Categories
Kabar TBM

Harmoni Literasi: Wadas Kelir dan Partisipasi Masyarakat

Ini adalah catatan refleksi saya atas pertemuan wali murid Bimbingan Belajar Wadas Kelir yang diselenggarakan pada Rabu, 1 November 2017. Sebuah catatan yang merefleksikan harapan dan impian di balik kerja-kerja pengabdian yang hanya sedikit dari kami Relawan Pustaka Wadas Kelir.“Kalau bisa pertemuan wali murid seperti ini dibuat rutin! Sebulan sekali atau dua bulan sekali. Kami sangat senang!” kata salah satu orang tua yang putranya belajar Bimbel di Wadas Kelir, saat kami sedang melakukan evaluasi dengan orang tua. Dia tampak antusias dan senang diberikan kesempatan menyampaikan pendapatnya.

Saya langsung tersadar. Inilah yang dibutuhkan orang tua. Belajar tidak melulu soal guru-guru yang tampil di depan anak-anak untuk menyampaikan materi. Belajar itu terkait juga bagaimana kita dekat dengan orang tua murid. Orang tua menjadi bagian penting sekolah yang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar. Orang tua yang senang menyampaikan pendapat dan idenya untuk kemajuan bersama.

Dan Wadas Kelir ingin melakukan ini. Terus apa yang sudah kamui lakukan. Belum banyak, tetapi, setidaknya kami sudah melakukan ini: saat orang tua datang mengantarkan anaknya atau menunggu anaknya pulang bimbingan belajar, saya dan relawan hadir menyapa, bersalaman, bahkan sering mengobrol dengan orang tua. Saat begini rasanya, kita semua sedang belajar dalam sebuah sekolah yang bernama keluarga.Inilah sekolah ideal bagi saya. Sekolah Wadas Kelir yang berbasis keluarga. Sekolah yang bersekolah dan belajar di Wadas Kelir bukan semata anaknya, tetapi juga orang tuanya. Di sinilah, Wadas Kelir tak sebatas tampil sebagai sekolah atau tempat belajar, tetapi juga rumah sebagai tempat berkeluarga. Kedekatan anak-anak dengan saya dan relawan pun seperti dekatnya orang tua dan anak.

Dan orang tuanya selalu kami libatkan dalam komunikasi santai ataupun evaluasi. Tidak jarang saya selalu mengatakan dalam setiap evaluasi dengan orang tua murid, “Bapak-Ibu, Wadas Kelir itu keluarga dalam belajar. Dan sepantasnyalah kita sebagai anggota keluarga untuk mengatakkan yang baik soal Wadas Kelir pada semua orang, tetapi yang tidak baik, ayuk, di sampaikan di sini saja. Agar kita bisa memperbaiki bersama.”

Dari perkataan inilah saya meyakini hati orang tua akan terketuk. Akan menyadari betapa Wadas Kelir berbeda. Dengan baju keluarga kami ingin memberikan hal yang manfaatnya jauh ke depan. Melampau garis-garis keterbatasan. Sungguh ini mimpi yang aneh, bukan? Tapi, inilah kenyataan yang selalu saya pikirkan.Dari sinilah, berbagai masukan dan kritik kami terima. Kami sakit, tetapi kami bahagia. Sebab kami menyadari bahwa tanpa masukan dan kritik kami tak akan bisa tumbuh besar. Kami mendengarkan dengan baik saat Bapak-Ibu, orng tua murid menyampaikan masukan dan ide gagasannya untuk kemajuan Wadas Kelir.

Dari kebiasaan ini, Wadas Kelir yang menjadi harmoni dengan orang tua, membuat Bimbingan Belajar Wadas Kelir yang didirikan dua tahun silam masih terus bertahan. Dan Wadas Kelir yang berdiri empat tahun silam masih berdiri. Semua karena sinergi dengan masyarakat yang baik.

Dan saat kami kumpul dengan orang tua wali murid bimbel, saya melihat secercah harapan bahwa Wadas Kelir bisa menjadi mitra keluarga terbaik untuk pendidikan anak-anak mereka. Keyakinan ini akan muncul saat orang tua benar-benar dilibatkan dalam pendidikan di Wadas Kelir.

