakukan event bulanan dan aktivitas literasi secara rutin. Inovatif, karena selalu mengajak anak-anak untuk berkreasi dalam membaca. Dengan mengusung motto #BacaBukanMaen, TBM Lentera Pustaka berkomitmen untuk menyadarkan anak-anak akan pentingnya membaca dan pengetahuan. Saat ini TBM Lentera Pustaka telah memiliki koleksi lebih dari 2.650 buku bacaan dengan, jam baca pada tiap hari Rabu-Jumat-Minggu.

“Ke depan, kami bertekad TBM Lentera Pustaka dapat menjadi pelopor wisata berbasis membaca buku, wisata literasi. Agar anak-anak dan masyarakat tidak terlalu mudah meninggalkan buku akibat dinamika zaman milenial” tambah Syarifudin Yunus.

 Untuk itu, TBM Lentera Pustaka mengajak korporasi dan masyarakat yang peduli untuk mewujdukan “Wisata literasi Lentera Pustaka”, yang nantinya akan menjadi kawasan wisata berbasis buku bacaan pertama di Indonesia. Wisata literasi  yang pantas menjadi alternatif bagi anak-anak dan keluarga untuk tetap dapat menikmati liburan namun tidak meninggalkan tradisi membaca… #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Categories
Kabar TBM

Jadikan Membaca sebagai Lentera Anak-Anak Indonesia

TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka terletak di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor (kaki Gunung Salak). Dengan mengusung motto #BacaBukanMaen, TBM Lentera Pustaka bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah, di samping mendapat kemudahan akses bacaan yang berkualitas.

Latar belakang berdirinya TBM Lentera Pustaka didasari besarnya angka putus sekolah di Desa Sukaluyu yang mencapai 81% hanya lulusan SD dan 9% lulusan SMP. Desa yang tergolong miskin atau prasejahtera ini akan bisa berdaya bila angka putus sekolah anak-anak dapat ditekan. Melalui buku, diharapkan terjadi perubahan cara pikir anak akan pentingnya pendidikan.

Saat ini TBM Lentera Pustaka memiliki anggota 120 anak. Bahkan sebagian anggota berasal dari 3 kampung yang berbeda, dengan jarak tempuh 30 menit berjalan kaki ke TBM. Jam baca TBM Lentera Pustaka berlangsung seminggu tiga kali (Rabu-Jumat-Minggu) dengan koleksi mencapai 2.000 buku yang dipandu 2 petugas baca.

Berbekal visi “Menatap masa depan dan membentuk karakter melalui buku” dan misi “Membangun tradisi baca dan budaya literasi serta peradaban anak-anak usia sekolah”, TBM Lentera Pustaka merupakan taman bacaan masyarakat satu-satunya di Kecamatan taman Sari Kab. Bogor dengan  izin resmi SK Bupati Bogor No. 421.10/01/Kpts/ITBM/Kec.Tamansari/2017 tertanggal 3 November 2017.

Di tengah gempuran era digital sekarang dan rendahnya angka minat baca anak-anak Indonesia yang hanya 0,001 persen (UNESCO, 2016), TBM Lentera Pustaka memiliki komitmen sederhana yaitu “mendekatkan” anak-anak usia sekolah dengan buku. Agar lebih banyak baca daripada main, agar lebih akrab dengan buku.

TBM Lentera Pustaka didirikan oleh Syarifudin Yunus (pendiri dan kepala program TBM Lentera Pustaka) sebagai wujud nyata pentingnya membangun tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak.

“Pendanaan TBM Lentera Pustaka ini beroperasi secara swadaya. Namun setiap tahunnya sangat membutuhkan sponsor atau korporasi yang mau membantu dana untuk operasional. Sementara buku-buku selama ini diperoleh dari para donator buku” ujar Syarifudin Yunus, yang pernah menerima UNJ Award 2017 melalui kegiatan sosial TBM Lentera Pustaka.

Menarik dan patut menjadi inspirasi bersama dalam upaya mengembangkan budaya di masyarakat. Budaya membaca dan menulis sangat penting bagi anak-anak kita. Apalagi di tengah maraknya gadget dan gempuran era digital yang menjadikan banyak orang malas membaca.

