Penulis : Rakhmadi Gunawan*
Sanggar Bocah Jetis adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang berada di Dusun Jetis. Dimana merupakan suatu tempat yang dulu tak pernah terdengar, bahkan diucapkan oleh seorang pun di Dusun Jetis. Keberadaan Sanggar Bocah Jetis yang hanya berada di teras salah satu rumah warga Jetis yang bernama Kardjono ini, merupakan tempat berkumpulnya anak-anak Dusun Jetis. Kardjono adalah bapak dari Rakhmadi Gunawan atau yang sering dipanggil Mbah Guns. Di tempat inilah Mbah Guns beserta anak-anak di sekitarnya merajut mimpi membuat Sanggar Bocah Jetis menjadi tempat berkumpul sekaligus belajar.
Awal mula terbentuknya Sanggar Bocah Jetis tergolong unik, karena berawal dari guyonan (candaan) Mbah Guns dengan anak-anak sekitar rumahnya yang berandai membuat sebuah tempat untuk berkumpul dan berkegiatan. Dan akhirnya Mbah Guns merubah teras rumah menjadi tempat berkumpul dan berkegiatan untuk anak-anak di Dusun Jetis. Setiap hari mereka bermain, berkumpul, dan melakukan kegiatan di teras itu.
Setelah merasa nyaman dan semakin banyak anak yang berkumpul, kembali ada pertanyaan dalam pikiran Mbah Guns, yaitu hal apa yang bisa menambah asyik dan menarik dari teras ini. Akhirnya Mbah Guns mulai browsing mencari informasi dan referensi pergerakan atau kegiatan apa saja yang dapat menunjang kegiatan mereka sehingga semakin menjadi menarik dan berkualitas. Berbagai kegiatan menjadi referensi, sampai akhirnya tercetuslah ide untuk membuat perpustakaan.
Diawali dengan mengumpulkan buku-buku bacaan bekas, sampai memanfaatkan rak buku bekas yang tak terpakai. Berdirinya perpustakaan ini berawal dari bahan bacaan sekitar 30 buku yang terdiri dari buku pelajaran sampai majalah-majalah bekas. Setelah rak buku dan buku-buku tertata, Mbah Guns mulai mengekspos dan mempublikasikan gerakan mereka. Mulai membuat akun Twitter maupun Instagram dan mulai rajin mem-posting aktifitas mereka sehari- hari.
Gayung bersambut, di salah satu media sosial Mbah Guns berkenalan dengan salah satu pegiat taman bacaan yang berasal dari Desa Banjarsari, Kecamatan Turi. Setelah berkenalan lewat dunia maya dan memaparkan apa visi serta misi masing-masing, akhirnya pengelola taman bacaan tersebut datang berkunjung ke Sanggar Bocah Jetis dengan membawa beberapa buku bacaan. Pertemuan ini tentunya sangat berharga dan membawa energi optimis bagi gerakan Sanggar Bocah Jetis.
Mbah Guns dan anak-anak yang mengelola Sanggar Bocah Jetis mulai gencar memproduksi kegiatan, sekedar membaca buku sampai bercerita untuk anak-anak yang lain secara bergiliran. Setelah mendapat respon dari teman-teman di dunia maya, ternyata di dunia nyata pun tak berbeda jauh. Sanggar Bocah Jetis mendapat surat/undangan dari pemerintah kecamatan yang berisi agar Sanggar Bocah Jetis diajukan untuk mengikuti lomba Dolanan Bocah. Kabar ini disambut dengan antusias oleh anak-anak yang sering ke Sanggar Bocah Jetis. Adanya undangan tersebut mengharuskan Sanggar Bocah Jetis membuat susunan kepengurusan.
Sanggar Bocah Jetis mengawali pergerakan perdananya, bekerja sama dengan guru tari bernama Mbak Daning. Kerjasama tersebut berupa membuat koreo dan juga membuat aransemen musik dari gamelan tradisional guna mengikuti lomba Dolanan Anak di Lapangan Denggung yang di selenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. Walau belum mendapat juara, hasil dari mengikuti kegiatan tersebut membuat anak–anak semakin banyak yang datang ke Sanggar Bocah Jetis.
