Ada saatnya jiwa terasa demikian asing dan kosong, saat dimana hati, jiwa, dan pikiran mengentah di rimba berantah.
Kekelaman menjadi teman, keheningan menjelma rindu yang sarat.
“Siapa aku ?”
“Dimana aku ?”
“Mengapa aku ?”
Kegelisahan yang tak terjawab kecuali dalam diam.
Dalam diam, kita tak sebenar-benarnya diam, tersebab berlaksa aksara mengerumun di benak serupa lebah dan ngengat. Berdesak mencari celah untuk sekedar bertemu bentangan kanvas langit luas atau selembar kertas awan nan lepas, padang dimana segala yang mengendap di jiwa tertuang tumpah, menggenangkan puisi-puisi….
Basah.
Purwokerto, nyaris 14 Oktober 2017