Kita tidak pernah tahu hasil membatik yang dari kain putih, malam yang dilelehkan dan canting yang dipegang dilumuri dengan kesabaran para pembatik tradisional. Mahakarya orang-orang penuh kesabaran di Indonesia.

Pembatik Indonesia, hari ini tanggal 2 Oktober mereka sedang merasakan bahagia. Batik dipakai di mana-mana. Banyak instansi pemerintah yang mewajibkan menggunakan batik. Artis, guru, karyawan, dan orang-orang yang ikut merayakan hari ini terlihat mengenakan pakaian batik. Pemandangan yang indah hari ini. Saya merasa ini Indonesia. Rasa haru bukan hanya saya saja yang merasakan, namun mereka [pembatik] dan pecinta batik sangat senang dengan perubahan iklim yang sekilas ini.

Mengetahui batik, seperti kita mengetahui literasi. Batik yang mempunyai pesan adiluhung para leluhur dan pesan moral orang masa kini, dicanting dengan penuh kesabaran. Batik sebagai warisan leluhur kita perlu perhatian untuk memperkenalkan batik ke panggung dunia. Misalnya lewat beragam peragaan busana di luar negeri atau upaya kreatif lainnya.

Begitu pun literasi sebagai budaya mencerdaskan bangsa. Tak ada yang lebih hebat dari literasi. Akselerasi pengetahuan dapat sangat mudah tercapai. Tak mengenal golongan ras, agama, miskin, kaya, dapat berliterasi. Semua orang bebas mengungkapkan gagasan, ide, khayalan dengan tujuan-tujuan yang literet. Oleh karenanya, kesabaran sebagai seorang pegiat literasi sangat dibutuhkan. Literasi yang mencerdaskan perlu ada perhatian yang lebih untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang melek literasi.

Pada dasarnya, gelombang literasi sebagai suatu gerakan pemberdayaan. Begitu pun dengan definisi literasi sendiri. Literasi bukan hanya pada kemampuan baca tulis, namun kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya.

Namun perlu ada kesabaran untuk menuai hasilnya. Literasi bukan produk instan yang dapat dinikmati sekarang juga. Seperti kopi instan yang siap diseduh dan dinikmati aromanya. Ada banyak hal yang perlu diperjuangkan. Sudah saatnya kita,  para pegiat literasi tak boleh kenal lelah untuk menjadi marketing literasi. Mengenalkan literasi di tengah zaman now. Mempublikasikan seperti produk yang paling tren di televisi. Dimana-mana yang terdengar literasi. Betapa indahnya banyak melihat orang membincangkan tentang literasi, membacakan buku cerita, berdiskusi buku bacaan, mengkritisi opini dan banyak hal yang bisa dilakukan melalui literasi.

Bersabarlah untuk menjadi seorang pegiat literasi. Membuat pembelajaran bermakna bagi setiap orang yang ditemuinya. Marilah menggalakan semangat literasi, mendukung gerakan literasi, mengarahkannya pada hal-hal positif. dan satu hal yang tak kalah penting, mencari generasi penerus pegiat literasi. Ini bukan pekerjaan yang menarik dan menjanjikan bagi anak muda karena tolak ukur dan upahnya yang entah. Kita perlu usaha yang lebih keras untuk   meyakini diri kita, menjadi pegiat literasi akan membawa kesejahteraan bagi diri kita dan orang di sekitar kita.

SELAMAT HARI BATIK NASIONAL! SALAM LITERASI!