Categories
Kabar TBM

Gerakan Spiral Literasi Rumpaka Percisa #4

Harapan Masa Depan Literasi di Kota Tasikmalaya

Pers Cilik Cisalak lahir dari sebuah kelas, tanpa markas, meminjam saung warga, hingga berakhir di sebuah rumah pustaka. Secara garis besar gerakan literasi yang digagas Rumpaka Percisa selama tujuh tahun berusaha mengembangkan literasi sesuai dengan enam komponen literasi dasar Kemdikbud; Literasi Calistung, Sains, TIK, Keuangan, Budaya, dan Kewarganegaraan. Sejak awal pendirian, anak-anak sekolah diberi ruang untuk mengembangkan dan menemukan sesuatu di dalam dirinya. Mulai tahun 2017, tidak sekadar anak-anak, tetapi remaja yang berprofesi apa pun. Berkelindan dengan Rumpaka Percisa untuk melakukan hal yang sama; mengembangkan dan berusaha menemukan kembali potensi yang terpendam di dalam diri mereka.

Tujuh tahun yang lalu, literasi semacam makhluk asing di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat. Setelah berbagai komunitas menyatukan frekuensi dalam menggeliatkan literasi dengan caranya masing-masing diharapkan dapat saling memengaruhi. Berpegangan erat antara FTBM Kota Tasikmalaya, GLS Kota Tasikmalaya, komunitas-komunitas kreatif dan pihak-pihak terkait dalam menggelorakan literasi di Kota Tasikmalaya. Sebab menyiapkan generasi masa depan dengan SDM yang berkualitas tidak dapat dilaksanakan oleh sebagian pihak.

Kesempurnaan itu ganjil dan muskil diwujudkan seorang manusia, tetapi masih mungkin terjadi jika dilakukan bersama-sama. Pada kenyataannya, berbagai pihak yang bersinergi telah membuktikan gerakan mahadahsyat meski dalam skala kecil. Menyatukan energi untuk sebuah persembahan yang memiliki landasan semangat kearifan lokal. Pemuda-pemudi Tasikmalaya menyamakan gelombang dan membangkitkan kembali denyut jantung kebersamaan dalam satu bingkai karya multiliterasi. Salam satu frekuensi!

Jejak dan Karya Tujuh Tahun

Karya-karya yang telah diluncurkan baik karya tulis dalam bentuk puisi, cerpen, jurnal, cerita yang difilmkan, dan lirik yang dijadikan album lagu, di antaranya: Buku Kumpulan Puisi, Cerpen, dan Jurnal, “Untuk Guru, Sahabat, dan Alamku”. (Leutikaprio Jogjakarta, November 2011). Buku kumpulan cerita, “Life to Share” (Alf Foundation Jakarta, 2013). Buku kumpulan Cerpen dan Jurnal, “Nyawa Bunga” (Alf Foundation Jakarta, 2015). Buku “Sepucuk Surat dari Sunyi” (Langgam Pustaka, 2017).

Perjalanannya diceritakan dalam Komik Shelter of The Sky (Slowork Publishing Hongkong, 2015) bersama Saung Langit dan SAI Home Schooling. Komik Sang Penyelamat-Le Sauveur (Penerbit Kubus, Jakarta, 2015) diadaptasi dari album lagu anak, “Nyawa Bunga” (Percisa Kids Production, 2015).

