Setiap bulan kami selalu mengikuti kompetisi baik tingkat regional maupun nasional. Setidaknya bisa jalan-jalan sambil mengukir prestasi. Malam Minggu yang seharusnya dimanfaatkan untuk bersantai, istirahat, main sama teman malah kami isi dengan diskusi.
Masalah menulis saya sering diam. Yah, saya masih pemula dan menyadari masih belajar banyak tentang menulis.
“teman-teman, ini ada lomba penelitian kelompok. Siapa yang mau ikut?” temanku memberikan pemberitahuan.
Teman-temanku pada tunjuk jari termasuk diriku. Yah, hitung-hitung belajar. Apalagi kata Pak Guru “jangan sampai kelewatan kesempatan”.
Kami dibagi kemlompok. Tapi kali ini saya diam tak berkutik. Saya ditunjuk sebagai ketua. Saya sedikit protes untuk tidak dijadikan ketua.
“Masa saya jadi ketua. Saya kan tidak bisa menulis”. Saya melakukan protes untuk menjadi pertimbangan.
Namun keputusan sudah valid dan tidak bisa dirubah kembali. Saya harus berfikir keras untuk mengatasi ini. Paksaan setiap malam untuk memikirkan judul penelitian. Buka buku sana sini saya baca semua.
Dalam keadaan seperti ini menjadikan saya membaca yang memang bukan bacaan saya. Dengan kondisi tersebut saya jadi tahu tentang penelitian. Dan terasa saya jadi menikmati buku bacaan ilmiah. Boleh dibilang saya jadi kecanduan buku ilmiah yang tadinya tak suka sama sekali.
Membaca buku membaca memang harus diawali dari buku yang disukai terlebih dahulu. Akan tetapi kalau mempunyai yang lebih harus keluar dari zona nyaman. Dan mencobalah membaca buku yang tak biasa seperti artikel, buku ilmiah bahkan jurnal. Itu akan menambah wawasan lebih. Seperti yang dikatakan Pak Guru “Kalau mau jadi orang hebat harus mempunyai lebih dari rutinitas”.