Oleh. Thobroni*
Judul: Anak Bulan Terjun ke Sungai Kayan
Penulis: Rendy Aditya Paraja
Penerbit: Baloy Aksara, Tarakan
Tahun: 2021
Ide menulis cerita dalam bentuk cerpen dapat ditemukan dari beragam sumber. Bisa dari kebudayaan modern ataupun khazanah kebudayaan tradisional. Rendy Aditya Paraja seorang sastrawan muda dari Kota Tarakan memilih kemungkinan kedua. Yakni menulis berdasarkan ide dari kebudayaan yang berkembang di masyarakat tradisional yakni mitos.
Mitos merupakan bagian dari sistem pengetahuan folklore yang berkembang dan mewarnai peradaban masa lalu masyarakat nusantara. Banyak sekali mitos muncul dan berkembang. Di pulau Jawa maupun luar Jawa. Pada banyak suku dan kelompok masyarakat juga. Padahal Indonesia memiliki ribuan pulau dan suku bangsa. Tidak heran Indonesia memiliki khazanah mitos yang luar biasa. Dan tak pernah habis digali sebagai pengetahuan maupun pelajaran hidup masa kini.
Buku Anak Bulan Turun ke Sungai Kayan karya Rendy Aditya Paraja merupakan karya sastra yang memilih berbeda dibandingkan karya lain khususnya yang pernah terbit dari tanah Borneo atau Kalimantan. Rendy Aditya Paraja menjadi generasi kekinian yang mewakili karakter budaya Borneo semenjak kepergian sastrawan besar Korrie Layun Rampan.
Hal yang sama dengan Korrie Layun Rampan pada diri Rendy Aditya Paraja ialah keberaniannya menggali mitos sebagai sumber ide kreatif. Menggali, membaca, memberi makna dan menafsirkannya dalam bentuk karya sastra cerpen. Jadilah cerpen di dalamnya merupakan mitos yang ditulis sebagai cerita modern dengan ciri khas estetikanya.
*Ketua Forum TBM Kalimantan Utara