Beberapa video diary atau film pendek yang pernah digarap, di antaranya: Karena Permen. (Kampung Halaman, Jogjakarta, 2012). Video Diary: Untuk Guru, Sahabat, dan Alam (Kampung Halaman Jogjakarta, 2012). Video Diary: Cape’ Deh (Kampung Halaman Jogjakarta, 2013). Video Diary: Berawal dari Gang Buntu (Kampung Halaman Jogjakarta, 2014). Film Panjang: Sakola Rakjat (UPI Tasikmalaya, 2014). Video Diary: Di Balik Nyawa Bunga (Kampung Halaman, Jogjakarta, 2015). Video Diary: Madrasah Impian (Percisa Kids Production, 2016). Video Diary: Kampung Angklung Linggamani (Percisa Kids Production, 2016). Video Diary: Pejuang Dendasi (Percisa Kids Production, 2016). Video Diary: Berguru Kepada Petani (Percisa Kids Production, 2016). Video Klip: Demi Cita-cita (Percisa Kids Production, 2015). Video Klip: Flower Soul (Percisa Kids Production, 2015). Video Klip: Petuah Jendral Soedirman (Percisa Kids Production, 2015). Film Tatalu (Sabak Percisa Production, 2017).

Salah satu lagu album Nyawa Bunga berjudul, “Sang Penyelamat” merupakan soundtrack Komik Shelter Of The Sky (Slowork Publishing Hongkong) yang dapat dibeli melalui website online terbesar  dunia, amazon.com. Tentu saja tersebar pada digital musik seluruh dunia karena memiliki hak cipta internasional di bawah Promomusicindo Indomix Label – London, Inggris.

Menyelenggarakan konser musik dalam rangka penyebaran virus sadar literasi sejak dini: Festival Seni Anak se-Priangan Timur (UPI Kampus Tasikmalaya, 2015). Hari Ulang Tahun Baju Kopral (Aula Mesjid Agung Ciamis, 2015). Peletakan Batu Pertama Mesjid Generasi Mandiri (Kotabaru – Cibeureum, 2015). Opening Act Komunitas Sketsa (Radar TV Tasikmalaya, 2015). Soft Launching Album Nyawa Bunga (Jabar Fair, 2015). Press Conference Launching Album Nyawa Bunga (Radar TV Tasikmalaya, 2015). Launching Album Nyawa Bunga (Jabar Fair, 2015). Konser Bersama Style FM dan Bank BNI (Alun-alun Tasikmalaya, 2015). Konser Bersama Yamaha (Mangkubumi, 2015)Konser Perum Baitul Marhamah (Perum Baitul Marhamah, 2015). Konser Perumnas Cisalak (Perumnas Cisalak, 2015). Konser Garasi – Gerakan Literasi (Perumnas Cisalak, 2015). 

Pada tanggal 21, 22, dan 23 Desember 2015, Percisa Kids sukses menyelenggarakan Konser Gerilya Nyawa Bunga di Jogjakarta yang bertemakan, “Mengaji Jejak Panglima” di antaranya: Antikorupsi di Kalangan Pelajar (Rumah Budaya Romo Mangun), Festival Teater Anak (Lembaga Indonesia-Perancis), Kajian Musik Bersama Kelompok LARAS dan Frau di Universitas Gajah Mada, Performance Live dan Apersepsi Materi Kuliah di Kelas Media Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, Menghisap Oksigen (Lintang Merapi), Live Performance di Saka FM Radio, dan Jaga Malam (Jagalan – Kotagede). Konser Hari Ibu (Gedung Galih Prawesti, 2015). Konser Motekart – Menara Eifel (Gedung Bupati Tasikmalaya, 2015). Konser Festival Film Tasikmalaya (Gedung Kesenian Tasikmalaya, 2015). Tasik Muharam Festival (Depan Mesjid Agung Tasikmalaya, 2016). Konser Pekan Inspirasi (Pendopo Tasikmalaya, 2016). Konser Pemilihan RW 14 Perumnas Cisalak (Perumnas Cisalak, 2016). Konser Beunteur Art Festival (Galunggung, 2016). Konser Dirgahayu Beunteur (Markas SST – Argasari, 2016). Konser Pelatihan Jurnalis Pelajar (Garut Selatan, 2016). Konser HUT Komunitas Sabalad (Pangandaran, 2016). Samudra Got Talent (Tasikmalaya,2016). Konser HUT Kabar Priangan (Hotel Ramayana, 2016). De Syukron 6 dalam rangka HUT Jabar ke-71 (Eks. Gedeng DPRD Lama Tasikmalaya, 2016). Peluncuran West Java Leader’s Reading Challenge (Bandung, 2017).