Maka, saat acara pertemuan wali murid selesai, sebelum orang tua bergegas pulang, saya akan lebih dulu menyalami orang tua, saya mengucapkan terima kasih. Dan lebih dari itu, saya ingin mengatakan bahwa kami adalah pelayanan putra-putri Bapak Ibu dalam pendidikan.

Akhirnya, malam itu [Rabu, 1 November 2017] saya dan relawan melepas puluhan orang tua murid, yang anak-anaknya belajar di Wadas Kelir. Saat mereka pulang saya berkata dalam hati, “Semoga saya bisa diberi kesempatan untuk menyaksikan putra putri mereka menjadi orang hebat yang memimpin bangsa ini kelak!” Harapan terlalu tinggi yang selalu membuat saya terus bergerak membangun Wadas Kelir sebagai Pusat Pendidikan Masyarakat yang berkualitas.[]

Categories
Kabar TBM

Mengenalkan Literasi Melalui Berbagai Keterampilan

Keterampilan itu penting bagi semua orang termasuk untuk anak sekolah. Beragam cara guru lakukan untuk mengenalkan sekaligus membekali anak didiknya dengan berbagai ketrampilan sebagai bekal masa depan anak didiknya. Dengan bekal ketrampilan tersebut, diharapkan anak semakin mandiri bahkan mampu untuk menginovasi sendiri sesuai bakat minat masing-masing. Inovasi tersebut tentunya di dapat dari pengalaman dan banyaknya wawasan mereka dari membaca. Mengajak membaca itu bukanlah suatu hal yang gampang, diperlukan kreativitas para tutor yang bisa  dikemas dengan berbagai cara agar anak didik bisa tertarik untuk tetap terus membaca tanpa merasa dipaksakan.

Tempat saya mengabdi yaitu di Kampung Literasi Wadas Kelir, Kelurahan  Karang Klesem, Kecamatan Purwokerto Selatan  yang merupakan pusat belajar masyarakat mulai dari Anak Usia Dini sampai usia lanjut mengenalkan literasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah Paket B dan Paket C Kampung Literasi Wadas kelir SKB Purwokerto yang menerima masyarakat berbagai usia dari usia sekolah, bapak-bapak, ibu-ibu bahkan ada yang sudah memiliki cucu  tetapi masih memiliki semangat belajar membaca yang sangat tinggi.

Semangat membaca yang tinggi itu muncul dari ide-ide kreatif dan kekompakan dari tim pengajar di Paket B dan Paket C untuk membuat kegiatan semenarik mungkin dengan biaya yang sangat  minimal. Salah satu ide kreatif itu mengenalkan literasi yaitu melalui berbagai ketrampilan.  Salah satu Ketrampilan yang dijadikan bidikan adalah  ketrampilan memasak dan memanfaatkan benda bekas menjadi benda yang memiliki nilai jual. Pendidikan ketrampilan dikemas dengan kegiatan yang menarik untuk menambah semangat warga belajarnya. Permasalahan yang sering muncul yaitu banyaknya orang yang hanya senang belajar ketrampilannya saja, tanpa mau belajar membaca terkait literasi dari ketrampilan tersebut untuk memperluas wawasan.

Dua kegiatan ketrampilan yang diadakan bulan September oleh tim pengajar sekaligus merupakan media untuk mengenalkan literasi pada warga belajar. Kegiatan tersebut  yaitu “ Pentas Seni dan Literasi” diisi dengan  pementasan seni, membaca, memasak dan membuat handmade Bross dari kain perca. Antusias dan kemeriahan acara sungguh menakjubkan di luar dugaan, apalagi seluruh tim kepanitiaan dari warga belajar yang memberikan dampak makin kompak serta menambah semangat belajar.

Pertama, ketrampilan memasak untuk laki-laki yang biasanya enggan masuk ke dapur diberi amanah memasak dengan penuh semangat. Literasi cara  memasak mendoan khas Banyumas serta manfaat kedelai untuk tubuh, mereka praktikan dengan berlomba-lomba membuat mendoan yang berbahan kedelai menjadi makanan hangat yang nikmat. Hasilnya, mendoan khas Banyumas tercipta dari tangan warga belajar laki-laki yang enak dan nikmat.

