Suaran adzan terdengar dari dalam mushola. Suasana masih sepi hanya muadzin di dalamnya. Anak-anak masih bermain di sebuah kebun yang banyak mainan.
“Ayo, anak jamaah!” perintah Kyai pada anak didiknya.
Anak-anak berlari. Mengambil air wudhu dan duduk rapi menunggu iqamah. Sudah kesekian kalinya anak-anak kurang tepat waktu kalau tidak diingatkan. Setelah sholat anak-anak mengaji bersama kyai dan para ustadz.
Pak Kyai menyodorkan sebuah secarik kertas kecil yang berjudul “Manfaat Sholat Jamaah”. Anak-anak kaget dengan hal baru seperti ini. Mereka membacanya dengan seksama. Bahwasanya isi kertas tersebut berisi berbagai macam manfaat sholat jamaah salah satunya adalah pahala yang berkali-kali lipat dari pada sholat sendirian.
Sang Kyai pun menjelaskan bahwa untuk menjadi yang terbaik harus tepat waktu. Apalagi menjadi orang sukses. Anak-anak mendengarkan dengan seksama. Kita hidup karena adanya Allah. Ketika Allah memanggil kita dengan dikumandangkan adzan. Maka kita harus cepat menghampirinya.
Keesokan harinya anak sudah tidak seperti biasanya. Mereka sudah ambil air wudhu ketika adzan. Sudah tidak ada lagi diantara mereka yang terlambat. Sesungguhnya melatih kedisiplinan bukan hanya dari sistem yang dibuat oleh lembaga atau pendidik. Namun kita bisa melatih kedisiplinan melalui literasi agama.
Sang Kyai pun senang dengan keadaan anak yang sudah perlahan berubah. Kali ini beliau menjelaskan bahwa untuk membuat orang lain senang maka kita harus bisa disiplin. Begitu pula kita dengan Allah yang telah menciptakan kita. Oleh karena itu pertahankan hal seperti ini untuk belajar kedisiplinan kita. Mulai dari sholat, makan, mandi, tidur itu semua dilakukan dengan tepat waktu.
Kedisiplinan anak harus dilatih sejak dini. Untuk membuat output berkualitas perlu adanya peran dari orang tua, guru dan lingkungan. Literasi agama dapat diterapkan di tempat lain untuk mewujudkan kedisiplinan anak.