Anugerah yang diterima selama menggarap gerakan literasi dari jalanan hingga kantoran di Tasikmalaya sejak 2010 – 2017, mendapatkan penghargaan dari National Dong Hwa University Taiwan dan diundang Bapak Ir. Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia ke istana negara.

 

Categories
Kabar TBM

Gerakan Spiral Literasi Rumpaka Percisa #3

Duta-Duta Rumpaka

Pada tahun 2016, ketika Sabak Percisa menyelenggarkan program West Java Leader’s Reading Challenge, saya melibatkan Wanti Susilawati sebagai perintis dan Indra Komara bertanggung jawab dalam wilayah audiovisual. Dalam rentang waktu 2016 – 2017, Wanti dan Indra diasah kemampuannya dalam karya tulis dan audiovisual. Indra Komara sebenarnya sering mengikuti kegiatan Pers Cilik Cisalak sejak 2013, ia dipercaya terlebih dahulu yang ditugaskan sebagai divisi dokumentasi.

Wanti dan Indra dilibatkan dalam kepengurusan Rumpaka Percisa juga. Dalam kepengurusan Rumpaka Percisa, Wanti sebagai sekretaris dan Indra tetap bertanggung jawab dalam wilayah audiovisual. Indra menjadi perwakilan Rumpaka Percisa dalam Magang Literasi ke Tanah Ombak, Padang, Sumatera Barat.

Diskusi dengan para barista hampir terjadi beberapa bulan setelah saya menyelesaikan pengeditan buku, mulai Desember 2016 – April 2017. Mereka menunjukkan ketertarikan terhadap buku, berkarya tulis, dan berniat menerbitkan karya-karyanya. Saya tanggapi dengan serius keinginan mereka yang kemudian dijalin dengan persahabatan yang dipintal tali literasi.

Ujang, Agung Kustriadi, Gege Maulana, dan Inggri Dwi Rahesi adalah keempat pemuda-pemudi Tasikmalaya yang kemudian saya benturkan di Perpustakaan Kemdikbud dalam acara Sarasehan Gerakan Literasi Sekolah, Juni 2017. Mereka merasa berada pada dimensi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Rata-rata pendidikan terakhir mereka, yaitu lulusan SMA. Mereka dijadikan sebuah kelompok musikalisasi puisi; Rumpaka Percisa feat Baroedak Tangkal Kopi.

Gravitasi literasi yang terjadi di kedai Tangkal Kopi tidak berhenti sampai di sana. Percakapan sederhana antara saya dengan dua pemuda di atas meja kecil kedai Tangkal Kopi suatu malam, pada bulan Mei 2017, mengundang gagasan berupa kolaborasi yang disepakati saya dengan Firman Maulana (Ochim). Melanjutkan kemerdekaan tidak melulu dimulai dari titik ibu kota, pulau paling timur, atau barat. Mewujudkan harapan-harapan para pendiri bangsa dapat dilakukan mulai dari tanah kelahiran. Diawali dari pijakan pertama anak-anak muda yang kepekaannya terasah. Mereka dapat memberikan kontribusinya dengan sukarela terhadap bangsa dan negara.

Seiring perjalanan dalam memprosesi karya kolaborasi yang digagas saya, nama Cesar Akbar muncul yang kemudian ditugasi sebagai penata musik. Saya, Firman, dan Akbar menjadi tiga serangkai penggarapan sebuah karya multiliterasi; teks, audiovisual, dan musik.