TBM Lentera Pustaka sangat menyadari “buku adalah jendela ilmu pengetahuan”. Namun faktanya, masih banyak anak-anak yang sulit mendapatkan akses bacaan. Karena tidak tersedianya buku bacaan. Maka TBM Lentera Pustaka menjalankan program membaca dengan “cara yang beda” agar lebih menarik dan menyenangkan anak-anak. 

Beberapa kegiatan inspiratif yang berlangsung dan menjadi ciri penting TBM Lentera Pustaka adalah sebagai berikut:

1. Membaca bersuara; seluruh anggota TBM Lentera Pustaka selalu membaca buku dengan cara bersuara sebagai sarana untuk melatih kejujuran atas apa yang dibaca, di samping melatih konsentrasi.

2. Adanya “event bulanan” sebulan sekali dengan menghadirkan “tamu dari luar” seperti pesulap, grup music, motivator, dan sebagainya secara sukarela tanpa bayaran untuk menghibur dan memberi motivasi kepada anak-anak TBM Lentera Pustaka. Event bulanan ini menjadi “hari pesta anak-anak TBM Lentera Pustaka” karena dapat menikmati jajanan keliling secara gratis yang dibayarkan oleh Kepala Program TBM Lentera Pustaka.

3. Ada “laboratorium baca” setiap hari Minggu, di mana anak-anak TBM Lentera Pustaka diajak untuk membaca buku di alam seperti di sungai, di kebun, atau di alam terbuka sebagai wujud cinta kepada alam dan rasa syukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

4. Disediakan “pembaca terbaik setiap bulan” yang diberikan kepada anggota atas dasar rajin datang membaca, banyaknya buku yang dibaca, dan pemahaman terhadap isi bacaan. Penentuan pembaca terbaik dilakukan oleh petugas TBM dan dapat dibuktikan melalui “kartu baca”.

5. TBM Lentera Pustaka dikelola dengan menjunjung tinggi “peradaban anak” dengan mewajibkan setiap anak yang menjadi anggota harus berperilaku 1) berdoa sebelum aktitivitas, 2) antre, 3) mengucapkan salam saat datang dan pulang, dan 4) cium tangan. Tujuannya agar TBM dapat menjadi sarana untuk mendidik karakter anak-anak.

 

Hidup itu seperti lentera. Membaca pun seperti lentera.

TBM Lentera Pustaka meyakini, tidak akan ada “cahaya terang” di manapun dan bag anak-anak kita bila tradisi membaca hilang. Maka nyalakanlah “ap lentera” membaca kepada anak-anak di sekitar kita, khususnya melalui Taman Bacaan Masyarakat.

Bersama TBM Lentera Pustaka, pancaran sinar kebaikan akan selalu menyala. Hingga senyum dan asa anak-anak itu selalu ada bersama buku-buku yang mereka baca….

#TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Categories
Kabar TBM

TBM Lentera Pustaka Akrabkan Anak dengan Buku

Mengusung motto #BacaBukanMaen; TBM Lentera Pustaka Akrabkan Anak dengan Buku

Persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,001 persen atau hanya 1 dari 10.000 anak yang gemar membaca. Kondisi ini harus disikapi serius bangsa Indonesia. Apalagi di tengah gempuran era digital, terobosan baru untuk meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia penting untuk digalakkan kembali. Budaya literasi sebagai gerakan massal menjadi tidak berguna. Bila tidak didukung langkah nyata untuk wujudkan perilaku membaca buku di kalangan anak-anak Indonesia.

Salah satu langkah nyata yang diperlukan untuk tingkatkan minat baca anak adalah memberi kemudahan akses bacaan kepada anak-anak di seluruh pelosok nusantara. Di samping memperbanyak taman bacaan masyarakat (TBM) di desa-desa atau di kampung-kampung yang selama ini kesulitan mendapat akses buku bacaan.

Berangkat dari kepedulian itu, TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka yang berlokasi di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor mengusung motto #BacaBukanMaen. Melalui motto ini, TBM Lentera Pustaka bertekad mengakrabkan anak-anak dengan buku. Membaca buku bisa sambil bermain, dan bukan main terus-menerus tanpa diimbangi dengan membaca buku.

