Bermain Literasi

Setelah budaya Read Aloud berkembang pesat bagi anak-anak sekolah dasar di Gerobak Baca Wadas Kelir, mendadak saya dihadapkan pada persoalan? Saya melihat semacam kejenuhan pada anak-anak yang selalu datang ke Gerobak Baca. Semangat mereka menurun. Saya pun segera memikirkan. Saya memiliki ide.

“Anak-anak, ayuk ke sini!” teriak saya siang itu. Anak-anak sekolah dasar yang sedang berbaur membaca di Gerobak Baca segera berkumpul. Saya sampaikan gagasan saya, “Hari ini, kita akan bermain yang menyenangkan. Tapi sebelumnya, kalian tolong ambil buku di Gerobak Baca. Setiap anak masing-masing satu buku!”

Anak-anak segera berlarian. Kami pun kumpul kembali. Sekarang di setiap anak ada buku bacaan dan kertas untuk bermain. Saya menyebutnya bermain literasi. Saya memberi komando, “Permainan pertama dimulai kalian cari bunga yang ada di sini, hitung jumlah daun bunganya. Terus, tulis jumlahnya. Sekarang!”

Anak-anak langsung berlari melaksanakan tugas atas apa yang saya perintahkan. Mereka tertawa senang dan gembira. Mereka sangat suka. Setelah selesai, mereka berkumpul lagi. Saya langsung perintahkan,”Tulis jumlah angka dalam kertas secara vertikal!’

Anak-anak langsung menulis. Ada yang: Sembilan, sepuluh, tujuh, dan sebagainya. Kemudian saya perintahkan, “Sekarang, jika kalian menulis angka SEMBILAN, maka carilah kata dalam buku yang hurufnya S E M B I L A N sebanyak-banyaknya. Yang paling banyak menemukan katanya menjadi pemenangnya. Waktu kalian hanya lima belas menit. Dimulai!”

Anak-anak langsung bekerja keras membaca dan mencari kata dalam buku dengan antusias. Saya sangat senang melihat pemandangan ini. Sungguh indah anak-anak membaca dan menuliskan kata dengan cepat. Buku pun bisa menjadi permainan literasi yang menyenangkan.

Setelah waktu selesai, anak-anak saling membacakan jumlah dan kata yang ditemukan. Yang paling banyak selalu mendapatkan tepuk tangan dari teman-temannya. Kemudian dia menjadi juara. Teman-temannya mengucapkan selamat, dan dia mendapatkan hadiah. Anak tersebut sangat senang.

Dan setelah permainan selesai, mendadak anak berteriak, “Lagi, Pak Guru!” Saya bingung, tetapi senang. Saya tidak menyangka anak-anak sangat suka. Saya pun kemudian bermain lagi dengan teknik-teknik yang berbeda, ada teknik membacakan kata asing, menjumlah halaman, mencari kata sifat, kata bersambung, dan sebagainya.

Membaca kemudian menjadi permainan menyenangkan yang saya sebut sebagai permainan literasi. Dari sinilah, anak-anak sekarang menjadikan permainan literasi sebagai kegiatan membaca yang menyenangkan. Anak-anak pun semakin menyukai kegiatan literasi.

Sampai Menulis Kreatif

Saat Read Aloud dan bermain literasi menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak sekolah dasar di Gerobak Baca Wadas Kelir, pertanyaan saya, apakah kemampuan dan pengetahuan mereka dari membaca tidak bisa dikelola untuk mendapatkan sesuatu yang lebih.

Saya sekadar ingin meyakinkan bahwa dengan membaca, anak-anak tidak hanya mendapatkan banyak ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki prestasi yang bagus. Saya pun siang malam memikirkan ini, sampai akhirnya, saya menemukan ide: Menulis Kreatif.

Esok hari saya kumpulkan anak-anak, saya ajak anak bermain literasi dengan orientasi untuk mendapatkan tulisan-tulisan kreatif yang bagus. Saya langsung tugaskan, “Anak-anak sekarang kalian baca buku, ya! Terus cari satu kata yang bendanya ada di sini! Jika sudah ditemukan segera cari dan ambil benda itu!”

Anak-anak segera membaca cepat. Saat sudah menemukan kata yang bendanya ada di sini, anak-anak langsung berlari mengambil benda itu. Yang pertama menjadi pemenangnya. Anak-anak sangat suka dan antusias. Setelah selesai, kini di hadapan anak-anak ada benda-benda aneh: ada batu, daun, rumput, dan tanah.

Saya dan anak-anak tertawa senang. Saya meneruskan permainan, “Sekarang coba perhatikan benda ini. Kemudian, tulis lima kata yang bisa ditemukan di benda ini, misalnya, yang bendanya batu bisa menulis, keras, bulat, dan sebagainya. Apakah kalian jelas?” Anak-anak berteriak, “Jelas!”

Saya melanjutkan, “Dan jika sudah ditemukan kata-katanya, maka buatlah satu kata satu kalimat yang menerangkan benda itu!” Wah, anak-anak langsung bekerja, mereka mengamati benda itu dengan saksama. Setelah mendapatkan kata dari benda itu, mereka langsung menuliskannya, dan membuat kalimatnya. Sunguh indah sekali anak-anak menulis dengan antusias.

Dan mendadak saya berurai air mata, membaca hasil karya tulis anak-anak ini. Sangat bagus dan kreatif. Melalui bermain mereka bisa membuat tulisan kreatif. Saya sangat bangga pada mereka.

Publikasikan dan Bukukan

Dan tentu saja, atas tulisan itu saya harus mengapresiasinya. Yang saya lakukan dalam apresiasi ini adalah saya mengirimkan tulisan kreatif anak-anak ini kemudian massa, saya ikutkan dalam lomba-lomba menulis, dan saya kumpulkan dan dibukukan.

Hasilnya, dunia anak-anak siswa sekolah dasar ini terbelalak, setiap minggu tulisan kreatif anak-anak Gerobak Baca ini dimuat di media massa, ada juga yang memenangi lomba, dan buku kumpulan karya anak-anak pun terbit. Saya terharu senang dan bahagia.

Karena kegiatan literasi di Gerobak Baca Wadas Kelir memberikan dampak langsung bagi anak-anak sekolah dasar, mereka dapat honor, semakin percaya diri sekolahnya, di kelas berprestasi, dan mendapatkan juara maka orang tua mereka mendukung kegiatan Gerobak Baca Wadas Kelir untuk anak-anak sekolah dasar.

Dan dari peristiwa ini saya meyakini, bahwa kegiatan literasi untuk anak-anak sekolah dasar harus dilakukan dengan tiga pondasi penting: membaca, berpikir, dan menulis. Dan tiga pondasi literasi ini dilakukan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan sehingga anak-anak senang, sampai kemudian literasi harus memberikan dampak penting, yaitu prestasi dan materi bagi anak-anak.

Dengan cara inilah kegiatan literasi akan selalu disukai anak-anak, dan anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang literat.**