Dari karya kolaborasi ini, energinya memantul ke para pegiat komunitas lainnya. Semacam kunang-kunang yang memberi tanda kedap-kedip ketika memanggil kawan-kawannya. Begitu juga dengan yang terjadi antara anak-anak muda Tasikmalaya dalam mewujudkan karya kolaborasi berikutnya. Meski tidak terlihat, tetapi terasa kuat gelombangnya ketika mereka saling bahu-membahu dengan kesadaran tinggi. Mereka sadar bahwa dengan udunan tenaga, pemikiran, materi, semangat, dan dukungan dapat mendorong suatu kekuatan yang tidak terduga.

Sebuah persembahan dari tiga sudut pandang anak muda yang mengolaborasikan teks, musik, dan audiovisual tentang Tasikmalaya dari segi sosial, geografi, budaya, seni, budaya, gerakan, ekonomi, dan pendidikan.

Mereka berusaha menerjemahkan tanah kelahiran dalam karya multiliterasi sebagai jalan mencintai tanah air. “Sampurasun” – Dari Tasikmalaya untuk Indonesia adalah pengamalan ajaran dalam bersuci untuk membasuh bagian-bagian tubuh sebanyak tiga kali (relijius). Sedang kata tersebut berasal dari “Sampurna Ning Ingsun” dengan makna ‘Sempurnakan Diri Anda’ adalah sebuah nasihat dalam kehidupan sehari-hari (sosial) untuk saling menyempurnakan. Sumber lain mengartikannya sebagai permohonan maaf sebagai laku orang-orang Sunda yang terkenal halus dan penuh kasih sayang. Budi luhur dalam tatakrama ini menggambarkan sebuah bangsa yang saling membebaskan diri dari kebencian; saling memaafkan.

Akhir-akhir ini, kehidupan sosial bangsa Indonesia berada pada atmosfer yang pecah-pecah. Sangat berbahaya jika dampak ultraviolet pihak ketiga, berniat menyelusup ke dalam keriuhan isu yang menyebabkan pada keretakan. Bangsa yang terkenal dengan heterogenitas ini harus bertahan dari gempuran, baik dari dalam dan luar pagar halaman Indonesia.

Oleh sebab itu, karya multiliterasi ini adalah ilustrasi keberagaman bangsa Indonesia dari salah satu sudut tanah airnya, yaitu Tasikmalaya. Sebuah daerah yang dikelilingi pegunungan yang masyarakatnya masih cukup relijius, memiliki sikap sosial tinggi, merawat tradisi, ulet, sabar, silih asah, silih asih, silih asuh, dalam perbedaan yang diciptakan Tuhan Yang Mahasemesta.

Komunitas musik, sketsa, skateboard, hip-hop, film, pegiat literasi, berada pada satu frekuensi dalam mewujudkan acara peluncuran karya multiliterasi; Sampurasun. Gelombang kegelisahan yang sama menyamakan tinggi-rendah kekuatan sebuah gerakan dalam satu bingkai film dan video klip. Saya beserta Firman Maulana dan Cesar Akbar menjadi titik gelombang yang kemudian dilanjutkan oleh gelombang komunitas-komunitas lain hingga acara udunan ini terealisasi.

Saya cukup terkejut, ternyata banyak komunitas yang bersedia terlibat dalam satu frekuensi dengan karya multiliterasi “Sampurasun”. Mereka membagi tugas demi keberhasilan acara dan penggarapan karyanya. Wildan Lesamana dan Wak Nawy adalah kedua sosok penting di balik layar acara. Mereka berkordinasi dengan seluruh pihak yang didatangi untuk ikut urunan dalam acara. Sebuah karya gotong royong Sukapura Project, Rumpaka Percisa, URGTSK, Depot Kamera, dan Tipico Story, akhirnya didukung Route 66, CV Bang Zenk, Baso Gejrot, Pangkas Rambut Sirdon, Muslim Youth, Grip Record, Smith, Warung Ketan Susu, Diamond Victory, Provid, Pop Scenes, Bloods, Saha Numoto, Eight Wardrobe, Quick Corp, Tangkal Kopi, RL Production, Radar TV Tasikmalaya, Taravty Project, dan lainnya.

