Komunitas Matahari Pagi merupakan salah satu dari 40 TBM / lembaga literasi yang terpilih sebagai Panglima Integritas dalam program Taman Literasi (Tali) Integritas yang digagas oleh KPK melalui Pusat Edukasi Anti Korupsi bersama Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM). Tugas utamanya adalah mengimplementasikan Program Tali Integritas, yaitu menebarkan nilai-nilai anti korupsi melalui literasi. Program Tali Integritas yang akan diimplementasikan oleh Komunitas Matahari Pagi, kami beri nama CERDAS BERINTEGRITAS. Penamaan tersebut sesuai dengan gagasan pokok Rancangan Program Terpadu, yaitu kombinasi antara TDW Program kami dengan Materi Pustaka Integritas yang dimiliki oleh Pusat Edukasi Anti Korupsi KPK.
Istilah kombinasi merujuk pada The Concept of Ba yang dikemukakan oleh Ikujiro Nonaka mengenai proses interaksi terciptanya pengetahuan. Menurut Nonaka bahwa pengetahuan tercipta dari pengetahuan tacit dan eksplisit yang berinteraksi dalam suatu proses yang berbentuk spiral (proses spiral). Proses tersebut terdiri dari sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Proses kombinasi itu sendiri digambarkan sebagai proses konversi pengetahuan eksplisit kedalam pengetahuan eksplisit yang lebih kompleks. Proses konversi bertujuan untuk menemukan dan menjadikan pengetahuan tersebut berguna. Sehingga maksudnya disini, TDW Program sebagai pengetahuan eksplisit dengan Materi Pustaka Integritas yang merupakan pengetahuan eksplisit juga, dikombinasikan dan dikonversikan menjadi pengetahuan eksplisit yang lebih kompleks, yaitu Rencana Implementasi Kegiatan Tali Integritas yang diberi judul CERDAS BERINTEGRITAS.
Cerdas Berintegritas setidaknya mengandung 3 (tiga) kata kunci, yaitu kecerdasan, karakter dan integritas. Ketiga sifat dan sikap tersebut merupakan hal yang harus dimiliki oleh kita dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Hal itu dikarenakan tidak mungkin bangsa Indonesia mencapai keemasan jika korupsi masih merupakan kejahatan luar biasa. Untuk itu, upaya menumbuhkembangkan kesadaran akan nilai-nilai integritas dalam kehidupan masyarakat, sepertihalnya tujuan diadakannya program ini, harus kita tindaklanjuti dengan serius.
Kata kunci pertama, kecerdasan. Kecerdasan atau cerdas adalah pandai sekali, pintar, dapat menggunakan akal secara sempurna dalam berpikir (Badudu & Zain, 1996). Yang dimaksud dengan kecerdasan ini merujuk pada konsep kecerdasan majemuk. Kecerdasan majemuk merupakan teori kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yang dibagi kedalam 8 jenis kecerdasan, yaitu : kecerdasan kinestetik. Kecerdasan interpesonal, kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan naturalis, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal.
Kami berencana menjadikan kecerdasan lingustik merupakan gerbang untuk dapat mengeksplorasi jenis kecerdasan lainnya. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif. Pandai berbicara, gemar bercerita dan dengan tekun mendengarkan cerita atau membaca merupakan tanda seseorang memiliki kecerdasan linguistik yang menonjol. Komponen inti dari kecerdasan linguistik adalah kepekaan kepada bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa. Kemampun seseorang yang memiliki kecerdasan linguistik adalah membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat.
Hal tersebut dikarenakan kecerdasan linguistik sebagai elemen utama pembentuk kemampuan literasi. Kemampuan literasi sangat berguna bagi seseorang untuk mendapatkan deep understanding, yakni kemampuan seseorang dalam menagkap hubungan-hubungan kompleks dalam sebuah konsep, sehingga orang tersebut dapat berpikir kritis, logis, fleksibel dan kreatif. Deep understanding sendiri harus dilatih dengan mempraktekan ilmu pengetahuan. Selain itu, mengembangkan kecerdasan linguistik dapat dilakukan melalui penguatan keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan ini kami meletakannya sebagai kegiatan utama dalam pembelajaran.
Keterampilan berbicara dituangkan dalam kegiatan diskusi dan brainstroming, dimaksudkan untuk membentuk pemikiran yang terbuka terhadap setiap gagasan (open minded). Keterampilan dan kegiatan membaca merupakan penguatan daya analitis sehingga dapat kritis terhadap teks, menggali lebih dalam mengenai latar belakang teks, membandingkan antar teks sehingga dapat melahirkan gagasan mandiri. Menyimak merupakan kegiatan untuk membentuk sikap penerimaan, empati dan penghargaan. Sedangkan menulis merupakan pembisaan berpikir secara terstruktur sistematis, runtut/konsisten, koheren/logis, komprehensif dan bertanggungjawab. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berbahasa dapat menjadikan seseorang dapat mengartikulasikan pendapat dengan cermat, cerdas dan bermartabat. Singkatnya, kecerdasan sebagai mindset dapat membentuk karakter seseorang.
Kata kunci kedua, karakter. Karakter adalah tabiat, perangai, sifat-sifat seseorang (Badudu & Zain, 1996). Ki Hajar Dewantara telah meletakan filosofi pendidikan karakter, yang meliputi : oleh pikir (literasi), olah hati (etika), olah raga (kinestetik), olah karsa (estetika). Terlihat jika kecerdasan dan literasi memegang peranan penting dalam pembentukan karakter. Karakter akan sangat mempengaruhi integritas seseorang.
Kata kunci ketiga, integritas. Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkaan kewibawaan; kejujuran (Badudu & Zain, 1996). Keutuhan yang termaktub dalam integritas seseorang, meliputi bagaimana dia berpikir, berbicara dan berperilaku. Ada sembilan sifat integritas yang harus terpancar dalam seseorang berpikir, berbicara dan berperilaku, yaitu : kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, keberanian, keadilan, kerja keras, tanggung jawab dan kesederhanaan.
Tentu saja, integritas dalam menjunjung nilai-nilai anti korupsi tidak berhenti sampai dimiliki oleh orang per orang atau individu saja, tetapi sama pentingnya juga harus dimiliki oleh suatu organisasi. Sepertihalnya salah satu cara yang dilakukan oleh KPK dalam memberantas korupsi, yaitu perbaikan sistem. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh KPK, meliputi : upaya refresif, perbaikan sistem dan edukasi.
Dalam memperbaiki suatu sistem, kita setidaknya harus mengetahui prinsip-prinsip dasar suatu sistem. Sistem sebagai alur proses suatu organisasi memiliki minimal 3 fase, yaitu input, proses dan output. Supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik, maka digerakan oleh suatu manajemen. Manajemen yang baik, secara garis besar memiliki 4 unsur, yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan). Dari itu, jika suatu organisasi ingin memiliki integritas maka integritas tersebut harus tercermin dalam keempat unsur tersebut.
Komunitas Matahari Pagi berkomitmen menyelenggarakan kegiatan untuk menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai integritas dalam kehidupan melalui penyelenggaraan Kelas dan Jejaring Integritas pada tahun 2018. Kegiatan tersebut merupakan implementasi dari program Tali Integritas.
*) Tulisan pernah dipublikasikan di laman www.mataharipagi.tk.