“Kami di TBM Lentera Pustaka mengusung #BacaBukanMaen. Itu artinya, program yang dijalankan tidak hanya di taman bacaan tapi dapat dilakukan sambil bermain di kebun, di sungai, maupun di jalanan. Spiritnya, kita ingin akrabkan anak-anak dengan buku, di manapun mereka berada” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka dalam acara Volunteer Hour SMP Nurul Fikri Boarding School di Bogor.

Cara TBM Lentera Pustaka akrabkan anak dengan buku tergolong unik.

Selain jam baca yang diselenggarakan 3 kali seminggu, TBM Lentera Pustaka juga menjalankan program-program yang memacu minat dan tradisi baca 120 anak yang menjadi anggota. Mulai dari event bulanan dengan menghadirkan “tamu dari luar”, laboratorium baca setiap minggu pagi, baca di sungai, baca di kebun, baca di jalan, pesta jajanan kelililing, dan senam literasi yang diselenggarakan secara rutin. Tujuannya,  agar anak-anak lebih dekat dengan bukku dan lebih termotivasi dalam membaca.

Sejak didirikan 6 bulan lalu, TBM Lentera Pustaka saat ini memiliki 2.500 koleksi buku bacaan yang seluruhnya donasi para simpatisan dan dikelola oleh 2 petugas literasi. Kawasan di sekitar TBM Lentera Pustaka rencananya akan dijadikan “kampung baca” sebagai komitmen membangun tradisi baca dan budaya literasi yang kuat di kalangan anak-anak. Bahkan sebagai bagian pemberdayaan masyarakat, TBM Lentera Pustaka saat ini tengah menggagas berdirinya “Wisata Literasi Lentera Pustaka” sebagai wisata literasi pertama di Indonesia; sebuah perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan membaca buku sambil menyusuri sungai dan kebun dengan spot-spot foto yang menarik.

“Dinamika zaman now telah menyingkirkan buku dari kehidupan anak-anak. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ingin akrabkan kembali anak-anak dengan buku agar tidak kalah dari gadget. Lewat buku, harapannya angka putus sekolah di desa ini bisa berkurang. Istilahnya #BacaBukanMaen” tambah Syarifudin Yunus.

Suka tidak suka, kesadaran orang tua dan pendidik untuk mengkampanyekan pentingnya budaya literasi tidak boleh berhenti. Imbauan kepada anak-anak untuk tetap membaca dan terus membaca harus selalu didengungkan. Kampanye akan pentingnya membaca bagi anak-anak harus terus ditegakkan oleh semua pihak.

“Budaya literasi di anak-anak kita hampir hilang. Untuk itu, semua pihak baik korporasi dan individu harus peduli terhadap tradisi baca anak-anak. Inilah saatnya kita turun tangan untuk membangun budaya baca anak-anak kita. Jika tidak, mereka akan terlindas zaman” ujar Syarifudin Yunus.

Indonesia akan hebat, keluarga akan hebat bila anak-anak yang ada di dalamnya selalu mau membaca dan dekat dengan buku. Anak-anak akrab dengan buku. Namun sebaliknya, kita akan sengsara bila anak-anak semakin jauh dari buku.

Inilah saatnya bagi siapapun, untuk ikut andil dalam menyebarkan virus membaca kepada anak-anak di dekat kita. Karena membaca adalah jendela ilmu pengetahuan. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

=========================

  • Jadilah RELAWAN & DONATUR TBM LENTERA PUSTAKA untuk membangun tradisi baca bagi sekitar 300-an anak-anak/remaja yang membutuhkan, di samping memberi edukasi akan pentingnya peradaban dan etika.

Untuk informasi lebih lanjut dan partisipasi/donasi dapat menghubungi:

TBM Lentera Pustaka

Jl. Masjid Jami Kp. Warung Loa No. 77 RT 01/12 Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor 16610

Telp: 0812 8568 3535 atau Email: lentera.pustaka77@gmail.com

Rekening Bank BNI Cabang Jkt. Sampoerna Strategic (a.n. Syarifudin Yunus)

No. Rek. 028-826-1601

Mari wujudkan mimpi anak-anak di masa depan melalui buku …

#BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Categories
Kabar TBM

Liburan Sambil Membaca di Kaki Gunung Salak

Adalah fakta di Indonesia, orang tua mengizinkan anaknya menghabiskan waktu minimal 4,5 jam sehari untuk bermain gawai atau gadget. Kondisi ini, tentu akan berdampak buruk terhadap tradisi belajar dan membaca anak-anak. Gawai bisa jadi akan menjadi “orang tua” pertama anak-anak Indonesia di masa depan. Sungguh, menjadi realitas yang mengenaskan.