Paska acara, saya sepakat untuk menindaklanjuti karyanya untuk dijadikan pustaka nasional yang akan diurus oleh Perpustakaan Nasional. Diputar dalam perhelatan Hari Aksara Internasional, Kuningan – Jawa Barat, 2017. Selain itu, penggandaan DVD karya multiliterasi ini akan disebarluaskan untuk donasi dalam penggarapan sebuah kompilasi musik yang diisi oleh 6 band Tasikmalaya. Lirik-liriknya memiliki jembatan-jembatan yang dijadikan satu cerita. Karya multiliterasi selanjutnya ini akan diluncurkan dalam acara bertema “Rampes”. Sebuah acara tindak lanjut dari “Sampurasun” sehingga acara tidak berakhir dalam satu tema. Akan tetapi, sesuai kesepakan antarkomunitas ini dijadikan alasan untuk terus berpegangan tangan dalam menggerakkan dan menyebarluaskan virus literasi melalui karya.

*) Bagian #4 klik di sini

Categories
Kabar TBM

Gerakan Spiral Literasi Rumpaka Percisa #2

Angkatan Kelima (2014 – 2015)

Kecenderungan potensi angkatan kelima yaitu anak-anak yang memiliki musikalitas tinggi. Mereka diberdayakan dalam pembuatan lirik lagu dan musik hingga masuk ke dapur rekaman (Monday Lab Record) di Cempaka Kota Tasikmalaya.

Sebanyak sepuluh lagu direkam dengan memberdayakan vokal, alat musik, dan lirik yang dikuasai anak-anak angkatan kelima. Merilis album lagu “Nyawa Bunga” berskala lokal, interlokal, nasional, dan internasional.

Salah satu lagu dalam album Nyawa Bunga dijadikan soundtrack sebuah komik berjudul “Shelter Of The Sky” yang diterbitkan Slowork Publishing Hongkong.

Meluncurkan buku antologi cerita pendek dan jurnal berjudul sama dengan album “Nyawa Bunga”. Membuat video diary yang melatarbelakangi peluncuran album Nyawa Bunga yaitu “Di Balik Nyawa Bunga”, menceritakan tentang lagu anak-anak yang jarang diputar media elektronik dan audiovisual di Indonesia. Gerakan hingga pada tahun ini diilustrasikan dalam komik “Shelter of the Sky” Slowork Publishing – Hongkong.

Angkatan Keenam (2015 – 2016)

Beberapa anak diberdayakan kemampuannya dalam membuat komik strip. Anak-anak yang bernama Faisal, Ratu Indira Bhatari, dan Mutia Rahma berhasil membuat komik strip yang diterbitkan  Slowork Pubishing Hongkong.

Mengadakan kemping dua hari satu malam di Sungai Cireong Sukaresik Kabupaten Ciamis dengan tema, “Berguru Kepada Petani” dengan tujuan mendekatkan anak-anak angkatan keenam kepada alam agar menghargai orang-orang yang merawatnya, seperti petani.

Membuat video diary berjudul, “Madrasah Impian”, “Kampung Angklung Linggamani”, “Pejuang Dendasi”, dan “Berguru Kepada Petani”.

  • Angkatan Ketujuh (2016 – 2017)
  • Setelah berjalan hampir enam tahun, SDN. Perumnas Cisalak menjadi salah satu sekolah perintis dalam program West Java Leader’s Reading Challenge Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Ibu Ade Rastuti, S. Pd., selaku kepala sekolah penggerak membuka pintu terhadap gerakan yang dilaksanakan Percisa dalam menggelorakan literasi di lingkungan sekolah.
  • Komunitas Percisa membelah diri menjadi Sekolah Bacaan SDN. Perumnas Cisalak (Sabak Percisa) dan Rumah Pustaka Pers Cilik Cisalak (Rumpaka Percisa) mulai akhir tahun 2016.
  • Sabak Percisa sebagai ruang pengembangan literasi di lingkungan SDN. Perumnas Cisalak. Sedang Rumpaka Percisa menjembatani anak-anak senidiri, tetangga, sekolahan, dan para pegiat literasi agar memiliki minat baca dan menggaungkannya di lingkungan masyarakat.

