Categories
Kabar TBM

MELAYARI IMAJINASI ANAK

Merayakan Hari Dongeng Sedunia 20 Maret 2021

 

Di selembar daun. Sang semut terseret arus sungai yang deras. Erat ia memegang tepian daun. Karena jika jatuh kedalam air. Entah apa yang akan terjadi.

Di atasnya, nampak burung nuri, sahabatnya mengikuti. ‘Bersiaplah’ ujarnya. ‘Ada ranting pohon di depan. Hinggaplah di sana engkau akan selamat naik ke daratan.

 

Penggalan kalimat dongeng tentang persahabatan semut dan burung nuri di atas masih terngiang di benak. Pun ketika saya menulis Melayari Imajinasi Anak, merayakan Hari Dongeng Sedunia.

Membacakan dongeng serta cerita-cerita lainnya menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Terlebih budaya bertutur sangat erat. Bermacam cerita disampaikan. Berbagai narasi didendangkan. Kecintaan orang tua kepada anaknya semenjak masih kecil mengalir dalam proses mendongeng.

Dongeng yang diberikan kepada anak-anak dengan cara yang baik dan menyenangkan (fun learning) dapat meningkatkan kecerdasan moral antara sebelum dan setelah mendengar dongeng. Bahkan, apabila diberikan dengan baik dan terus menerus, seorang anak akan memiliki tingkat kecerdasan moral yang lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat penyampaian nilai moral melalui dongeng.

Tanggal 20 Maret, diperingati sebagai Hari Dongeng Sedunia. Bermula dari Swedia, tahun 1991 merayakan “Alla Berättares Dag”  (All Storytellers Day / Hari Semua Pendongeng). Perayaan tersebut semakin berkembang dan meluas. Tahun 1997, pendongeng di Perth, Australia Barat menggelar Celebration of Story. Di Meksiko dan negara-negara Amerika Latin lainnya, tanggal 20 Maret telah diperingati sebagai Hari Pendongeng Nasional. Perayaaan kemudian meluas dari Swedia ke Norwegia, Denmark, Finlandia dan Estonia, kemudian  Menyebar ke Kanada, Perancis, dan Belanda. Tahun  2005, ketika Hari Dongeng Sedunia dilaksanakan serempak di 25 negara, 5 benua. Akhirnya tanggal 20 Maret ditetapkan sebagai Hari Dongeng Sedunia (World Storytelling Day).

Setiap tahun nya, perayaan  mendongeng dihubungkan oleh tema yang sama. Setelah tahun 2004 dengan tema  Burung, 2005 – Jembatan,  2006 – Bulan, 2007 – Pengembara,  2008 – Mimpi, 2009 – Tetangga, 2010 – Cahaya dan Bayangan, 2011 – Air,  2012 – Pohon,  2013 – Keberuntungan dan Nasib, 2014 – Monster dan Naga, 2015 – Keinginan, 2016 – Wanita Kuat,  2017 – Transformasi, 2018 – Orang Bijak dan pada tahun  2019  mengusung tema  Mitos, Legenda, dan Epik.  Di tahun ini disepakati dongeng dengan tema pelayaran.

 

Namun, tentunya bukan hanya pada tanggal itu (20 Maret) saja kita melakukan kegiatan mendongeng. Seyogyanya sesering mungkin bahkan jika memungkinkan setiap hari. Karena, yang terpenting dari peringatan hari dongeng 20 maret, selain untuk merayakan dongeng sebagai sebuah proses, metode dan seni, peringatan hari dongeng juga untuk selalu mengingatkan manfaat dari mendongeng. Sebagai  penyampaian pesan moral (transfer nilai) kepada para pendengarnya. Seperti membiasakan budaya membaca, mendapatkan nilai-nilai kehidupan dan budi pekerti, mengembangkan imaji serta kreativitas, meningkatkan kemampuan berbahasa, lebih mempererat hubungan emosional, mengenal dongeng secara global, serta upaya menjaga cerita-cerita tradisional daerah.

Sebagai bentuk sastra lama,  dongeng tentunya beredar di setiap daerah, dengan seting dan tokoh yang berbeda. Namun memiliki cerita yang sama mengenai asal-usul sebuah tempat, mitos, serta cerita-cerita lainnya yang berkaitan dengan kedaerahan. Oleh karena itu, dongeng dekat dengan tradisi budaya daerah.

Leave a Reply