Oleh. Ahmad Sofiyan
Bkunjong, dalam bahasan indonesia adalah ‘berkunjung’. Bkunjong, menjadi kegiatan yang dihelat para pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kubu Raya. Untuk saling mengunjungi, saling membantu, membuat kegiatan di TBM-TBM yang ada di seantero Kabupaten Kubu Raya.
Tercatat setidaknya ada 22 TBM yang tersebar di Kabupaten termuda di Kalimantan Barat ini. Para pengelola TBM, direncanakan akan turun Bkunjong pada minggu ketiga atw keempat setiap bulannya. Tidak hanya pengelola TBM semata. Dalam kegiatan ini juga mengajak para pegiat literasi, relawan, pihak-pihak lain yang memiliki kesempatan untuk ikut bersama-sama.
Selain untuk mempererat silaturahmi antara pengelola TBM dengan saling kunjung. Dalam kegiatan ini juga dilakukan membacakan buku, bercerita, mendongeng dan games interaktif untuk anak-anak. Membantu pengelolaan TBM, beres-beres bahan bacaan, katalogisasi bagi pengelola TBM dan lainnya. Tak ketinggalan penyampaian infomasi tentang literasi, dan pelatihan bagi remaja maupun masyarakat sekitar nantinya.
Kegiatan ini meski sederhana, namun sesunguhnya akan berdampak besar. Antara sesama pengelola TBM dan lainnya dapat saling bersilaturahmi, saling bantu dan menjaga semangat untuk berkegiatan literasi bersama. Ini juga sebagai upaya meningkatkan ukhuwah literasi.
Pada kesempatan pertama, dibulan November. Kegiatan Bkunjong menyambangi TBM Khadijah di jalan Wonodadi 2 no.22 Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya. Sejumlah pengelola TBM, pegiat literasi nampak bersemangat. Tak kalah antusias anak-anak dari usia paud hingga sekolah dasar.
Setelah acara dibuka oleh Fery Adinata, sebagai pengelola TBM dan tuan rumah. Kemudian anak-anak di ajak berinteraksi oleh Agus Wahyudi, pengelola Pengelola TBM Merdeka Desa Sungai Radak Dua kecamatan Terentang yang juga Ketua Pengurus Daerah Forum TBM Kubu Raya.
Dilanjutkan dengan menyampaikan cerita. Awalnya ada beberapa pilihan cerita yang akan dibacakan atau didongengkan. Sebagai upaya berinterkasi, anak-anak diberi pilihan untuk memilih bahan yang telah disediakan. Terbukti, antusias dan semangat mereka bertambah. Bahkan gaduh seketika. Ada yang memilih ini, tak sedikit yang memilih itu. Selain meningkatkan partisipasi dan menjaga antusias. Ajakan memilih bahan cerita juga sebagai pelajaran sederhana bagi anak-anak. Akhirnya cerita yang disampaikan dari pilihan terbanyak.
Cerita rakyat yang berjudul Anak Antu menjadi pilihan. Walau sejatinya ini merupakan sebuah cerita rakyat. Namun, penyampaian diupayakan dengan gaya seolah mendongeng, dengan cara yang sederhana, baik intonasi, gaya bicara, mimik, gerakan tubuh dan sedikit tambahan aksesoris. Agar anak-anak bisa memahami.
Hal ini juga disesuiakan dengan nuansa moment hari Dongeng Nasional yang diperingati setiap tanggal 28 November. Peringatan ini dideklarasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak tahun 2015. Tanggal 28 November dipilih sebagai Hari Dongeng Nasional bertepatan dengan hari lahir Drs. Suyadi. (28 November 1932 – 30 Oktober 2015). Seorang yang sangat berjasa menghidupkan dunia dongeng di Indonesia. Kita mengenal beliau dengan karakter Pak Raden yang melegenda.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan bincang tentang literasi dan keberadaan TBM Khadijah. Diakhiri dengan santap siang bersama. Yang menarik, beberapa menu yang disajikan merupakan hasil budidaya di lingkungan TBM yang juga berada di bawah naungan PKBM dengan nama yang sama.
“Makaseh selonggok kepade Abang kakak yang telah hadir. Suke dan bahagia kamek menjamu dan mendapat ilmu’ ujar Fery. ‘Asam Kandes si Asam berangan. Beragam Buah nak di sajikan. Besak telapak tangan. Nyiruk kame ka tadahkan” pungkasnya.