Kegiatan Sabak Percisa lebih cenderung mengikuti program WJLRC Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Anak-anak binaan ditantang membaca minimal 24 buku selama 10 bulan. Jika anak-anak berhasil menyelesaikan tantangan tersebut, penghargaan yang didapatkan diberikan Gubernur Jawa Barat dan Pemerintah Australia Selatan.

Rumpaka Percisa menampung anak-anak di sekitar Bantarsari No. 100 B RT 4 RW 16 Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Kegiatannya sederhana, memfasilitasi anak-anak yang sangat membutuhkan bahan bacaan berkualitas.

Literasi akan berjalan dan tidak terputus jika mulai dari rumah, masyarakat, dan sekolah memiliki jembatannya. Peningkatan minat baca adalah tanggung jawab bersama. Alasan tersebut merupakan langkah Percisa, menjadikan Rumpaka dan Sabak sebagai kaki-kaki komunitas yang mengajak komunitas-komunitas lain bergerak bersama dan berkolaborasi dalam karya.

Pada bulan Juli 2017, berkesempatan membentuk Forum Taman Bacaan Masyarakat yang diketuai Pak Iyep (PKBM Harapan Bunda) dan Yeyen Marhaenia sebagai sekretaris (Pelita GLS Kota Tasikmalaya).

Merancang gerakan spiral literasi yang berpusat di titik Rumpaka Percisa yang kemudian titik-titik lainnya, disambungan dengan garis-garis gerakan, antara lain: Sabak Percisa, Kebun Buku, Gali Nagari, Galeri Jalanan, Carangka Elmu, Taman Rumi, Tangkal Kopi, Pamipiran Motekar, Pelita Tasik, Pelita GLS Kota Tasikmalaya, Sanggar Klasik Pak Datuk, SD Laboratorium UPI Kampus Tasikmalaya, Save the Children, FTBM Kota Tasikmalaya, FTBM Jabar, PP FTBM, Saung Langit Book Club – National Dong Hwa University Taiwan, Slowork Publishing.

Rumpaka Percisa dijadikan pintu masuk bantuan-bantuan buku yang kemudian disebarluaskan melalui komunitas-komunitas di atas. Beberapa agenda yang disepakati bersama komunitas-komunitas dalam gerakan spiral literasi ini, yaitu:

Meminjamkan berbagai jenis buku ke setiap komunitas literasi.

Setiap satu bulan sekali dirotasi.

Melaksanakan kegiatan bersama yang diwujudkan dengan karya kolaborasi; penerbitan buku komik, puisi, cerpen, audiovisual, film pendek, video musik, album lagu, dan lainnya.

Melahirkan karya kolaborasi multiliterasi.

Menggali dan mengasah potensi.

Melahirkan karya buku, video jurnal, video klip, film pendek.

Membentuk pola gerakan spiral literasi ke setiap komunitas.

Memengaruhi gerakan komunitas-komunitas dengan penguatan literasi.

Memberi ruang kreativitas kepada anak-anak remaja.

Memberi kesempatan anak-anak remaja untuk menemukan kembali potensi dirinya.

Menjadikan Tangkal Kopi sebagai tempat singgah literasi.

Menyelenggarakan bedah buku setiap satu bulan sekali di Tangkal Kopi dalam bingkai acara “Secangkir Cerita”.

Menjadikan Sabak Percisa sebagai pusat gerakan literasi sekolah di Kota Tasikmalaya.