Berangkat dari kenyataan itu, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka saat ini sedang mempelopori beroperasinya Wisata Literasi Lentera Pustaka yang terletak di Desa SUkaluyu Kaki Gunung Salak, Kec. Tamansari Bogor. Melalui wisata literasi ini, anak-anak dan orang tuanya dapat berwisata sambil membaca dengan cara yang menyenangkan dan mencerdaskan. Membaca di sungai, di kebun, di gunung, bahkan di jalanan sambil berinteraksi dengan ratusan anak-anak TBM Lentera Pustaka. Liburan sambil membaca buku, itulah spirit Wisata Literasi Lentera Pustaka.

“Wisata literasi itu sangat erat kaitannya dengan edukasi dan pendidikan karakter anak. Buku bacaan menjadi landasan penting dalam wisata literasi Lentera Pustaka. Nantinya, setiap wisatawan akan melakukan perjalanan literasi dengan membaca 1 buku secara tuntas, di samping dapat berfoto di spot-spot menarik yang disediakan”  ujar Syarifudin Yunus, Kepala Porgram TBM Lentera Pustaka. 

Wisata literasi di Kaki Gunung Salak Bogor ini dikembangkan sebagai kepedulian dan alternatif wisata yang tidak hanya menghabiskan waktu semata. Tapi liburan yang berkualitas dan dapat menambah pengetahuan anak melalui buku bacaan. Melalui perjalanan literasi yang dialami, anak-anak pun akan terpacu memiliki karakter yang positif, seperti peduli terhadap alam, menjaga kebersihan sungai, bercocok tanam, berekspresi bebas di alam, hingga interaksi sosial plus membentuk kebiasaan membaca dan menulis.

“Membaca saat ini sangat penting dan tidak boleh punah. Wisata literasi ini, mengharuskan anak-anak mengalami, meresapi, dan mentransformasikan bacaan ke dalam dirinya. Karena membaca bukan hanya kebiasaan. Tapi hasil dari pengalaman. Dengan metode metaforma, anak-anak dituntut untuk menyesuaikan diri dengan bacaan dan alam. Agar dapat diterapkan dalam kehidupan. Mereka akan melampaui (meta) pemindahan (forma) agar paham dan lebih peduli” tambah Syarifudin Yunus.

Beberapa momen Wisata Literasi Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak Bogor, antara lain:

  • Spot “TBM Lentera Pustaka” untuk mengembangkan kepekaan sosial melalui interaksi dengan anak-anak sebaya dalam membaca buku, bercerita dan berdialog.
  • Spot “Baca Puisi” dan “Baca Cerpen” untuk ruang ekspresi diri di alam terbuka sambil membaca puisi atau cerpen, sesuai dengan gaya masing-masing.
  1. Spot “Baca di Sungai” untuk menanamkan cinta kepada lingkungan di aliran Sungai Ciherang yang bening dan dingin sambil berfoto di spot “meja kursi bambu”, spot “sepeda jengki jengkang”, spot “batu membaca”, spot “curug baca lentera” yang semuanya keren dan menarik.
  2. Spot “Baca di Kebun”, untuk mengenali tanaman dan pola cocok tanam di kebun singkong, kebun honje, kebun cabai, dan kebun talas.
  3. Spot “Saung Baca” untuk memperkuat tradisi baca dan tulis anak-anak terhadap isi bacaan.

Sebagai bagian program pemberdayaan masyarakat, Wisata Literasi Lentera Pustaka akan dikelola oleh karang taruna setempat, dengan harga tanda masuk (HTM) yang relative terjangkau. Potensi alam yang ada akan direkayasa sesuai “minat dan daya tarik” wisatawan. Total perjalanan wisata literasi ini sekitar 1 km dengan waktu 45 menit.

Wisata literasi ini sangat cocok bagi anak-anak dan orang tuanya sebagai antisipasi terhadap gempuran era digital yang tidak terkontrol. Wisata berkualitas yang tetap mempertahankan tradisi baca-tulis untuk anak-anak.

