Oleh. Kamilah (murid kelas 11 MA Annur, Garut)

Aku tidak pernah bermimpi mengunjungi kota istimewa Yogyakarta dengan kondisi ekononi keluarga yang sangat sederhana—di bawah rata-rata. Sedikit pun aku tidak berharap apa pun, bisa makan hari ini saja sudah cukup.

Tidak pernah terpikir olehku pergi ke pantai atau menaiki kereta, karena libur semester selalu kuhabiskan di rumah dan juga mengunjungi TBM Hegar Manah tempat kumembaca dan merenung, atau terkadang menyusuri pesawahan untuk jalan-jalan.

Sampai suatu ketika, TBM Hegar Manah launching 12 buku di Pelataran Rumah Cinta tepatnya di Karangpawitan, Garut. Salah satu dari 12 penulis itu adalah aku.

Ini pengalaman pertamaku yang mengesankan, kami dipertemukan dengan pujangga-pujangga hebat yang menginspirasi untuk terus dan tetap semangat berkarya.

Aku sangat bahagia. Kebahagian itu tidak sampai di sini, ketika acara itu selesai, enam dari kami ditawarkan untuk berwisata literasi ke Yogyakarta tanpa dipungut biaya sepeser pun. Tentu dengan senang hati aku langsung menerimanya.

Hari demi hari, Minggu demi Minggu, sampai bulan dan hari yang dinanti tiba. Berbekal fisik yang sehat, makanan seadanya, semangat yang membara untuk kami pergi ke Yogyakarta, dengan menaiki kereta Kahuripan yang berhenti di Stasiun Lempuyangan.

Aku sangat antusias mengamati stasiun tersebut. Bagiku ini merupakan hal baru.
Apalagi berwisata ke berbagai tempat yang menakjuban. Salah satunya Pantai Cemara Sewu.

Seumur hidup baru kali ini aku pergi ke pantai. Menginjak pasir, bermain ombak. Senyum lebar tidak pernah lepas dari wajahku saat itu.

Aku banyak belajar dari pengalaman ini. Aku jadi bermimpi banyak hal. Aku ingin menjadi orang yang sukses, membalas semua kebaikan yang aku terima dari orang-orang yang telah membahagiakanku. Namun, untuk sekarang aku hanya bisa berterima kasih; syukur kepada Allah SWT. Semoga Allah yang Maha Kuasa senantiasa membalas semua kebaikan pada mereka yang telah banyak memotivasiku, membingbingku, terkhusus orang tua yang membesarku.