*) Bagian #3 klik di sini

Categories
Kabar TBM

Gerakan Spiral Literasi Rumpaka Percisa #1

Sebelum benar-benar mendirikan sebuah komunitas Pers Cilik Cisalak (Percisa), saya telah menerbitkan sebuah buku elektronik kumpulan puisi anak-anak SDN. Siluman, tempat saya ditugaskan mengajar pada tahun 2009. Buku elektronik “Akar yang Merambat” diterbitkan daring oleh Evolitera. Percobaan tersebut merupakan salah satu penyelamatan karya tulis anak-anak yang terintegrasi dalam pembelajaran di kelas.

Setelah dialihtugaskan ke SDN. Perumnas Cisalak, saya berinisiatif mendirikan Komunitas Pers Cilik Cisalak sebagai ruang alternatif pendidikan bagi anak-anak, 12 Juni 2010.  Diresmikan di ruang kelas lima dengan mengundang Kang Duddy RS (Pimred Harian Umum Kabar Priangan) dan AD Rusmianto, seorang kawan yang memiliki kegemaran menulis puisi. Di awal pendiriannya memang lebih banyak memberi ruang anak-anak yang sekolah di SDN. Perumnas Cisalak. Seiring perjalanan eksistensinya, komunitas literasi anak ini lambat laun berkembang menjadi multiruang.

Pers Cilik Cisalak yang sering disebut Percisa Kids berada di antara sekolah dengan masyarakat yang bermarkas di sebuah kelas atau meminjam rumah-rumah warga sebagai pusat kegiatannya. Pada awal pendirian komunitas ini, lingkungan sekolah belum memberi keleluasaan dalam pengembangannya. Begitu pula pihak orang tua yang tidak sedikit memandang sinis terhadap kegiatan-kegiatannya. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa kegiatannya hanya membuang waktu belajar. Padahal,  kesadaran  baca-tulis anak sangat merupakan gerbang ilmu pengetahuan. Tentu saja budaya tersebut sangat ditentukan lingkungan rumahnya. Jika para orang tua menganggap remeh kegiatan membaca untuk anak-anaknya, maka inilah kiamat sugro pendidikan sebenarnya.

Angkatan Pertama (2010 – 2011)

Selain membuat karya tulis yang kemudian dipajang pada majalah dinding sekolah, anak-anak diikutsertakan dalam kegiatan Pesantren Media yang diselenggarakan Komunitas Baju Kopral (Barudak Jurnalis Koran Priangan Lho). Mereka difasilitasi untuk menggunakan internet secara sehat dan produktif, belajar menulis puisi dan cerpen, membuat video diary, dan mengirimkan karya ke berbagai media daring dan cetak. 

Angkatan pertama ini sering diajak wisata literasi dengan menghadiri berbagai acara bedah buku, pelatihan jurnalis cilik, dibiasakan berkarya tulis, dan menghadiri berbagai peluncuran buku.

Mereka dibiaskan meliput berbagai kegiatan yang dilaporkan dalam bentuk gambar, tulisan, dan foto. Hasil peliputan dimuat pada majalah dinding yang diterbitkan setiap seminggu sekali. Arsip-arsip yang dimuat pada majalah dinding ditulis kembali pada komputer atau laptop untuk dijadikan bahan buku.

Setelah terbiasa memuat tulisannya sendiri, mereka diberi kesempatan mengirimkan karyanya ke media cetak lokal, seperti pada Rubrik Sabasakola Harian Umum Kabar Priangan atau Rubrik Budaya Harian Pagi Radar Tasikmalaya.

Buku pertama mereka berjudul, “Untuk Guru, Sahabat, dan Alamku” diterbitkan Leutikaprio Yogyakarta, 2011. Peluncuran buku diselenggarakan pada acara April Move yang diadakan Komunitas Film Tasikmalaya di Gedung Putih Pendopo Tasikmalaya.

