GAGAL LAGI GAGAL LAGI. Rasanya ingin menghabiskan air mata ini. Ngamuk. Berteriak. Melempar apa saja yang didekatnya. Menyerah dan putus asa adalah perasaan yang paling dekat di pikiran dan hati. Seperti usaha yang saya kerjakan selama ini menjadi sia-sia.
Kegagalan selalu membayangi kita untuk maju ke depan. Entah itu gagal lomba, gagal prestasi, gagal sukses atau gagal bercinta dan lain sebagainya. Ragu-ragu dalam keyakinan sudah menempel dalam hati. Hati tak bisa dibohongi lagi. Melangkah pun sulit sekali. Jangankan melangkah. Untuk merencanakan saja sudah ragu. Ingin menghapus saja rasanya. Ah, paling gagal lagi. Sudah pesimis duluan. Kalimat “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda” sudah tak mampu memotivasi untuk bangkit kembali,
Dari sinilah, sebenarnya kepribadian mental seseorang diuji. Seberapa lama seseorang bisa bertahan melawan kegagalan. Seberapa kuat seseorang bisa menghadapi kegagalan. Belajar kegagalan tak semata-mata dengan kata-kata. Namun perlu adanya kepahaman arti sebuah kegagalan. Maka diperlukan sebuah literasi untuk mengartikan makna kegagalan agar mau bangkit lagi.
Saya adalah salah satu korban dalam kegagalan. Tidak hanya satu dua kali tapi mungkin sudah berkali-kali. Dari artikel yang belum pernah dimuat di salah satu media sosial, kompetisi lomba yang belum mendapatkan juara, dan dari memimpin sebuah organisasi yang pernah berantakan. Stres, iri, dan marah pernah mampir dalam pikiran. Kenapa saya gagal terus?
Maka ada beberapa yang harus dilakukan oleh seorang yang pernah gagal. Pertama, intropeksi diri. Kenapa karya kita atau pekerjaan kita gagal. Mungkin bisa terjadi karena memang hasilnya kurang memuaskan. Maka karya orang yang pernah berhasil menjadi bahan pembelajaran untuk kita pelajari ke depan. Selanjutnya, mungkin pekerjaan yang kita lakukan kurang maksimal. Kita selalu santai di saat orang lain bekerja. Salah indikator orang lain bisa berhasil ialah keseriusan semaksimal mungkin dalam mengerjakan suatu hal.
Kedua, kemampuan kita bertahan melawan gagal. Jangan selalu merasa bahwa kita adalah orang paling gagal, orang yang paling apes atau orang yang paling tidak beruntung. Itu akan menambah keterpurukan terhadap diri kita sendiri. Maka dari itu diperlukan kita untuk bertahan melawan gagal. Kata Pak Heru Kurniawan pendiri Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK) kenapa RKWK bisa selalu berkembang sampai saat ini selama 4 tahun? Jawabannya ialah karna ada dua yaitu Bertahan dan Berinovasi.
Mata air akan bertemu dengan lautan yang indah entah begitu berapa lamanya. Begitu juga dengan karya. Karya kita akan bertemu dengan jodohnya dikelak nanti. Entah itu sekarang secara langsung, nanti atau lusa. Tinggal kita mampu untuk bertahan menunggu atau tidak.
Dari sinilah ada manfaat sendiri dari gagal karena bisa melatih mental kepribadian seseorang dan belajar dari kesalahan. Pengetahuan seseorang akan bertambah ketika bisa belajar dan meloncat lebih jauh. Gagal bukan titik akhir. Gagal bukan penghapusan prestasi. Gagal merupakan makna tersirat kepribadian kita memandang masa depan menuju kesuksesan.[]