Categories
Opini TALI INTEGRITAS

Mengenalkan Kejujuran Melalui Tokoh “Si Kumbi”

Terdengar dari kejauhan, Ira dan Tata sedang memperebutkan sesuatu.

“Ira, kok kamu mengambil buku yang aku pinjam?”

Bukan! aku pinjam ke Ka Titik tadi.”

Lho, itu kan aku yang pinjam, aku masih baca, belum juga dikembalikan!”

Akhirnya, saya panggil mereka berdua untuk menceritakan permasalahannya. Ternyata benar, Ira mengambil buku Tata yang saat itu baru saja dipinjam tanpa meminta izin terlebih dahulu. Hal ini menjadikan mereka berdua semakin bertengkar. Akhirnya, saya berinisiatif untuk mengambil buku baru yang belum pernah mereka baca.

“Ayo, siapa yang ingin  mendengarkan Ka Titik Read A Load buku baru! Ada yang sudah pernah membaca buku ini?” Ajakku dengan semangat sambil menunjukkan buku baru itu.

Semua langsung berhenti bertengkar dan mau untuk duduk bersama mendengarkan cerita. Kali ini, saya menggunakan salah satu buku terbitan dari KPK yang sangat bagus dan menarik . Dibuku ini terdapat satu tokoh utama yaitu Si Kumbi, Sahabat Anak Jujur. Saya akan mengenalkan tokoh ini melalui cerita yang ada di buku.

Anak-anak terlihat tertarik dan begitu hikmat mendengarkan cerita yang dibacakan. Diakhir cerita, saya sedikit membahas kejadian diatas kepada Ira dan Tata khusunya. Bahwa jika ada barang tetapi bukan milik sendiri, sebaiknya jangan diambil. Jika kita ingin meminjam barang milik teman, harus meminta izin terlebih dahulu.

“Kalau kita jadi anak jujur seperti Kumbi, kita pasti punya banyak teman. Tidak ada yang membenci kita. Karena, semua orang suka sama anak yang jujur. Jadi, siapa yang ingin menjadi anak jujur seperti Kumbi?”

“Saya…saya!” semua mengacungkan tangan termasuk Ira dan Tata.

Lalu, saya memusatkan pandangan kepada kedua anak itu.

“Ira dan Tata juga ingin jadi sahabat Kumbi tidak?” keduanya mengangguk dan saling melirik.

“Kalau ingin jadi sahabat Kumbi, kalian harus berani jujur seperti Kumbi. Kalian juga harus berteman, tidak lagi saling bertengkar ya?”

Akhirnya, saya mengajak Ira dan Tata untuk saling meminta maaf. Kini keduanya bermain bersama lagi. Sebagai kegiatan akhir, sayapun mengajak mereka untuk menggambar tokoh si Kumbi. Tokoh teladan anak-anak dalam cerita yang sudah dibacakan tadi. Melalui kegiatan menggambar, diharapkan anak-anak akan selalu teringat dengan tokoh yang ia gambar,dan akan teringat pula kebaikan atau sifat-sifat yang ada pada tokoh.  Sehingga, anak akan termotivasi untuk meniru kebaikan ada dalam tokoh tersebut.

Categories
Opini

Ada Buku Baru, Yuk Read Aloud!

Sore itu, ketika aku hendak pergi menuju RKWK. terlihat dari jauh, bu Dian hendak memanggilku dengan ekspresi penuh antusias. “Ka Titik, ada paketan datang buat Ka Titik!” katanya. “Oh ya? Sepertinya ini dari KPK.” Tebakku dengan yakin.

Dengan penuh semangat, aku dan bu Dian segera membukanya.

“Wah, bukunya banyak sekali. Alhamdulillah akhirnya dapat buku baru.” Kataku dengan riang. “Wah, iya banyak. Syukurlah, jadi bisa buat bahan read a load anak-anak PAUD dan untuk gerobak baca.”

Tak lama, bu Dian langsung mepanggil nera dan zaka yang saat itu sedang asyik bermain. “Nera, Zaka! Ini ada buku baru. Bagus-bagus lho! Siapa yang mau ibu read a load?” tanya bu Dian dengan nada semangat.

Seketika itu, mereka berdua langsung berlari dan duduk di pangkuan ibunya sambil memilih salah satu buku yang ada untuk dibacakan. Lalu, bu Dian pun dengan antusias membacakannya dengan lantang. Nera dan zaka terlihat anteng, dan senang mendengarkannya.

Tiba-tiba. satu anak kecil mendekat. ternyata, adik Nera dan Zaka yaitu Keyla. Tak ketinggalan, ia yang baru bangun dari tidurnya, langsung mendekatiku dan mengambil beberapa buku lalu menyodorkannya kepadaku. Seraya meminta untuk read a load. Tentu tidak mungkin kutolak tawaran bocah kecil itu. Langsung kupangku dan kubacakan buku yang ia pilih dengan penuh semangat.

Setelah satu buku selesai dibacakan Ibu. Akhirnya, read a load diakhiri karena hari sudah semakin sore. Ibu mengajak Nera, zaka, dan Keyla untuk mandi. Tapi, apa yang terjadi? Nera merengek enggan mandi. Ia meminta dibacakan lagi buku-buku itu sampai selesai. Akhirnya, Ibu balik memberikan pilihan kepada Nera.“Bagaimana kalau mandi dulu, nanti Ibu lanjutin lagi ceritanya?” bujuk Ibu.“Nggak mau, lanjutin lagi ceritanya!” rengek Nera. Dengan segala bujuk rayu Ibu. Akhirnya, Nera dan kedua adiknya mau untuk mandi terlebih dahulu. Setelah selesai mandi, Ibu pun menepati janjinya untuk melanjutkan cerita dari buku-buku barunya itu.

Wah sungguh menyenangkan ya? Kalau anak-anak merengek tapi mintanya untuk dibacakan buku. Inilah kebiasaan yang perlu ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Begitu juga orang tua. Harus berlatih sabar dan tidak boleh malas untuk senantiasa menuntun anak-anak membacakan buku.

Salam Literasi!