Kedua, ketrampilan dari barang bekas yaitu kain perca yang selama ini tercecer dan terbuang di tempat sampah warga dan juga kaos atau baju  bekas biasanya buat lap atau kesed disulap menjadi bross, lap tangan, gantungan kunci dan tempat pensil yang sangat menarik. Dari kain perca yang diawali dengan literasi cara memanfaatkan barang bekas dan limbah rumah tangga, warga belajar perempuan mempraktikan literasi melalui ketrampilan yang diajarkan tutor dan hasilnya menakjubkan bahkan mereka sangat antusias membuatnya.

Tidak hanya ketrampilan memasak dan memanfaatkan benda bekas saja, literasi juga dilakukan untuk melatih warga belajar percaya diri menjadi Ketua Panitia, MC dan lain sebagainya. Literasi menjadi MC yang  handal saat pelajaran Bahasa Indonesia misalnya membuat warga belajar semakin percaya diri ketika  salah satu dari mereka ditunjuk menjadi MC.

Tujuan tim pengajar dalam mengenalkan literasi melaui ketrampilan yaitu mengemas gerakan gemar membaca dengan kegiatan menarik dan membekali warga belajar belajar dengan berbagai ketrampilan dan manfaatnya bagi kehidupan. Beberapa warga belajar baik laki-laki maupun perempuan merasakan dampak yang baik dari literasi melalui ketrampilan.

“Tiap bulan kami ingin diadakan kegiatan ketrampilan dan literasi lagi ya bu,  sangat bermanfaat untuk bekal ke depan. Tidak hanya ketrampilannya yang diperoleh tetapi juga literasi yang memberikan wawasan pada kami,” kata Titin To’ati warga paket B. Tidak hanya Titin, ibu Urip Sukaesih warga paket B yang berusia lebih dari lima puluh tahun, sering mengajak serta anak dan cucunya meminjam buku di gerobak baca untuk mempraktikan buku masakan yang disukai atau buku kesehatan tentang manfaat dedaunan dan buah-buahan untuk wawasan dan praktek di rumah. Dari  kegiatan tersebut, salah satu cara untuk mengenalkan literasi agar diterima dengan senang hati yaitu dengan mengemas suasana kegiatan literasi yang menyenangkan , menarik  dan atraktif.**

Categories
Kabar TBM

Pelatihan Mendongeng di Perpustakaan Kabupaten Bandung

Dalam rangka membudayakan baca di Kabupaten Bandung, Perpusatakaan Kabupaten Bandung mengupayakan berbagai kegiatan yang menarik agar para pengunjung senang datang ke perpustakaan. Salah satu kegiatan yang menarik untuk disajikan bagi para pengunjung perpusatakaan khususnya anak-anak adalah kegiatan mendongeng. Dengan adanya kegiatan dongeng di perpustkaan anak-anak tertarik untuk datang ke perpustakaan.

Upaya tersebut dilakukan dengan mencoba mengadakan pelatihan mendongeng bagi para pustakwan di perpustkaan. Pemberi materi tentang dongeng di ambil dari TBM AS Lebakwangi. TBM AS Lebakwangi sebagai mitra dari perpustakaan diberikan kesempatan untuk melatih para pustakawan agar berani mendongeng di perpustakaan. Hari Sabtu tanggal 7 Oktober 2017 dilaksanakan pelatihan mendongeng oleh Ayah Salwa yang dihadiri oleh 23 peserta. Kegiatan tersebut dibuka oleh Ibu Kabid.

Dalam pelatihan tersebut para peserta dibekali tentang bagaiman mendongeng yang baik. Cara mengeluarkan suara yang berkarakter, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tema cerita yang sesuai untuk anak-anak. Lanjutan dari kegiatan ini akan kembali dilaksanakan pada hari Sabtu 14 Oktober 2017.

Categories
Kabar TBM

Cafe Baca Ala TBM Wadas Kelir

Bulan September  TBM Wadas Kelir yang terdapat di Kabupaten Banyumas menyelenggarakan acara yang sangat berbeda. Berawal dari anak – anak yang sangat menyukai seni khususnya dalam bidang musik sekaligus menyukai membaca dan menulis. Dari hal ini remaja berinisiasi membuat acara dalam dua minat tersebut dalam satu ruang. Terciptalah acara yang bernama “ CAFE BACA”

Cafe Baca ini dihadiri oleh Bu Irma dari Arpusada Kabupaten Banyumas, Bapak Slamet dari SKB Purwokerto, Mahasiswa IAIN Purwokerto, FTBM Banyumas dan juga SKB Ajibarang yang sekaligus membuka acara. Diluar dugaan bahwa pengunjung yang datang mencapai 180 orang. Sebelum acara dimulai seluruh pengunjung diwajibkan untuk literasi bersama. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi setiap acara diwajibkan untuk membaca. Sehingga para pengunjung mendapat virus akan cinta budaya membaca.

