Oleh. Vira Ayu Savila*

[Metro, 3 April 2023] Awal April menjadi pembuka yang sangat apik bagi para komunitas literasi di Kota Metro, Pasalnya, Kantor Bahasa Provinsi Lampung menggandeng Forum TBM Metro Mengadakan acara Pendampingan Mutu Komunitas Penggerak Literasi Tahun 2023

Acara tersebut dibuka langsung oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Desi Ari Presanti, S. S., M.Hum, serta Dihadiri Oleh Mandala Perwakilan dari Forum TBM Prov. Lampung, Forum TBM Kota Metro, Forum TBM Lampung Timur, dan Forum TBM Lampung Tengah, serta Peserta Kegiatan ya g berasal dari 3 Kabupaten Kota yang Mewakili.

Kegiatan Yang di Laksanakan Selama 2 Hari Itu menghadirkan 3 Pembicara, Pada Hari Pertama, Diawali dengan Pemaparan oleh Desi Ari Presanti, S. S., M.Hum, selaku Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung yang Menyampaikan Bahwa 

“Perlu kita ketahui, Kantor Bahasa Provinsi Lampung memiliki peran untuk memajukan literasi di Provinsi Lampung. Khususnya, literasi baca tulis, Namun, ini tidak menutup kemungkinan akhirnya juga pada elemen gerakan literasi yang lainnya. Seperti finansial dan kewarganegaraan.” tutur Desi Ari Presanti, S. S., M.Hum pada peserta Penggerak Komunitas Literasi yang hadir dari Kota Metro, Lampung Tengah, dan Lampung Timur. 

Pada Sesi Ke dua, Materi pendampingan mutu untuk komunitas juga menghadirkan Ibu Sulasmi, S. IP seorang Pustakawan yang ditunjuk sebagai  narasumber dari Dinas Perpustakaan Kota Metro. 

Beliau menyampaikan materi tentang pengolahan bahan pustaka. Menurutnya

Pentingnya pengolahan bahan pustaka adalah guna pelestarian koleksi, pendataan, dan mempermudah proses temu kembali koleksi. Dari kegiatan ini, komunitas literasi dapat mengetahui jenis bacaan yang sudah dimiliki dan yang belum dimiliki. Sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan ketika hendak melakukan pengadaan bahan pustaka. Terciptanya keteraturan dalam proses pemanfaatan koleksi juga menjadi alat bagi komunitas untuk mengetahui jenis koleksi yang digemari oleh masyarakat. 

Sesi ini menjadi sangat kompleks sekaligus menjadi momen refleksi komunitas. Tidak hanya konsultasi, tetapi juga menyampaikan aspirasi untuk memperkuat kerjasama antara komunitas literasi dengan dinas Perpustakaan, Bahkan Perpustakaan bisa menjadi ruang untuk saling bertukar informasi kegiatan komunitas. 

Di Hari kedua (Senin, 3/04/2023)  Pembinaan Mutu Penggerak Komunitas Literasi pada digelar mulai pukul 9 pagi. 

Dengan menghadirkan pemateri dari Forum TBM Lampung, yakni Amin Budi Utomo yang Juga Mewakili TBM Ronaa Sebagai Salah Satu TBM yang Memperoleh Kategori A di Provinsi Lampung. 

Amin Memaparkan Materinya mengenai “Menghidupkan Gerakan Literasi di Masyarakat Melalui TBM” dimana Ia Merekomendasikan sebuah Buku Bacaan Karya Simon Sinek yang berjudul “Start With Why”. ia menekankan, bahwa Setiap Komunitas Literasi/ TBM / Perpustakaan Komunitas, Perlu “Alasan” Untuk Memulai Sesuatu.

“Mengapa Kata “Why” menjadi Penting, karena Itu adalah Triger Utama bagi komunitas literasi dan penggerak literasi sangat penting untuk dimiliki. itulah yang akan menjadi kekuatan, dan Menjaga Nyala untuk terus dapat bergiat. Nah, “find your why?” Misal Kenapa harus membuka lapak baca? Kenapa harus menggiatkan literasi?  karena kita sadar bahwa literasi penting bagi manusia. Inilah yang harus dimiliki oleh penggerak literasi,” papar Amin. 

Pembinaan pada hari kedua itu berlangsung lebih interaktif dengan menekankan pada sesi berbagi profil dan cerita aktivitas literasi di masing-masing TBM. 

Mulai dari TBM Akar Pelangi, yang berfokus pada aktivitas membaca bagi anak-anak dan pelatihan penggunaan komputer bagi remaja.

Sama halnya dengan TBM Ummi Sukaesih dan Pustakaloka Cendekia. Aktivitas mereka cenderung pada anak-anak yang tidak hanya difasilitasi kegiatan membacanya, tetapi juga fasilitas untuk peningkatan kreativitas. Misalnya, dengan membuat kreasi dari kertas origami dan eksperimen sains. 

“Kalau di komunitas Pustakaloka Cendekia, bukan mereka (pengunjung) yang datang untuk mendapat buku, tapi buku yang mendatangi mereka. Dengan kegiata Tour Cendekia ke TPQ atau dengan lapak baca. Selain itu, juga dengan menitipkan buku di warung-warung, karena anak-anak sampai orang tua pasti ke warung,” ungkap Vira selaku pegiat literasi dari Komunitas Pustakaloka Cendekia, Lampung Timur.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Kampung Dongeng Metro dan Read Aloud Lampung. Turut mendapat kesempatan bercerita terkait aktivitas di komunitasnya. 

Kampung Dongeng Metro sudah berdiri selama 1 tahun. Melakukan puppet show, diisi juga dengan aktivitas peningkatan kreativitas anak, senam sehat, bercerita, dan mendongeng. 

Senentara itu, Read Aloud Metro belum lama ini dibentuk. Jarwo Songha, sebagai perwakilan dari Read Aloud Metro selalu membuat konten read aloud di Youtube-nya. Ia juga mencuplik sedikit pengalaman panjangnya di NTT ketika menjadi pengajar. 

“Nah, ini ketika peresmian perpustakaan di sekolah-sekolah NTT yang dilakukan oleh salah satu organisasi Amerika,” tutur Jarwo. 

Direncanakan, ke depannya Kantor Bahasa Provinsi Lampung dapat mengajak setiap komunitas literasi membuat profil komunitasnya masing-masing. Untuk kemudian dijadikan satu dengan komunitas lainnya melalui website. Sehingga mempermudah pencarian di kemudian hari. 

Usai melalui sesi diskusi, diharapkan dari acara tersebut juga Kantor Bahasa Provinsi Lampung dapat memiliki catatan kebutuhan dukungan jenis materi apa saja yang diperlukan oleh penggerak komunitas literasi. 

Dua hari pelaksanaan Pembinaan Mutu Penggerak Komunitas Literasi pun ditutup pada hari itu, pukul 12.00 WIB oleh Desi Presanti, S.S., M.Hum. selaku Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung.

 

*Vira Ayu Savila ( Pustakaloka Cendikia / Bendahara Forum TBM Lampung Timur)

Editor Amin Budi Utomo (Kepala Bidang INFOKOM Forum TBM Lampung)