Seiring kemajuan teknologi, tidak bisa dimungkiri, kebutuhan akan internet telah menjadi bagian dari kebutuhan primer manusia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna akses internet di Indonesia pada kuartal II tahun 2020 telah mencapai angka 196,7 juta atau 73,7% dari jumlah penduduk Indonesia. Angka ini meningkat sebesar 8,9% dibanding kuartal II tahun 2019 lalu.

 

Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan akses internet oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Tentunya, penggunaan internet haruslah didukung kemampuan literasi digital sehingga bisa membawa kemajuan. Pentingnya literasi digital utamanya bagi usia produktif bahkan telah menjadi fokus dunia. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya literasi digital ke dalam 6 (enam) literasi dasar pada Forum Ekonomi Dunia 2015.

 

Tentunya, dengan kemampuan literasi digital yang baik, akan terlahir generasi melek teknologi yang mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas. Sejalan dengan hal ini, dunia literasi sangat diuntungkan dengan adanya aktivitas literasi di era digital. Banyaknya pengembangan kreativitas yang semakin meningkat juga memberikan peluang-peluang yang sebelumnya belum pernah terbayangkan. Misalnya, munculnya profesi konten kreator seperti podcaster, youtuber, blogger, penulis di portal berbayar, dan masih banyak lagi.

 

Jika sebelumnya sarana untuk menyebarkan informasi masih terbatas melalui media cetak, kini kita bisa menikmati karya para konten kreator melalui banyak pilihan media. Kita juga bisa menjadi konten kreator, dan bersaing tidak hanya dengan para konten kreator di dalam negeri. Era ini mendorong kita untuk makin kreatif sekaligus juga kritis untuk bisa bertahan.

Di sisi lain, agar bisa memperoleh keuntungan dengan kemajuan teknologi ini, ada sejumlah hal yang seyogyanya kita lakukan. Jangan sampai, teknologi ini hanya menjadikan kita sebagai konsumen konten dan informasi yang beredar di jagad maya. Untuk itu, dibutuhkan peningkatan pemahaman penggunaan teknologi yang tepat guna.

 

Berdasarkan temuan yang dilakukan oleh Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) selama tahun 2019, dan dilakukan di 18 kota serta melibatkan 2.280 responden, didapatkan hasil yang cukup baik. Temuan tersebut mengungkapkan bahwasanya terdapat kelompok masyarakat yang telah mampu berpikir kritis saat mengonsumsi dan memproduksi informasi. Walaupun skor tertinggi tetap terdapat pada keterampilan mengonsumsi secara fungsional. Yang artinya masyarakat baru menggunakan media sosial sebatas mencari informasi saja.

 

Untuk itu, agar bisa memaksimalkan keuntungan berliterasi di zaman digital ini, berikut beberapa upaya yang bisa kita lakukan :

 

  • Memperbanyak referensi

Referensi dibutuhkan untuk memperkaya wawasan berpikir kita. Semakin banyak referensi, kita tak akan gampang terpengaruh oleh satu jenis pandangan saja. Hal ini juga membantu kita agar tak tergesa-gesa dalam bertindak atau melakukan hal-hal gegabah.

Misalnya saja saat mendapat sebuah informasi tertentu. Dengan referensi yang luas, kita bisa mempertimbangkan apakah informasi tersebut bermanfaat atau tidak. Referensi yang luas bisa didapat dengan mengakses media informasi yang tepat.

 

  • Memperluas cakrawala berpikir

Sejalan dengan poin pertama, memperluas cakrawala berpikir juga bisa kita dapatkan dengan memperluas referensi. Hal ini juga mendorong kita untuk lebih berpikir terbuka untuk ide-ide baru yang bisa melahirkan kreativitas dan produktivitas dalam menghasilkan karya atau produk.

 

  • Bergabung dengan komunitas yang positif

Kita juga bisa bergabung dengan komunitas positif untuk mendapatkan lingkungan positif yang mendorong kita untuk selalu berpikir positif pula. Ditambah kemudahan menciptakan komunitasyang tak terhalang jarak, kini kita bisa masuk ke berbagai komunitas. Kita juga bisa mengikuti banyak seminar online untuk meningkatkan kemampuan kita.

 

  • Meningkatkan keterampilan mengolah informasi

Menerima informasi haruslah diikuti dengan keterampilam mengolahnya. Karena informasi yang tidak diolah lebih lanjut hanya akan mengendap dan tak menghasilkan hal produktif. Biasakan diri berpikir lebih lanjut setelah mendapatkan informasi. Dan tak berhenti sampai di situ. Biasakan pula agar hal ini diikuti oleh kemampuan berpikir kritis, yang merupakan salah satu ciri kecakapan abad 21. Kita seyogyanya tidak menerima secara gamblang sebuah informasi. Tetapi mengolah informasi tersebut menjadi hal yang bermanfaat.

 

Generasi dengan keterampilan literasi digital yang baik adalah sebuah jalan untuk bisa menyelaraskan diri dengan kemajuan yang ada. Untuk itu, tidak cukup menjadi konsumen yang hanya mampu menerima informasi saja.Dibutuhkan banyak upaya positif agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal di era teknologi yang memiliki kecepatan luar biasa ini. Sehingga kemajuan zaman menjadi sebuah hal yang harus disyukuri dan berkontribusi pada peningkatan peradaban. Bukannya malah menghancurkan.

 

Sumber :

teknologi.bisnis.com

literasinusantara.com

wartaekonomi.co.id

ugm.ac.id