Pengelola Sanggar Bocah Jetis semakin semangat dalam membuat kegiatan. Mulai dari membuat keterampilan, mendongeng, bahkan kegiatan membaca Al-Quran dilakuan di sanggar ini. Tak hanya itu, Sanggar Bocah Jetis juga semakin aktif mengikuti lomba dan mendukung lomba yang ada di dusun sampai tingkat kabupaten agar keberadaan Sanggar Bocah Jetis semakin dikenal oleh masyarakat. Benar kata orang dulu bahwa nek wis due jeneng mesti entuk jenang, artinya bahwa kalau kita sudah terkenal maka rejeki dan semuanya akan mengikuti. Idiom ini sangat terasa bagi Sanggar Bocah Jetis, dulu koleksi buku hanya 30 judul sekarang kurang lebih 600 judul buku. Pencapaian yang sangat mengagumkan kerena dalam waktu kurang dari satu tahun koleksi buku meningkat cukup banyak.
Kebahagian pasti diimbangi dengan kewajiban, buku meningkat tapi minat kunjung dan minat baca belum maksimal. Hal ini membuat pengelola harus memutar otak untuk selalu melakukan inovasi agar minat kunjung dan juga minat baca meningkat. Semua ini perlu dilakukan guna mempertanggung jawabkan semua bantuan buku yang telah diberikan ke Sanggar Bocah Jetis. Beberapa langkah yang coba mereka lakukan yaitu selalu merubah penataan dekorasi ruangan agar anak-anak senang datang ke Sanggar Bocah Jetis. Harapannya akan meningkatkan minat baca buku anak-anak tersebut. Walau begitu ternyata itu pun belum cukup untuk bisa meningkatkan minat kunjung anak-anak ke Sanggar Bocah Jetis.
Melihat koleksi buku yang semakin lama koleksinya semakin banyak, Mbah Guns sebagai pengelola Sanggar Bocah Jetis selalu merasa dihantui perasaan tentang kebermanfaatan buku-buku itu. Mulai berpikir bagaimana cara membuat buku-buku koleksi Sanggar Bocah Jetis agar sampai ke pembaca. Bermodalkan kotak bekas keranjang buah dan sepeda tuanya, Mbah Guns mulai melakukan gerakan mendekatkan buku ke pembaca yang diberi nama Ontel Smart.
Pada awalnya, gerakanini hanya dilakukan saat ada rapat Karang Taruna di Desa Caturharjo serta TPA di masjid sekitar Sanggar Bocah Jetis. Saat Sanggar Bocah Jetis mengikuti lomba perpustakaan komunitas dan menjadi juara ke II terbaik se-Kabupaten Sleman, Mbah Guns bernazar akan mengayuh sepedanya di mana pun akan diadakan penyerahan hadiah. Waktu yang dinanti tiba, datang undangan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah bahwasanya akan ada kegiatan di area Candi Prambanan. Mungkin karena saking semangatnya, acara trersebut dimaknai sebagai acara penyerahan hadiah. Akhirnya Mbah Guns pun mempersiapkan segalanya untuk melaksanakan apa yang telah menjadi ucapannya, yaitu mengayuh sepeda ontel yang diberi nama Ontel Smart, dari Sanggar Bocah Jetis menuju Candi Prambanan.
Di saat bersamaan, ada seorang donatur bernama Nanang Kusutanto ingin membuatkan krombong yang didesain khusus olehnya agar semakin bagus dan tentunya aman saat dibawa keliling. Pada tanggal 18 Mei 2017 menjadi sejarah bagi Sanggar Bocah Jetis, karena di tanggal itu Mbah Guns dengan Ontel Smart Sanggar Bocah Jetis melakukan ekspedisi kampanye gerakan cinta baca ke Candi Prambanan. Menempuh jarak sekitar 150 km, Mbah Guns melakukan start dari Sanggar Bocah Jetis pukul setengah lima dini hari dengan dikawal oleh teman-teman Karang Taruna Caturharjo. Dalam perjalanan Mbah Guns sempat akan pingsan karena kelelahan dan juga belum makan. Setelah istirahat sejenak, akhirnya Mbah Guns melanjutkan perjalanan sampai ke komplek Candi Prambanan sekitar pukul tujuh pagi dengan selamat. Bangga dan bahagia mengalahkan rasa lelah.