Anak-anak perintis ini disiapkan sebagai motivator, inspirator, dan generator untuk angkatan-angkatan berikutnya. Hal ini bertujuan agar angkatan-angkatan baru termotivasi dan bersemangat dalam membuat berbagai karya tulis.

Angkatan Kedua (2011 – 2012)

Setelah angkatan perintis dibiasakan berkarya tulis, mereka menjadi mentor dalam menyemangati anak-anak angkatan kedua. Angkatan perintis diberdayakan agar kemampuan berkarya tulisnya memotivasi angkatan kedua. Dengan demikian, setiap angkatan tidak terputus dalam membudayakan berkarya tulis.

Untuk angkatan kedua tidak terlalu jauh berbeda dengan angkatan perintis, mereka diberi pengalaman workshop sederhana tentang jurnalistik,  diikutsertakan dalam kegiatan pengenalan berbagai media, dan menghadiri berbagai peluncuran buku dalam memperingati hari-hari besar.

Pada angkatan kedua, mereka diberi kesempatan dalam pemuatan karya tulis ke media interlokal, seperti Bali dan Yogyakarta. Hal ini bertujuan untuk melecut kemampuan mereka dalam berkarya tulis agar diapresiasi orang-orang di luar daerah Tasikmalaya, Jawa Barat.

Mereka juga dibiasakan untuk membuat lirik lagu yang disiapkan sebagai Mars Percisa Kids untuk penyemangat dalam setiap kegiatanPengembangan setiap angkatan dilihat sesuai dengan dominasi minat dan bakat anak-anaknya.

Angkatan Ketiga (2012 – 2013)

Ada empat kategori minat dan bakat anak-anak angkatan ketiga; akademik, musik, menulis dan drama. Oleh sebab itu, angkatan ini cukup istimewa dalam pengasahan minat dan bakatnya. Bidang akademik mereka dioptimalkan di sekolah, sedangkan musikalitas, menulis dan drama diasah Komunitas Percisa Kids sebagai ruang alternatif.

Musikalitas angkatan ketiga cukup baik, sehingga ruang mereka dalam mengasah kemampuan bermusik dimatangkan dengan diberi kesempatan membuat lirik lagu dan musiknya. Akan tetapi, belum sempat melahirkan album lagu pada angkatan ketiga ini.

Karya yang mampu dilahirkan angkatan ketiga adalah film pendek berjudul, “Karena Permen” yang diikutsertakan dalam International Youth Day yang difasilitasi Kampung Halaman – Yogyakarta setiap tanggal 12 Agustus. Buku antologi cerpen, “Life To Share” diterbitkan ALF Foundation, 2012. Buku antologi “GKR Hemas dalam Bianglala pelajar Indonesia” diterbitkan Kompas Yogyakarta, 2012. Beberapa tulisan angkatan ketiga juga terdapat pada media cetak lokal dan interlokal.

Angkatan Keempat (2013 – 2014)

Angkatan keempat lebih cenderung membuat film pendek yaitu “Berawal dari Gang Buntu” diikutsertakan dalam International Youth Day yang difasilitasi Kampung Halaman Yogyakarta. Sedangkan film panjang yang diproduksi UPI Kampus Tasikmalaya berjudul “Sakola Rakjat”, sempat diputar di Universitas Pendidikan Malaysia.

Berkunjung ke Taman Bacaan Masyarakat Puitika di Argasari Kota Tasikmalaya, Tour Tasikmalaya Selatan dengan tema, “Botram di Sawah”. Mengadakan penghijauan di gang buntu di salah satu gang Perumnas Cisalak. Penanaman biji tomat, cabai, dan pepaya yang benihnya ditanam di sekitar gang buntu Perumnas Cisalak. Mereka juga pernah melaksanakan penyebaran benih ikan mujair di sekitar selokan yang melintasi daerah Perumnas Cisalak.

*) bagian #2 klik di sini