Categories
Kolom KOLOM VUDU

Jiwa Baru yang Tumbuh di Taman Bacaan Kota Tasikmalaya

Bersatu sekuat sapu yang tidak rapuh ketika berubah menjadi sebatang lidi. Lebih baik menjadi pepohonan yang tumbuh dan rindang, menaungi orang-orang dari cuaca yang lembab dan hareudang. Pohon-pohon itu tumbuh berdekatan sehingga udara baru melimpah ruah untuk dihirup siapa saja. Layah-leyeh dan bersandar di punggung pohon untuk sekadar merenung untuk menemukan makna. Barangkali peristiwa yang ditemukan Isaac Newton akan berulang, meskipun sekadar menghayati lalu-lalang kehidupan.

 

Begitulah mimpi besar Forum Taman Bacaan Masyarakat Kota Tasikmalaya yang resmi berdiri, 31 Juli 2017. Iyep Saepumilah, ketua terpilih secara aklamasi yang disepakati berbagai perwakilan komunitas dan TBM. Selain mengelola TBM Harapan Baru, ia bersedia membangun harapan lain melalui forum yang kemudian dipimpinnya.

Sebenarnya, FTBM Kota Tasikmalaya telah diresmikan  jauh sebelum tahun 2017. Peresmian yang dilaksanakan di rumah Ketua GLS SD Kota Tasikmalaya, Yeyen Marhaenia yang sekaligus bertugas sebagai sekretaris FTBM Kota Tasikmalaya, semacam langkah baru. Kesalahpahaman dalam keorganisasian merupakan salah satu pemantik masalah saat itu. Hal yang wajar terjadi dalam dinamika berorganisasi. Atas inisiatif berbagai pihak dan dorongan FTBM Jabar, maka struktur keorganisasian diperbarui. Sebagian orang lama dan baru kemudian sepakat membangun semangat kebersamaan dan tujuan yang sama.

Setiap daerah memiliki dinamika gerakan forum taman bacaan yang sangat beragam. Pengaruh budaya, gesekan kepentingan, hingga masalah pribadi menjadi bagian warna-warni denyut jantung sebuah organisasi. Begitu pula dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat Kota Tasikmalaya yang sempat mati suri.

Menjadi pagar untuk warga dalam membangun kepekaan, kemanusiaan, dan menghargai lingkungan adalah tujuannya. Menjadi rumah singgah bagi para pegiat literasi untuk memperkuat silaturahmi dalam menyebarkan virus literasi. Kegiatan-kegiatan yang telah berjalan, mulai dari diskusi bulanan (kopdar) yang dilaksanakan secara bergiliran. Saling mengunjungi dan berbagi inspirasi, baik dalam acara formal dan nonformal. Sejauh ini, konsep kolaborasi dari berbagai pihak: Komunitas Jalanan, Gerakan Literasi Sekolah, Taman Bacaan Masyarakat, dan PKBM cukup memperkuat kerelawan seluruh anggota yang bersedia membangun Tasikmalaya melalui jalur literasi.

Langkah sederhana tahun pertama, lebih menyatukan frekuensi setiap tbm/komunitas untuk bergerak bersama dalam literasi. Memperluas cara pandang anggota tentang makna kerelawanan untuk berbagi ilmu dan keterampilan antarkomunitas.

Sebelum terjun mengajak masyarakat untuk meningkatkan minat baca, para anggota menyelenggarakan kegiatan bookshare, kemping pegiat literasi, kolaborasi gerakan antar tbm/komunitas, sosialisasi ke tiap komunitas , sekolah , kampus , anak jalanan.

Data yang masuk per bulan Maret 2018 telah mencapai 36 TBM yang di antaranya: Iyep Saepumilah, SHI.,M.Pd.I – PKBM Harapan Baru, Alamat: Jalan Mekarjaya Rt 04 Rw 01 Kel. Cilamajang Kec. Kawalu Kota Tasikmalaya. Rizki Ginanjar – Galeri Jalanan, Alamat: Perum Griya Permata Indah / Alun-alun Kota Tasikmalaya. Ate Cahyadi – TBM Ihsan, Alamat: Kampung Rancageneng 2 Rt 02 Rw 04 Kel. Sukajaya Kec. Bungursari Kota Tasikmalaya. Acep Ramadani – Semesta Ilmu Society, Alamat: Pesantren Persatuan Islam 67 Benda, Hendra Hendrian – Pamipiran Motekar, Alamat: Pamipiran Leuwiliang Kawalu Kota Tasikmalaya, Andar Trismana – Kebun Buku, Alamat: Komplek Gedung Kesenian Tasikmalaya. Wanti Susilawati – Rumpaka Percisa, Alamat: Bantarsari  No 100 B Rt 04 Rw 04 Rw 16 Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Kode Pos 46132.

Ketimbang mati dan tidak bergerak, lebih baik berjalan perlahan seperti kura-kura. Akan tetapi, bukan berarti menjadi kura-kura tidak berani mengahadapi gelombang. Justru selambat-lambatnya kura-kura, ia tetap melintasi ombak samudera, tidak terombang-ambing, menjaga keseimbangan agat tidak dihantam karang.[]

Leave a Reply