Siang masih terasa panas. Ku biasakan duduk untuk membaca buku. Terdengar suara lirih anak kecil dengan membaca lafad doa mau belajar. Hatiku mulai penasaran. Saya pun mencari sumber suara tersebut yang lucu tapi tidak asing. Ku tengok ruang belajar tidak ada anak. Di balik ruang komputer. Aneh sekali. Tetapi suara anak kecil membacakan doa mau belajar masih terdengar.
Aku mulai putus asa. Tak sengaja terlihat di bawah gerobak baca ada kaki kecil. Perlahan ku hampiri kaki itu. Saya kaget. Suara yang tadi membacakan doa langsung berhenti dan tergantikan senyuman kecil. Ternyata dia Keyla. “Ka Otib”. Ucap dia sambil menghampiriku.
Ku bopong dia. Senyuman manis masih melekat padanya.
“Uku.” Kata Keyla sambil menunjukkan sesuatu.
Aku paham apa yang dia maksud. Ku ambil dan membaca buku yang ditunjuk.
Dia berumur belum genap dua tahun. Untuk berucap masih belum jelas. Aku masih terus bertanya dalam hati. Anak sekecil itu sudah bisa melafadkan doa mau belajar, doa mau makan, asmaul husna. Dari mana dia belajar. Apakah dia diajarkan oleh orangtuanya. Ku niatkan dalam hati untuk mencari tahu bagaimana dia bisa belajar?.
Keesokkanya aku sudah di rumah Keyla. Dia sudah mandi dan rapi. Ku amati dia terus menerus dari kejauhan. Dia keluar rumah dan duduk di teras. Mengamati anak-anak PAUD Wadas Kelir datang satu per satu. Sesekali Keyla duduk bareng bersama mereka yang sudah pasti lebih besar darinya.
Ibu Keyla datang. Mempersiapkan anak didiknya membaca doa sebelum belajar. Ternyata suara Keyla lebih keras dari pada anak yang lain. Dia menirukan doa setiap harinya. Ini jawabannya Keyla bisa membaca basmallah, doa, dan juga asmaul husna. Dia mengamati setiap kegiatan di PAUD. Walaupun dia masih amat kecil namun bisa menyerap ilmu yang diberikan ibunya kepada anak didiknya.
Saya masih belum puas dengan jawaban itu. Ku sempatkan waktu siang untuk mengamati Keyla. Dia berjalan pelan ke gerobak baca seperti hari kemarin. Menghampiri buku-buku dan memilihnya. Buku sudah dalam genggaman erat tangannya. Dia memberikan buku pada Ka Titik yang kebetulan sedang menjaga gerobak baca.
Keyla mendengarkan dengan seksama. Dia selalu bertanya di setiap lembarnya. Saya hanya geleng-geleng kepala. Ternyata tidak hanya sekali dia dibacakan olehku. Tetapi pada siapa saja dia mau dibacakan buku.
Dari pembelajaran ini, saya menarik kesimpulan bahwasanya. Pertama dengan mengajar pada orang lain secara tidak langsung anak kita akan belajar pada kita. Kedua, dengan dibacakan buku maupun membaca akan menambah pengetahuan dan meningkatkan daya ingat pada anak.**