Penulis: Nuzul Hidayah Yuningsih*
TBM/Rumah Baca/Pojok Baca/Perpustakaan itu apa? Itulah yang ada di benak masyarakat Desa Margokaton, desa tercinta dimana saya tinggal selama ini. Tapi bagi saya kata-kata tersebut sudah sangat familier terdengar di telinga. Ya, itu karena bacground pendidikan Diploma dan S1 saya mengambil jurusan Ilmu Perpustakaan. Tentu semua yang berkaitan dengan ilmu perpustakaan dan informasi tidaklah aneh di telinga. Hal tersebut serasa menjadi tanggung jawab saya untuk melakukan sosialisasi tentang apa itu TBM/Rumah Baca/Pojok Baca/Perpustakaan. Sebelum acara sosialisasi berjalan, tentunya harus ada tempatnya terlebih dahulu. Tempat dimana TBM/Rumah Baca/Pojok Baca/Perpustakaan berada untuk melakukan segala aktivitas. Saya dan teman-teman berinisiatif untuk mendirikan TBM/Rumah Baca/Pojok Baca/Perpustakaan. Dengan dibantu oleh teman-teman mahasiswa UIN jurusan Ilmu Perpustakaan akhirnya terealisasi juga. Alhamdulillah, acara sosialisasi tersebut berjalan lancar dan mendapat dukungan dari pemerintah Desa Margokaton.
Merujuk pada pengertian dasarnya maka Pustaka Widya lebih tepat jika disebut sebagai perpustakaan karena Pustaka Widya berada di Balai Desa Margokaton dan telah mendapat anggaran tetap dari APBDes pemerintah desa mulai tahun 2007. Pustaka Widya berdiri pada tanggal 19 April 2005, disahkan dengan SK Kepala Desa. Perpustakaan ini kami beri nama Pustaka Widya. Pustaka artinya kitab atau buku. Widya berasal dari bahasa sansekerta vidya yang berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Jadi dengan berdirinya Perpustakaan Desa Pustaka Widya, diharapkan koleksi buku-bukunya dapat mendatangkan ilmu pengetahuan untuk masyarakat sekitar. Kami mulai menjalankan perpustakaan dari nol. Semua berjalan masih dengan segala keterbatasan.
Pustaka Widya adalah sebuah wadah sosial yang bergerak dalam bidang literasi informasi. Membaca buku adalah menu utamanya. Slogan kami “Tiada Hari Tanpa Membaca”. Pustaka Widya hadir di tengah-tengah masyarakat Desa Margokaton tepatnya di Balai Desa Margokaton, Seyegan, Sleman. Lokasi Perpustakaan Desa Pustaka Widya berada di pusat kegiatan masyarakat Margokaton. Di sekitar lokasi tersebut terdapat beberapa sekolah yaitu TK Masyithoh Sultan Agung, SD Susukan, MI Margokaton, dan SMP Sultan Agung. Di depan Balai Desa Margokaton terdapat kios-kios pedagang. Tidak jauh dari lokasi perpustakaan juga terdapat Pasar Sri Katon sebagai pusat perdagangan masyarakat.
Pada awal berdirinya perpustakaan menempati ruang rapat DPD di sebelah utara gedung serbaguna. Ukuran ruangan cukup sempit, jumlah koleksi perpustakaan masih sangat terbatas hanya sebanyak 130 eksemplar buku dengan 125 judul buku. Perpustakaan mulai dioperasikan secara sederhana sehingga buku-buku belum dimanfaatkan secara maksimal. Promosi buku baru dilakukan dari mulut ke mulut anak-anak yang sering ke perpustakaan. Ternyata mereka senang dengan buku-buku yang kita sediakan. Mereka senang ke Pustaka Widya karena di sekolahnya perpustakaan hanya mempunyai koleksi buku-buku pelajaran. Dari situ kami mulai memikirkan cara bagaimana agar lebih banyak orang atau anak-anak yang mau berkunjung ke Pustaka Widya. Sudah saatnya untuk mulai berbenah.
Tahun 2007 ruang perpustakaan harus dipindah ke sebelah selatan gedung serbaguna dengan menempati salah satu ruang kantor. Permasalahan muncul karena perpindahan ini tanpa sepengetahuan pengelola, kami tidak diajak berembuk terlebih dahulu. Tiba- tiba semua barang termasuk rak dan buku-buku langsung dipindahkan. Hal tersebut menyebabkan koleksi perpustakaan dan buku-buku administrasi banyak yang hilang. Selain itu ruang yang terlalu sempit menyebabkan pengunjung tidak mau datang ke perpustakaan karena suasana ruangan kurang nyaman. Tentunya ini tantangan besar bagi pengelola, apalagi kami hanya dua orang dengan segala keterbatasan waktu yang dimiliki. Meski demikian pengelola harus tetap semangat untuk berjuang. Berjuang demi memajukan pendidikan anak-anak bangsa.
Sedikit demi sedikit Pustaka Widya mulai dibenahi. Tahun 2008 keadaannya mulai berubah menjadi lebih baik. Pada tahun ini pengelola bertambah satu orang sehingga Pustaka Widya mulai membuka pelayanan pada pagi hari. Alhamdulillah, pada tahun yang sama Pustaka Widya mendapat bantuan untuk membangun gedung perpustakaan. Letaknya juga sangat strategis berada di depan, tidak seperti perpustakaan pada umumnya yang ditempatkan bagian belakang. Sampai sekarang perpustakaan menempati gedung baru tersebut khusus untuk kegiatan perpustakaan. Kondisinya jauh lebih baik dibanding saat awal dioperasikan. Mulai dirintis juga layanan perpustakaan untuk masyarakat Desa Margokaton. Keberadaan perpustakaan mendapat respon positif dari masyarakat sekitar lokasi perpustakaan maupun masyarakat Desa Margokaton.
