Anak-anak selalu tumbuh menjadi besar. Seiring pertumbuhan fisiknya itu, kecerdasannya juga bertumbuh. Salah satunya adalah kecerdasan bahasa atau verbal-linguistik.

Sayang, tidak semua orang mau menyadari bahwa bahasa adalah salah satu aspek kecerdasan yang berkembang dengan baik jika terus diasah.

Padahal, kompetensi bahasa anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, terutama keluarga sebagai orang terdekat yang tiap harinya berinteraksi dan menjalin komunikasi melalui bahasa.

Oleh sebab itu, kemampuan bahasa anak pada masa-masa awal pertumbuhannya perlu dikawal agar dapat berkembang dengan maksimal. Banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk memancing perkembangan bahasa anak, seperti membacakan dongeng sebelum tidur, menyanyikan sebuah lagu, bermain sandiwara boneka, sampai bercerita menggunakan media gambar berseri.

Hari ini, beberapa family berkumpul di rumah. Mereka membawa putra-putri kecilnyaa. Saat seperti itulah saya masuk untuk ‘kampanye’ sekaligus mendemokan tentang beberapa langkah sederhana untuk berinteraksi dengan anak-anak agar kecerdasan linguistiknya dapat terdampingi dan berkembang dengan baik.

Saat anak-anak usia 2-7 tahun itu asyik dengan gawai orang tuanya, menonton tivi, dan tidak mau turun dari gendongan ibunya, saya muncul membawa sebuah buku dongeng warna-warni. Sebetulnya, buku itu sudah lama terpajang di lemari, tapi belum ada yang menyentuhnya.

Saya membacakan buku itu pada seorang anak yang langsung tertarik. Kemudian diikuti oleh dua anak lagi. Saya bersyukur meski sebentar mereka bisa lepas dari gawai dan televisi.

Melihat saya yang bisa dengan mudah akrab dan membuat mereka lupa untuk berkutat dengan gawainya, beberapa family akhirnya mulai mengajak saya diskusi tentang anak-anak.

Ada yang mengeluh anaknya jarang bicara, sangat pemalu, senang berteriak, sampai senang main pukul. Ada beberapa hal yang saya sarankan untuk menjalin keakraban sekaligus mengembangkan karakter baik dan kecerdasan mereka, seperti senang membacakan cerita atau dongeng.

Dongeng bisa disajikan dengan tujuan agar anak dapat belajar tentang nilai-nilai didaktis yang terkandung di dalamnya. Selain itu dongeng juga dapat memberikan pemahaman dan gambaran nyata tentang dunia melalui jalan sederhana yaitu lewat cerita.

Hal tersebut sudah tepat, karena dongeng memang sengaja diciptakan untuk dibaca oleh anak-anak agar mereka dapat belajar dari cerita yang dikisahkan. Nilai-nilai yang terimplementasi dalam dongeng, dikemas dengan sederhana dan sesuai dengan sudut pandang anak, sehingga mudah untuk diterima dan dipahami oleh logika anak.

Seperti yang diungkapkan dalam sebuah penelitian bahwa dongeng yang dikisahkan pada masa kanak-kanak dapat memberikan sugesti serta menjadi konsep yang tertanam pada diri anak. Isi cerita yang dipahami anak dapat mempengaruhi cara berpikirnya, sehingga dapat berpengaruh pula pada pola kepribadian dan tingkah lakunya dalam menghadapi sebuah problema.

Cerita bisa diperoleh dari buku maupun karangan orang tua sendiri. Akses buku-buku anak di desa memang tidak terlalu terjangkau. Selain harga yang mahal tempat membelinya yang cukup jarang ada di sini. Saya menawarinya alternatif dengan meminjaminya buku-buku dongeng koleksi saya. Selain itu orang tua bisa juga mengakses dongeng di internet atau menciptakan dongengnya sendiri.

Interaksi orang tua dengan anak-anak melalui dongeng tidak berakhir sampai di situ saja. Setiap mengakhiri cerita, orang tua bisa mengajak anak-anak merefleksikan cerita dengan kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, cerita tentang seekor kelinci yang makan sambal berbicara akhirnya tersedak makanan. Hal tersebut tidak pantas ditirukan, dan lain-lain.

Nah, interaksi itulah yang juga akan mengembangkan kecerdasan bahasa anak. Ketika anak sering diajak bicara, dihargai pendapatnya, dan dibetulkan kosakatanya yang keliru, di situlah perkembangan bahasanya akan terbentuk dengan baik dan pesat.

Pelan-pelan orang tua dapat memberikan nasihat, memberi contoh, dan belajar bersama agar anak tidak berkata kasar, agar anak tidak main pukul, agar anak tidak manja.

Selamat mendongeng untuk buah hati, Ayah dan Bunda..

Tabik,

ENDAH KUSUMANINGRUMRELAWAN PUSTAKARUMAH KREATIF WADAS KELIR

Ilustrasi dari sini