Antara Aku, Waktu, dan Guruku

Guruku. Guruku itu Pak Guru. Pak Guru itu kaya akan ilmu, suka berbagi ilmu, dan tidak suka menyianyiakan waktu. Saat sore, guruku selalu membaca buku dan menunggu. Menunggu anak-anak yang haus perihal ilmu. Mengajak anak-anak bermain dan berkarya dengan media buku. Guruku juga sepertihalnya perpustakaan berjalan. Yang seketika ditanya tentang ini dan itu selalu saja menghadirkan jawaban kreatif dan diluar ekspektasi kebanyakan orang. Bahkan apa yang disampaikan mampu merangsang ide gagasan anak-anak dan relawan hingga tumbuh berkeliaran.

Sesibuk apapun menjadi relawan, guruku selalu mengatakan satu hal. Sempatkan waktu untuk berkarya. Jangan menjadi relawan yang menyerupai lilin, menyala terang untuk banyak orang tapi ia sendiri luntur terbakar.

Malam hari. Adalah saat-saat yang mulia bagi relawan. Setelah pagi dan siang mengalirkan keringat untuk mengabdi dan mengabadikan ilmu untuk masyarakat, kini girilan relawan duduk santai melingkar penuh khidmat. Tidak lain hanya untuk menantikan seseorang. Yang sekali bicara membuat semuanya terdiam. Tidak ada satu hal pun yang ingin terlewat. Kata-katanya begitu menyihir semangat relawan. Siapa lagi kalau bukan guruku.

Setiap malam. Setiap malam guru itu selalu meluangkan waktu. Membimbingku dan memotivasiku. Tersebab hobiku bermain dengan buku maka saya menggeluti dunia kepenulisan dan dunia buku. Berbagai kompetisi lomba pun disarankan untuk selalu ambil bagian oleh sang guru. Alhasil, atas bimbingan yang disertai iklim kompetisi yang ketat antar relawan mendorongku mengikuti berbagai ajang perlombaan. Hasilnya adalah Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional 2016, TOP 20 Nominator Cipta Esai Tingkat Nasional 2016, Juara II Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2017, Juara I Pemuda Pelopor Kabupaten Banyumas 2017, dan berbagai kejuaraan lainnya.

Apa yang semua dilakukan bukanlah untuk eksistensi relawan. Namun untuk membiayai kontrakan dan pendidikan. Ya, semua relawan didik untuk mandiri dan tidak berharap pada uluran tangan. Menulis buku dan ikut perlombaan adalah cara relawan mendapatkan penghasilan. Dalam memenuhi kebutuhan.

Begitulah yang diajarkan oleh guruku. Guruku yang mengajarkan kebaikan dan kemandirian. Guruku yang meluangkan waktunya hingga larut malam. Guruku yang membangun pikiran dan wawasan. Guruku yang membuat lingkungan sekitar berpendidikan. Kaulah Guruku, Kaulah Pustakaku!

Guruku, pustakaku!

 

Antara Sekarang dan Masa Depan

Apa yang diperbuat saat ini adalah penentu apa yang akan didapat di masa depan. Begitu juga dengan apa yang dilakukan teman-teman relawan pustaka hari ini. Mengabdikan dirinya untuk membimbing dan mendampingi masyarakat dengan buku sebagai media berkegiatan. Setidaknya apa yang dilakukan relawan pustaka hari ini tidak hanya mencerdaskan diri pribadi namun juga dapat melahirkan generasi masyarakat yang berkarakter, masyarakat yang cerdas, dan masyarkat yang berwawasan luas.