Beberapa jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat antara lain peminjaman koleksi buku, kegiatan belajar bersama tutor teman sebaya (learning centre), dan kelas keterampilan (skill class). Berhubung di sekitar komplek Balai desa terdapat berbagai jenjang sekolah, koleksi dan program dari perpustakaan Pustaka Widya mengikuti selera pengguna. Meski demikian koleksi untuk umum tetap kami perhatikan. Selain koleksi buku, perpustakaan harus mempunyai program kerja perpustakaan. Program kerja menjadi sesuatu yang spesial, karena disitulah keunggulan dan kekhasan dari perpustakaan. Program unggulan Pustaka Widya antara lain lomba menggambar dan mewarnai, lomba resensi buku, nonton bareng, dan pelatihan ketrampilan. Pustaka Widya memilih program-program tersebut karena pengunjung pada umumnya adalah anak- anak. Sedangkan program untuk remaja, ibu-ibu, serta bapak-bapak anatara lain pelatihan ketrampilan dan berbagai penyuluhan misalnya penyuluhan tentang kesehatan kerja sama dengan bidan desa. Tentunya semua kegiatan dilakukan dengan mempraktekan buku-buku yang ada di Pustaka Widya.
Paparan di atas menunjukan bahwa kegiatan di Pustaka Widya disesuaikan dengan tingkatan umur yang terdiri dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan sebuah bukti bahwa Pustaka Widya memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam upaya mengembangkan minat baca masyarakat. Pustaka Widya juga menjalin kerja sama dengan instansi terkait maupun instansi di luar bidang perpustakaan. Kerja sama dengan Dinas Perpustakaan Kabupaten Sleman dalam hal koleksi atau silang layan perpustakaan. Kerja sama dengan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam input data buku ke software Slim, dan masih banyak lagi kerja sama yang lainnya. Selain itu Pustaka Widya juga membina perpustakaan di Yayasan SMP Muhammadiyah Seyegan. Tak lupa promosi juga kami lakukan agar keberadaan Pustaka Widya lebih dekat dengan masyarakat, khususnya warga Desa Margokaton. Promosi dilakukan dengan membuat leaflet, meskipun masih sederhana. Kemudian melalui radio komunitas yang ada di balai desa, yaitu Swara Katon Mandiri dengan gelombang FM 107,5. Meski jangkauan tidak jauh, namun ini sangat efektif. Terbukti bahwa yang menjadi anggota perpustakaan tidak hanya masyarakat Margokaton saja. Bahkan ada anggota yang berasal dari luar kecamatan Seyegan.
Pustaka Widya didirikan dengan tujuan agar dapat menjadi tempat wahana rekreasi ilmiah bagi masyarakat sekitar. Sejak awal beridiri sampai sekarang sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sebuah pengakuan dari intansi terkait. Berbagai pengahargaan kami peroleh baik dari Kabupaten maupun dari Propinsi hampir di setiap tahun. Prestasi tersebut antara lain juara lomba Perpustakaan Desa tingkat Propinsi DIY kurun waktu 2009 hingga 2017.
Meski Pustaka Widya telah meraih beberapa penghargaan, kami tetap akan terus berbenah agar ke depan perpustakaan ini akan tetap eksis keberadaanya. Tidak mati suri, terus berkembang. Kami masih mempunyai mimpi-mimpi yang entah kapan bisa terwujud. Salah satu mimpi kami cukup sederhana yaitu ingin mempunyai perpustakaan mini di setiap pedukuhan yang ada di Desa Margokaton. Perpustakaan mini tersebut akan menyediakan berbagai macam buku-buku yang menunjang kegiatan masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Misalnya di Dusun Bedilan karena mayoritas petani lele akan disediakan buku-buku tentang budidaya lele serta bagaimana pengolahannya. Kemudian di Dusun Bantulan banyak yang bergerak dibidang kerajinan, maka akan disediakan buku-buku kerajianan. Di Susukan III banyak pengrajin batik akan disediakan buku-buku tentang batik. Selain itu kami juga akan terus melakukan pendampingan tidak hanya menyediakan buku-bukunya. Kami akan bekerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dalam bidangnya agar sesuai dengan prosedur semestinya sehingga panen atau produk yang dihasilkan dapat dipasarkan. Secara tidak langsung perekonomian masyarakat Desa Margokaton akan lebih meningkat. Semoga mimpi ini akan segera terwujud. Jangan mudah menyerah dan putus asa. Tetap semangat berjuang kawan untuk memajukan pendidikan maupun perekonomian di negeri ini.
Salam Literasi.
*Nuzul Hidayah Yuningsih. Biasa dipanggil Mbak Zul, pengelola perpustakaan Pustaka Widya Desa Margokaton (Sleman, DIY). Aktif sebagai pustakawan di Perpustakaan MAN 3, Sleman, Yogyakarta. Juara I Anugerah Guru & Tenaga Kependidikan Madrasah Berprestasi Tahun 2018 dari Kementrian Agama.