‘‘Hari ini kita masak sayur sup!, Ayuk kita ambil bahan-bahan yang ada di kulkas?’’, ucap Ibu dengan melihat anak semangat memilih sayurnya.
‘‘Ini Wortel, Kobis, Brokoli, dan Sledri Bu!’’ jawab anak dengan menunjukan sayurnya.
‘‘BAGUUUS’’, jawab ibu dengan mengacungkan jempol tangan kanan.
‘‘Yuk , kita cuci kemudian dipotong-potong!’’. Perintah Ibu.
‘‘Siap Ibu..’’ .
Anak merasa senang jika perintah seperti ini, itu memang masa-masa anak merasa keingin tahuan sangat besar, jadi jangan mengelak bahwa memasak bukan hanya untuk orang tua saya dan bukan untuk anak perempuan saja tetapi disisi lain anak sedang membutuhkan pengetahuan yang belum dapat. Kebranian anak adalah mempunyai rasa ingin tahunya tinggi sehingga kalou sudah di dapat anak akan berpikir lebih jauh dan lebih tahu mana yang baik dan mana yang buruk dan ini adalah salah satu cara yang sederhana yaitu dengan memanfaatkan belajar memasak untuk anak. Ada beberapa keuntungan atau manfaat anak berlatih memasak. Berikut adalah manfaat bermain memasak untuk anak dengan metode kognitif.
Pertama, Melatih motorik halus. Ketika Ibu memasak dan anak ingin ikut potong-potong, ajak saja dan kasih anak pisau mainan yang terbuat dari plastik. Kegiatan memotong mengasah kemampuan motorik halus pada anak. Selain itu, kegiatan memindahkan sayur dari wadah satu ke wadah lainnya akan melatih anak untuk menjimpit, hal itu juga dapat melatih kemampuan motorik halusnya. Penggunaan sumpit misalnya, juga dapat melatih kemampuan motorik halus untuk anak.
Kedua, Mengenal bentuk. Ketika memasak, banyak barang yang digunakan, misalnya mangkok, talenan, sendok dan pisau. Sambil memasak, Ayah atau Ibu bisa bercerita pada anak, mangkok bentuknya bulat, talenan bentuknya persegi, sendok itu tumpul dan pisau itu tajam dan sebagainya. Sehingga selain bermain, anak juga secara tidak langsung belajar. Selain mengenalkan bentuk berupa alat masak, Ayah-Ibu juga bisa dengan mengenalkan bentuk menggunakan sayuran, misal, wortel itu bentuknya seperti kerucut, brokoli itu bentuknya seperti jamur dan sebagainya.
Ketiga, Mengenal warna. Peralatan masak atau bahan yang akan dimasak biasanya berwarna warni. Ayah atau Ibu bisa mengajak anak belajar mengenal warna. Misalnya ketika Ibu masak sup, biasanya bahan sup ada wortel, brokoli, buncis, kubis, seledri dan sebagainya. Atau dari peralatan, misalnya mangkuk, piring dan sebagainya. Kita bisa memberitahukan warna-warna tersebut pada saat melakukan permainan memasak. Sehingga anak tahu warna dengan cara yang menyenangkan.
Keempat, Belajar sains. Kegiatan atau bermain memasak dapat mengajarkan sains pada anak. Yaitu dengan mengajarkan sains pada anak dengan menceritakan manfaat sayur untuk tubuh, misalnya apa sih manfaat wortel untuk tubuh, kenapa kita harus makan sayur dan sebagainya. Kita juga bisa menjelaskan bagaimana proses air yang layak minum dll.
Kelima, Mengasah keterampilan sosial emosional. Dengan kegiatan atau permainan memasak, anak akan mengerti proses. Misal, bagaimana masakan itu akhirnya bisa dimakan. Dengan ikut terlibat dalam aktivitas bermain memasak, anak akan lebih menghargai proses dan kerja keras orang lain dalam menyiapkan makanan sehingga diharapkan anak untuk lebih menghargai makanan.**