“Kami berharap Wisata Literasi Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak ini dapat selesai sebelum akhir tahun 2017. Tujuan kami sederhana, ingin menjadikan wisatawan lebih literat, lebih peduli terhadap aktivitas membaca dan menulis” tutup Syarifudin Yunus.

Categories
Opini

Zaman “Now” Memang Aneh, Banyak Orang Gak Suka Baca Buku

Aneh itu artinya “tidak seperti biasa yang kita lihat, ajaib atau ganjil” gitu. Kalo “aneh-aneh”; artinya macam-macam. Mungkin zaman now, tergolong zaman aneh; berbuat yang aneh-aneh. Atau perilaku banyak orang aneh… bener gak ya?Bisa jadi, kata banyak orang. Zaman now emang aneh. Aneh bin ajaib deh.Pergi pagi pulang malam buat kerja. Tapi tiap hari kerjaannya ngeluh mulu.

Si miskin doyannya makan daging. Ehh si kaya malah pengen makan sayur doang.

Banyak laki-laki pengen badannya berisi. Ehh yang perempuan malah pengen kurus.

Makin aneh lagi, hewan piaraan malah dipakein baju. Tapi yang melihara malah jarang pake baju.

Zaman now, emang aneh. 

Dulu lagi gak punya uang pengen banget nikah. Giliran udah punya uang malah pengen pisah.

Orang kaya pura-pura miskin. Giliran orang miskin malah pura-pura kaya.

Duduk samping-sampingan tapi berasa jauh karena pada maen gadget. Giliran jauh teriak-teriak kangen pengen ketemu. Orang-orang aneh.

Zaman now, emang udah susah ditebak.Tiap hari bawaannya dakwah melulu. Tapi sholat gak mau di masjid, ngajinya jarang. Berasa dirinya paling benar sendiri. Orang lain yang beda sama dia, langsung divonis sebagai orang jahat. Kalo ditanya semua pengen ke surga, tapi perilakunya jauh banget dari ciri-ciri orang surga.Zaman now emang aneh. Susah ditebak sulit diterka. Terus mau gimana lagi kalo gitu…

Zaman now makin aneh.Karena sekarang susah banget bisa ngeliat mahasiswa di kampus makan sambil baca buku. Udah jarang orang di kereta di bis sambil baca buku. Semua mereka udah gak suka buku, lebih suka gadget.Orang yang buta huruf pengen banget bisa baca. Ehh orang yang pada jago baca sekarang ini malas banget baca. Anehnya lagi, kalo disuruh baca malah minta dibacain. Pantes ada hasil riset, katanya orang Indonesia 90% gak suka baca. Mungkin sukanya “ngomongin orang” kali ya….

Zaman now, emang aneh.Katanya membaca itu penting. Paham dan sadar betul. Tapi dia sendiri gak pernah baca. Hidupnya jauh dari buku… aneh. Maka TBM Lentera Pustaka, cita-citanya sederhana aja. Cuma pengen anak-anak yang selama ini gak punya akses bacaan jadi punya waktu untuk membaca, tentu secara rutin. Biar anak-anak punya tradisi baca dan budaya literasi yang lumayan. Agar bisa berubah cara pikir dan perilakunya kelak…. Semoga aja Allah izinkan ya.Zaman now harusnya berani berubah.Berubah apa saja, asal bisa jadi lebih baik. Lebih bermanfaat buat orang banyak bukan buat diri sendiri. Berubah dari gak suka baca buku jadi doyan baca buku. Dari gak suka nyumbang buku jadi doyan nyumbang buku.

Zaman now udah kayak gini. Mau diapain lagi? Mau ikut hanyut dalam kenistaan dan kamuflase. Atau mau bertahan sesuai aslinya; apa adanya saja.

Zaman now, semua orang pengen berubah.Tapi gak banyak dilakukan untuk berubah. Maka gak akan ada waktu yang tepat kalo hanya menunggu. Mulailah berubah dengan “membaca”.Karena dengan membaca, kita akan berubah. Karena kita, mungkin sudah susah dinasehatin orang lain.Lebih baik berubah sekarang, mulai membaca lagi dan untuk diri sendiri saja dulu. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali….

#TBMLenteraPustaka#BacaBukanMaen