Bapak Heru Kurniawan sebagai pimpinan Wadas Kelir mengapresiasi acara cafe. Dengan acara apapun seperti halnya musik dapat menjadi kendaraan bagi seseorang untuk menuju minat baca. Senang dan bahagia bahwa acara ini begitu meriah walaupun dengan sarana prasara yang ala kadarnya. Dengan setting tempat terbuat dari kertas koran  bekas, tempat duduk yang pinjam tetangga tidak menjadi patah semangat para remaja.“Acara ini sungguh berbeda dengan acara yang sudah berlalu. Aneh tapi mengasyikkan”. Kata Titi Anisatul Laely sebagai relawan Wadas Kelir.

Acara Cafe Baca ini dimeriahkan oleh para remaja Wadas Kelir, anak didik SKB Purwokerto, warga paket B dan C Wadas Kelir SKB Purwokero dan juga persembahan dari pengunjung yang total keseluruhan 13 tim. Ditengah acara Bu Irma dari Arpussada Kabupaten Banyumas memberi hadiah kepada penonton dengan memberi pertanyaan. Tentunya pertanyaan tersebut bersumber dari literasi yang penontn baca.

Dengan acara Cafe Baca ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca. Dengan kendaraan apapun bentuk yang terpenting dapat mewujudkan minat baca pada masyarakat khususnya di Wadas Kelir dan sekitarnya.

(Penulis adalah relawan TBM Wadas Kelir)

Categories
Kabar TBM

Taman Baca Natural

Taman Baca Natural adalah salah satu taman baca yang berada di sebuah desa di Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri. Namun baru bergerak perlahan sebab belum memiliki tempat, karenanya cara membudayakan buku baru dengan ber”gerilya”. Selain itu Taman Baca Natural juga ada di Kecamatan Puhpelem, Wonogiri dengan numpang di sebuah usaha Salon Reri.

Semoga kedepannya, Taman Baca Natural bisa berkembang dengan lebih baik.

Categories
Kabar TBM

TBM Al Hidayah Mengabdi Pada Negeri

Bahwa Alloh SWT. mengawali perintah-Nya kepada Rasululloh Muhammad saw. dengan perintah Iqra, (bacalah) dan mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam “Menulis” (QS : 96 :1-4). Islam telah menempatkan posisi penting bagi tumbuhnya budaya baca dan menulis.

TAMAN BACAAN MASYARAKAT AL-HIDAYAH, lahir pada tanggal 2 Mei pada tahun 2002, didirikan seiring dengan aktivitas program layanan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Al-Hidayah yang semakin berkembang. Pada awal pendiriannya TBM (Taman Bacaan Masyarakat) AL-HIDAYAH dimaksudkan untuk melayani kebutuhan akan bahan bacaan bagi warga belajar PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Al-Hidayah. Sasarannya adalah para aksarawan baru, Warga Belajar Keaksaraan, Kesetaraan dan Program lainnya yang dikembangkan PKBM AL-HIDAYAH, yang selanjutnya TBM AL-HIDAYAH saat ini, melayani kepentingan bahan bacaan dari kalangan pelajar pendidikan Formal (SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan masyarakat umum.

TBM AL-HIDAYAH dikelola secara swadaya, dibentuk dan didirikan untuk menyediakan bahan bacaan dan menumbuhkan minat baca kepada masyarakat yang berada disekitar TBM. Peran TBM dimasyarakat yakni sebagai sumber belajar yang dapat menfasilitasi pembelajaran seumur hidup, tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan guna pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat gemar belajar terwujud melalui tahapan perubahan masyarakat gemar mendengarkan, gemar bercakap-cakap ke arah tahapan masyarakat gemar membaca (reading society), gemar menulis (writing society), dan gemar menerima, mengolah dan menyampaikan informasi (information society). Dalam perubahan masyarakat tersebut Kegemaran Membaca dan Menulis, merupakan yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa dan negara.

