Categories
ShareOn

Berburu Ilmu Menulis dari Pakarnya

Oleh: Marharetha Sri Udari 

Bicara tentang penulisan kreatif, tidak bisa dilepaskan dari istilah komunikasi, terutama komunikasi tertulis. Mereka yang menulis bukan dengan harapan agar ia dipahami, namun penulis dituntut untuk menulis dengan cara tertentu agar ia tidak disalahpahami. Richard Denny (2015: 90) dalam bukunya yang berjudul Jurus Maut Komunikasi, Kiat Ampuh dan Paling Efektif dalam Berkomunikasi, menulis bahwa komunikasi tertulis mempunya efek yang tahan lama karena bisa dibaca berulang-ulang di pelbagai kesempatan. Kata-kata tertulis lebih bertenaga ketimbang kata yang terucap.

Hal senada juga dipaparkan oleh Maman Suherman atau yang biasa dipanggil Kang Maman. Kang Maman mengutarakan bahwa menulis itu untuk dibaca orang lain. Jadi siapkan mental untuk menghadapi kritik. Memaparkan gagasan itu artinya siap menghadapi kontra gagasan. Kang Maman menambahkan bahwa jika kita takut terhadap kritik maka menulis saja di buku diary, sebagai catatan atau tulisan untuk penulisnya semata.

Kang Maman mengungkapkan hal itu pada suatu kegiatan Sharing dan Diskusi Online yang digelar oleh Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat pada Senin 16 Juli 2018. Program ini dilakukan melalui komunikasi di grup aplikasi Whatsapp.

Kang Maman, jurnalis dan juga penggiat beberapa stasiun televisi Indonesia sebagai bintang tamu atau pengisi acara serta menjadi notulen dalam acara Lawak Klub di salah satu stasiun televisi, memberi tahu pada kami semua peserta sharing online ini bahwa awal dia menulis adalah karena tuntutan untuk hidup dengan menjadi penulis lepas di berbagai media. Setelah itu ia pernah menjadi pemimpin redaksi salah satu media, menjadi direktur kreatif, managing director di perusahaan periklanan, dan menulis 15 buku terbitan Grasindo. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan fiksi yaitu tokoh, konflik, dan lokasi. Jika ketiga hal tersebut di atas terpenuhi maka proses selanjutnya menjadi sangat mudah, silakan dituangkan dalam tulisan, sambung Kang Maman.

“Agar tulisan kita berkarakter, jadilah diri Anda sendiri, karena Anda unik. Anda boleh dipengaruhi beragam penulis, tapi setelah itu jadilah diri Anda sendiri yang sedikit dikompromikan dengan penerbit buku penulis.” Kata Kang Maman.

Kang Maman melanjutkan bahwa kunci menulis, tidak semata butuh 5W1H (What, Who, When, Where, Why, How), tetapi juga 5R yaitu Read, Research, Reliable, Reflecting, dan wRite.

Read: penulis yang baik adalah orang yang gila baca, Research: penulis yang baik adalah yang suka melakukan riset dan membaca hasil riset, Reliable: bisa diandalkan dalam keakuratan data dan penulisan, detail, serta presisinya tinggi, Reflecting: memiliki beragam sudut pandang/prespektif, dan wRite: menuangkan tulisan yang baik, benar, bermanfaat, dan berpihak pada kebenaran. Pengalaman pribadi dan referensi yang kita baca akan akan membedakan kita dengan orang lain.

Gaya hanya kemasan, yang penting adalah isi. Apakah isi dari tulisan kita ada unsur kebaruan atau tidak. Sedangkan untuk menjaga mood menulis, saya terus menulis. Kalau sudah enek, sampai mau muntah, barulah saya berhenti. Saya terlatih sebagai jurnalis dengan deadline yang pasti, jadi saya tidak memanjakan mood, ungkap Kang Maman.

Langkah-langkah untuk bisa memahami karakter pembaca atau media, dapat dilakukan antara lain pertama-tama dengan melakukan tes pasar. ”Setelah menulis, minta orang lain untuk membaca tulisan kita atau kita masukkan tulisan kita di website, lalu kita tunggu tanggapan dari pembaca atau media, tambah Kang Maman.

Diskusi yang berlangsung dengan suasana yang hangat karena banyak peserta yang ingin bertanya sehingga wawasan dan pengetahuan mereka bertambah dari pakar ini, diakhir oleh moderator, Dini Wirakartadja ini, diakhir dengan ajakan untuk ngopi bareng bersama Kang Maman yang jadwalnya akan ditentukan kemudian. Wah sepertinya para peserta tidak sabar untuk dapat melanjutkan sharing dan diskusi terkait penulisan kreatif sambil ngopi bareng bersama Kang Maman. Mudah-mudahan dapat terlaksana.

*) Catatan ini merupakan hasil dari ShareOn (diskusi literasi via Whatsapp) yang digulirkan PP FTBM

Leave a Reply