Setelah ekspedisi tersebut, Mbah Guns semakin mantap untuk melanjutkan gerakan ekspedisi cinta baca. Berbekal saran dari salah satu kawannya pengelola Padepokan ASA, Mbah Guns mulai dikenalkan kepada para komunitas-komunitas pegiat pendidikan yang ada di Kota Jogja dan sekitarnya. Mbah Guns dengan Ontel Smart-nya diikutkan pada pertemuan dan festival para pegiat pendidikan yang diadakan di Balai Kota Jogja. Hasil mengikuti kegiatan ini membuat Mbah Guns mendapat banyak sekali tambahan jaringan dan juga ilmu.
Suka dukanya Mbah Guns dalam mendekatkan bahan bacaan ke masyarakat dengan Ontel Smart? Menurut Mbah Guns sukanya lebih banyak dari pada dukanya. Sukanya yaitu jadi tambah menghayati perjuangan Sanggar Bocah Jetis, semakin mengetahui minat baca dan respon masyarakat akan minat baca, serta tentunya tambah saudara dan teman dalam bergerak. Dukanya yaitu lelah, itupun hilang saat melihat anak-anak menyambut sepeda Ontel Smart Sanggar Bocah Jetis dan mulai berebut bacaan.
Setelah kegiatan Ontel Smart berjalan, Sanggar Bocah Jetis melakukan kerjasama dengan organisasi pemuda yaitu Karang Taruna dengan membuat kegiatan yang diberi nama Minggu Berbagi. Minggu Berbagi yaitu kegiatan yang diadakan setiap dua minggu sekali di dusun-dusun wilayah Desa Caturharjo, melibatkan pemuda setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan bahan bacaan kepada anak-anak dan masyarakat di dusun yang didatangi oleh tim Karang Taruna dan Sanggar Bocah Jetis. Kegiatan ini juga digunakan sebagai sarana memotivasi gerakan kepemudaan dusun agar mau mendirikan pojok-pojok baca di dusunnya masing-masing dengan bahan bacaan yang dipinjami oleh Sanggar Bocah Jetis sebagai awalannya.
Tak hanya berhenti disitu, Sanggar Bocah Jetis juga melakukan kerjasama dengan sekolah sekitar dalam mengadakan kegiatan gelar buku sekaligus mensukseskan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Sanggar Bocah Jetis berupaya dengan segala inovasinya mendekatkan bahan bacaan ke pembaca, walaupun masih banyak juga kekurangannya, salah satunya adalah masih minimnya buku bacaan untuk anak- anak.
Dalam mensiasati kekurangan bahan bacaan, Sanggar Bocah Jetis melakukan kerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Sleman, yaitu dengan mengakses program Silang Layan. Selain itu, Sanggar Bocah Jetis juga bekerjasama dengan Perpustakaan Desa Caturharjo dalam pengadaan bahan bacaan.
Harapan Sangar Bocah Jetis kedepannya agar bertambah lagi koleksi buku bacaan agar bisa mewujudkan pojok baca di 20 pedusunan di Desa Caturharjo. Adanya pojok-pojok baca tersebut, harapannya akan meningkatkan minat baca masyarakat. Pada akhirnya berupaya untuk mencerdaskan masyarakat sehinggaa ekonomi masyarakat akan mengalami peningkatan.
*Rakhmadi Gunawan. Pegiat literasi DIY dan aktivis Karang Taruna DIY. Pengelola TBM Sanggar Bocah Jetis (Sleman, DIY).