Ritme anggota yang datang dan mendaftar di TBM Al-Hidayah setiap tahunnya tidaklah sama, kadang banyak namun sesekali sepi. Dari tahun 2002 sampai 2017 ini jumlah anggota yang mendaftar mencapai angka 1.016 orang anggota dan 5.745 kali kunjungan, angka diluar ekspektasi kami, karena sampai pada awal tahun 2017 anggota yang mendaftar baru mencapai 200, tapi pada akhir bulan Mei, Juni, Juli, Agustus sampai awal September angka tersebut memberikan suntikan semangat agar layanan yang kami berikan semakin maksimal. Setelah diteliti banyaknya anggota dan kunjungan yang datang dikarenakan ketersediaan buku yang ada di TBM, ketika buku yang tersedia hanya Buku Pelajaran jumlah anggota dan kunjungan hanya beberapa, tapi setelah tersedinya bahan bacaan seperti komik, cerpen dan novel anggota dan kunjungan pun setiap harinya bertambah drastis. Sehingga kami beranggapan bahwa hidupnya lembaga TBM didasari pada koleksi buku, tempat dan pelayanan lain yang diberikan sebagai pendukung.

Tersedianya buku yang paling mendasar menjadi tantangan bagi kami untuk bisa menambah jumlah eksemplar dan judul buku. Buku yang tersedia di TBM Al-Hidayah berjumlah 1951, jumlah ini bertambah ketika pada tahun 2105 TBM kami membuat sebuah perencanaan untuk kegiatan GIM (Gerakan Indonesia Membaca), tahun 2016 pelaksanaan GIM dan tahun 2017 menjadi salah satu pelaksana Kampung Literasi. Sebagian dana dari Kampung Literasi yang diberikan, kami belanjakan untuk menambah jumlah koleksi buku sehingga bisa mencapai 1951 eks. Jumlah buku yang kami rasa sekarang masih kurang, karena setelah banyaknya anggota dan pengunjung yang datang setiap harinya, koleksi buku yang ada di TBM menjadi sedikit. Setiap harinya buku yang keluar untuk dipinjamkan rata-rata berjumlah 200 eksemplar, dan waktu pengembalian maksimal 3 hari, meskipun tak jarang banyak yang lebih dari 1 minggu, sehingga menyebabkan ketersediaan buku di TBM sedikit. Oleh karena itu kami berharap dan berusaha untuk menambah jumlah koleksi buku, semoga diberikan jalan dan ada rezekinya. Aamiin..

Sejalan dengan perkembangan, TBM Al-Hidayah mengerjakan penataan bangunan yang didasarkan pada asas kenyamanan pengunjung dan kerapihan ruang baca. Renovasi yang telah dikerjakan yaitu tersedianya balai buku yakni tempat rak-rak buku berjejer dengan buku-bukunya, peletakan buku pada rak dikategorikan berdasarkan usia, yakni area baca anak, dewasa dan umum. Pengkategorian ini mengantisipasi anak-anak agar tidak membaca bahan bacaan dewasa, belum waktunya, agar orang tua mereka percaya dan mengijinkan anaknya pergi ke TBM Al-Hidayah, karena tidak hanya melibatkan anak-anak dan anggota, kami pun mengutamakan kepercayaan orang tua. Selain itu ada balai baca yang bisa digunakan untuk membaca dan area bermain permaianan tradisional, disamping membaca di TBM Al-hidayah menyedikana berbagai alat dan media permainan tradisional, seperti sondah, jajajngkunan dan lain-lain.

Dalam upaya mewujudkan budaya gemar membaca TBM Al-Hidayah sedang melaksanakan berbagai aktivitas programnya, baik yang sedang dilaksanakan maupun dalam tahap perencanaan, diantaranya yaitu: Pelayanan, Pengadaan Buku, Pelabelan, Penyusunan Buku di Rak, Peminjaman Buku Gratis dan Kaulinan Barudak.

Jejak perjalanan yang dilalui tidaklah sebentar tidak pula mudah, sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, semoga bakti TBM Al-Hidayah dapat terus istiqomah. Semoga dengan upaya sederhana yang dilakukan oleh TBM Al-Hidayah dapat memberikan sumbangsi lebih pada dunia pendidikan, khususnya budaya gemar membaca di masyarakat menuju masyarakat yang Literate dan membawa bangsa ini kepada kesejahteraan. Salam Literasi !